Arzeya || 41

776 61 6
                                    

Haloooo!

Selamat pagi!

Apa kabar? Semoga baik ya!

Langsung aja ya happy reading!

*****

Kini tampak seorang gadis yang sedang menatap kosong ke arah jendela. Air matanya terus mengalir, ia juga tak kalah hancur dengan Arsha.

"Tuhan, apa Zeya ga berhak bahagia ya?" Monolognya sambil tersenyum sendu.

Ia kemudian bangkit dari duduknya, melangkah menuju ke arah nakas. Ia mengambil sebuah bingkai foto, menatapnya dengan tatapan sendu.

Bingkai foto yang ia pegang adalah foto dirinya bersama Arsha, dimana saat mereka berdua masih tertawa bersama.

Zeya terduduk lemas di lantai, ia menangis tersedu-sedu. Tangis yang sangat jarang Zeya keluarkan kini keluar dengan pilu. Hidupnya kembali hancur dan ia harus pura-pura tegar seolah tidak terjadi apa-apa.

Ia lelah, sangat lelah. Ingin rasanya ia beristirahat, bukan dalam artian tidur atau apapun itu yang dimaksud istirahat selama-lamanya.

Tanpa disadari gadis tersebut telah menutup mata. Ia tertidur dengan posisi memeluk foto dirinya bersama Arsha.

*****

"HAH?!"

"GILA LO!" Sentak Gavin yang emosi.

"Lo ada masalah sama kita?!" Tanya Kenzo dengan raut wajah yang serius, ingin rasanya Kenzo murka saat ini namun masih ia tahan.

"Gue udah yakin sama keputusan gue." Kekeh Arsha dengan pilihannya.

"Sha? Lo jangan egois. Lo kalo ada masalah cerita, bukan langsung mau keluar dari geng aja!" Geram Gavin yang sudah tak tertahankan.

Saat ini mereka atau lebih tepatnya anggora geng inti Dark Shadow sedang berada di markas, kecuali Zeya. Entah kemana gadis itu.

"Ini masalah pribadi gue. Kalian semua ga berhak tau." Balas Arsha.

"Kita tau itu privasi lo Sha. Tapi seenggaknya lo kasih alasan yang jelas! Bukan main langsung keluar aja. Lo ga inget janji kita buat terus sama-sama apapun halangannya!" Gertak Arslan yang juga sudah tersulut emosi.

"Gue udah pikirin ini baik-baik. Dan pilihan yang terbaik buat keluar dari geng." Sarkas Arsha dengan tatapan penuh keyakinannya.

"LO ANGGEP KITA APAAN SHA?!" Teriak Gavin, kini wajahnya sudah memerah karena emosi.

"KITA TEMEN LO BUKAN SIH?!" Sambung Arslan yang keadaannya sama seperti Gavin.

Arsha hanya diam dengan tatapan kosong lurus ke depan.

"LO ADA MASALAH SAMA ZEYA KAN?! JAWAB SHA JAWAB?!" Tanya Gavin dengan nada yang sudah tidak bersahabat lagi.

Arsha mengeraskan rahangnya, ia menggeram. Mendengar nama orang yang sudah menyakiti perasaannya membuatnya menggeram marah .

"Jangan sebut nama itu didepan gue!" Sentak Arsha dengan tatapan tajam.

"Kenapa? Bener ya ucapan gue?" Ucap Gavin dengan tersenyum remeh.

"Egois lo, kaya bocah." Lanjut Gavin.

"Bukan urusan lo!" Balas Arsha.

"APA LO BILANG?! BUKAN URUSAN GUE?! HAHA."

"LAWAK LO?! KITA TEMEN LO BUKAN SIH?! HAH?!" Gertak Gavin yang sudah kelewat kesal dengan Arsha.

"This is my life, I have the right to decide which one is the best." Titah Arsha tak terbantahkan.

ARZEYA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang