"Soalnya dia nge-ship Freen dan Becky, bukan Khun Sam dan Mon."
Becky terdiam begitu mendengar jawaban dari perempuan yang sedang berbicara dengannya. Ia tidak yakin apakah dia mendengar hal yang sesungguhnya. Freen baru saja mengatakan bahwa ia senang karena Nam adalah Kapten dari kapal freenbeck, bukan monsam. Becky bisa merasakan jantungnya berdebar lebih kencang daripada biasanya. Ia berdeham mencoba untuk terdengar normal dan tidak terdenger terlalu bersemangat.
"Phi Freen juga nge-ship kita? Sebagai Freen dan Becky?" Becky menekankan pada nama asli mereka berdua, mencoba untuk membuat Freen mengerti bahwa kata kita yang ia maksud merujuk pada kehidupan nyata mereka.
Becky dapat mendengar gumaman dari Freen. Ia menunggu jawaban dari Freen selama beberapa detik, namun Freen tak kunjung menjawab.
"Kenapa menggumam gitu?"
"Aku bilang uh-hum."
Becky tertawa kecil mendengar jawaban Freen yang tidak jelas. "Dan itu maksudnya adalah...?"
"Bayangin aku ngomong uh-hum sambil angguk-angguk kepala. Ntar juga kamu ngerti maksudnya apa."
Becky diam sambil membayangkan sesuai dengan yang diinstruksikan oleh Freen. Tidak lama serangkai tawa pun lepas dari bibirnya ketika ia sudah sepenuhnya menyadari apa yang dimaksud oleh Freen.
"I see... Jadi selama ini Phi Freen diam-diam nge-ship kita."
"Nggak gitu!" Freen terdengar panik sambil menyerukan sanggahan. "Maksud aku, aku nggak diam-diam nge-ship kita. Aduh, maksudnya aku nge-ship kita. Tapi nggak diam-diam."
Becky tak dapat menahan tawanya sementara Freen sibuk menjelaskan apa maksud pernyataannya barusan. Hal tersebut justru Becky anggap sebagai usaha yang dilakukan oleh Freen untuk tidak membuat kesalahpahaman terjadi.
"Phi Freen..." Becky memanggil perempuan di seberang sana.
"Ya, Becbec?"
Senyum langsung merekah di bibirnya mendengar nada bicara Freen yang langsung berubah menjadi manis.
"Aku senang Phi Freen nge-ship kita."
Tidak ada jawaban dari perempuan berambut panjang yang sedang berbicara dengannya. Becky baru akan menjauhkan handphonenya dari telinga untuk memeriksa apakah sambungan mereka terputus, namun gerakannya terhenti ketika mendengar Freen berdeham.
"Kamu nggak apa-apa kan?"
Senyum masih terpasang di wajah cantiknya.
"Emang masih perlu ditanyain?"
Freen tertawa hambar, menandakan bahwa ia saat ini sedang gugup. "Aku kan cuma mau mastiin."
Senyum becky merekah semakin lebar mendengar pernyataan Freen. Menyenangkan rasanya mengetahui Freen memikirkan perasaannya. "Aku nggak apa-apa, Phi Freen. Aku juga nge-ship kita."
Kali ini tawa yang lebih natural terdengar dari suara Freen. "Kita narsis nggak sih nge-ship diri kita sendiri?"
Becky terkikik mendengar pertanyaan Freen. Ia bahkan tidak berpikir hal tersebut bahkan bisa disebut narsis. Yang ada di pikirannya hanyalah ia menikmati waktu yang ia habiskan bersama Freen, ia senang setiap kali para fans nampak mendukung interaksi mereka, ia senang setiap kali ia dipasangkan dengan Freen. Becky tersenyum pada pikiran terakhir yang terlintas di kepalanya. Betapa ia berharap bahwa mereka bisa benar-benar menjadi pasangan di kehidupan nyata. "Menurutku sih itu nggak narisis ya. Lebih kaya jujur sama perasaan sendiri."
"Emang yang Becky rasain apa?"
"Tentang kita?"
"Uh-hum..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Curtain Call [ID]
أدب الهواة"Aku, Freen Sarocha. Bukan Khun Sam. Dia, Becky Armstrong. Bukan Mon. Perasaan ini adalah perasaan antara Khun Sam dan Mon. Perasaan ini bukan perasaan antara Freen dan Becky. Nggak ada yang namanya freenbeck. Adanya cuma monsam." === Ini cuma coba...