Arzeya || 40

712 41 3
                                    

Haloooooo!

Apa kabarrr? Semoga baik yaaa!

Langsung aja ya happy reading!

*****

"Gue pergi. Gue harap hidup lo tetep bahagia." Ujar Arsha kemudian meninggalkan tempat itu dengan semua rasa sakitnya yang masih ada.

Zeya terduduk lemas di lantai, menatap kepergian Arsha. Ia terus menatap punggung tegap Arsha yang semakin menjauh, kemudian menghilang di belokan lorong.

Lorenzo yang melihat itu sedikit merasa iba sedikit tak tega dengan kondisi Zeya, namun ia menepis segala pemikirannya itu. Ia harus tetap kepada pendiriannya.

"Masuk." Titah Lorenzo pada Zeya.

Zeya segera mengikuti Lorenzo, ia ingin segera menyelesaikan semua masalahnya.

Sesampainya di ruang tamu Zeya segera mendudukkan dirinya bersebrangan dengan Lorenzo. Ia menatap datar Lorenzo yang juga tak kalah datar darinya.

"Langsung aja, gue udah lakuin yang lo suruh. Sekarang bebasin Kinan sekarang juga." Ucap Zeya memulai pembicaraan.

"Santai, queen. Gue bakal tepatin janji gue. Kalo gue ingkar gue juga udah tau resikonya." Balas Lorenzo santai.

"Where is Kinan, Lorenzo. Gue ga suka basa-basi." Tekan Zeya yang sudah menatap tajam ke arah Lorenzo.

"Oke-oke. Ikut gue." Ujar Lorenzo sambil berdiri dan berjalan menuju sebuah ruangan. Zeya mengikuti Lorenzo dari belakang, ia tetap waspada kepada sekitar. Karena ruangan ini seperti ruangan tersembunyi.

Lorenzo berhenti tepat di depan pintu berwarna hitam, ia memegang kenop pintu kemudia membukanya.

Mereka berdua masuk ke ruangan tersebut, terlihat seorang gadis yang sangat Zeya kenal sedang duduk lemas di kursi, gadis itu adalah Kinan. Tak lupa dengan mulut di lakban, tangan dan kaki yang di ikat.

Kini penampilan Kinan jauh dari kata baik, pakaian yang ia kenakan lusuh dan rambut berantakan.

Zeya mendekat ke arah Kinan yang sedang menutup mata, entah ia tidur atau pingsan.

Zeya menepuk pipi Kinan, "Kinan, bangun."

Kinan yang mendapat tepukan di area wajahnya sontak membuka matanya. Yang ia lihat pertama kali adalah wajah tenang Zeya, dengan senyumnya.

Zeya melepas lakban yang membekap mulutnya Kinan, agar Kinan bisa bicara.

"Zey? Lo kok disini? Si pengecut itu juga culik lo?!" Tanya Kinan bertubi-tubi. Ia kemudian menatap nyalang ke arah Lorenzo.

Lorenzo yang ditatap seperti itu hanya mengangkat sebelah alisnya, kemudian mengalihkan pandangannya.

"Zey lo ga di culik juga kan sama dia?" Tanya Kinan yang penasaran karena sedari tadi Zeya hanya diam.

Zeya menggeleng kemudian bergegas membuka ikatan tali di tangan Kinan. "Gue ga di culik juga kok. Buktinya gue masih bisa buka ikatan tali ini."

"Baguslah. Tapi kok lo bisa disini?" Tanya Kinan sambil menatap bingung ke arah Zeya.

"Udah itu ga penting. Lebih baik kita pergi dari sini sebelum Lorenzo berubah pikiran." Ujar Zeya sambil berdiri dan ingin bergegas keluar.

Kinan berjalan lebih dulu, kemudian disusul oleh Zeya. Namnun sebelum menyusul Kinan suara Lorenzo kembali menginterupsi.

"Gue harap lo ga lupa sama perjanjian kita. Kalo lo ingkar lo juga udah tau konsekuensinya." Ucap Lorenzo sambil menatap punggung Zeya.

Zeta membalikan badannya kemudian membalas menatap Lorenzo dengan tatapan datar, "harusnya gue yang bilang gitu."

ARZEYA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang