Lebih Nyaman

694 89 1
                                    

Becky tidak tahu apakah dia harus merasa senang atau tidak melihat Freen bersikap sangat normal, seakan-akan ciuman sebelumnya tidak pernah terjadi. Freen dengan santai mengemudikan kendaraannya sambil menyanyikan lagu yang terputar di radio. Perasaan Becky saat ini layaknya dua sisi mata uang. Di satu sisi ia merasa kecewa karena di matanya, Freen nampak sama sekali tidak memikirkan ciuman yang diberikannya. Padahal dalam hati Becky berharap Freen akan meminta penjelasan lebih jauh dari Becky. Sementara di sisi lainnya, Becky sejujurnya merasa sedikit lega karena Freen tidak bersikap asing dan berusaha menjauhi dirinya.

Becky juga tidak mengerti apa yang ada di kepalanya saat ia meminta untuk menginap di tempat Freen setelah ia mencium perempuan yang hanya menganggapnya adik itu. Berbagai alasan muncul di kepala Becky. Alasan pertama ia meminta menginap adalah karena ia merasa tidak enak pada Freen karena sembarangan mencium Freen seperti tadi, oleh karenanya ia ingin menginap untuk memastikan Freen baik-baik saja. Becky mengerutkan alisnya dan mendesah pelan, menyadari betapa konyolnya alasan pertama yang muncul di kepalanya. Ia pun mencoba mencari alasan lainnya. Mungkin ia ingin membicarakan ciuman tadi dengan Freen untuk memastikan tidak ada kesalahpahaman diantara mereka. Ia langsung cepat-cepat menggelengkan kepalanya, merasa bahwa alasan itu terlalu dibuat-buat. Bagaimana tidak dibuat-buat, saat ini Freen nampaknya tidak memikirkan hal itu, berarti sama sekali tidak ada kesalahpahaman yang harus ia luruskan.

"Kayanya kamu lagi ada pikiran, ya?" Freen mencuri pandang ke arah Becky sebelum matanya kembali memandang ke jalanan di depan. "Mau cerita?" Suaranya menyuratkan perhatian yang tulus dan hal tersebut membuat Becky semakin merasa bersalah.

"Aku nggak apa-apa, Phi Freen."

"Tapi kamu sama sekali nggak keliatan nggak kenapa-kenapa." Freen tetap terdengar peduli. Ia kemudian melepaskan satu tangan dari kemudi dan menggenggam tangan Becky. Ibu jari Freen kemudian mengelus pelan tangan Becky sebelum mengaitkan jemari mereka. "Kamu tau kan kamu bisa cerita apapun ke kakak kamu yang satu ini?"

Becky menyukai perhatian yang diberikan Freen. Ia menyukai hangatnya tangan Freen yang menggenggam tangannya. Ia suka merasakan jemari Freen yang berada di antara jemarinya. Ia menyukai bagaimana suara Freen terdengar sangat perhatian. Tetapi ia tidak menyukai satu kata yang keluar dari mulut Freen. Ingin rasanya ia menutup rapat mulut Freen dan menguncinya dengan gembok. Semakin sering dia mendengar kata kakak atau adi, semakin dia berharap bisa memutar waktu dan mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya setelah mencium Freen. Tetapi sayangnya ia tidak punya kekuatan untuk mengembalikan waktu, dan kalau pun ia bisa membalikkan waktu, ia tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.

"Ntar aku kasih tau kalau aku udah siap cerita ya, Phi Freen." Becky berusahan tersenyum sambil meremas pelan tangan Freen, berusaha untuk meyakinkan perempuan yang ia sukai itu bahwa ia baik-baik saja.

"OK na ka. Kapan aja kamu siap cerita, aku siap dengerin." Freen meremas balik Tangan becky, dan tangannya tidak sedikitpun melepaskan genggamannya pada tangan Becky. Sesekali ibu jari Freen mengelus jemari Becky, seakan-akan berusaha membuat Becky nyaman dari pikiran-pikiran yang tidak bisa ia ceritakan pada Freen.

Semua hal-hal kecil tersebut membuat hati Becky merasakan berbagai rasa. Seandainya Freen tidak berulang kali menyebut bahwa Freen adalah kakaknya, dan Becky adalah adiknya, mungkin saat ini Becky sudah terbang ke khayangan, mengetahui seberapa perhatian Freen pada dirinya. Namun sayangnya, kenyataannya tidak seperti itu. Becky akhirnya mengambil handphone dengan tangan satunya dan membuka instagram. Ia menggulir halaman instagram untuk mencari sesuatu yang bisa mengalihkan perhatiannya, ibu jarinya terus menggulir halaman instagram sampai ia melihat sebuah unggahan dari salah satu fans. Unggahan tersebut adalah potongan dari adegan ciuman dirinya dan Freen untuk pilot dari web series yang saat ini sedang ia mainkan. Senyumnya langsung muncul ketika ia membaca caption dibawahnya:

Curtain Call [ID]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang