"Aku suka kamu, Becbec..."
Becky berkali-kali mengerjapkan kedua matanya begitu mendengar suara Freen yang pelan. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah ia barusan salah dengar? Mendadak ia meragukan kemampuan dengarnya. Ia membuka mulutnya untuk menanyakan apa yang Freen maksud dengan kalimat tadi, namun ia segera menutup mulutnya lagi karena ia takut apa yang Freen maksud ternyata berbeda.
Tawa canggung terdengar dari samping, dan Becky pun menolehkan wajahnya pada perempuan di sisinya.
"Aku kaya orang bego deh sekarang." Ujar Freen di antara tawa hambarnya.
"Maksudnya Phi Freen gimana?" Becky mengerenyitkan dahinya, tidak paham dengan ucapan Freen barusan.
"Kamu bahkan nggak ngerespon pas aku nyatain perasaan aku." Freen menekuk wajahnya. "Aku jadi kaya orang bego."
"Phi Freen nyatain perasaan Phi Freen?"
Freen mengangguk sambil tersenyum getir. "Nggak kedengeran ya?"
"Aku pikir aku tadi salah dengar..." Becky bergumam sambil menunduk, diam-diam dia merutuki kebodohan dirinya yang tidak langsung merespon ketika mendengar pernyataan Freen. Saat ini, ia pun tak tahu harus merespon apa, karena ia telah melewatkan momen penting yang sebetulnya ia tunggu-tunggu.
"Emang yang kamu dengar apa?" Tanya Freen pelan, sambil menarik tangan Becky dan meletakkannya di pangkuannya.
"Phi Freen bilang, Phi Freen suka aku." Becky masih menggumam, dan tidak berani mengangkat kepalanya.
"Hmmm..." Freen menghela napas setelah mendengar jawaban Becky. "Bener kok, kamu nggak salah dengar."
Becky akhirnya mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Freen yang sedang menatapnya dengan pandangan sendu.
"Aku suka kamu, Becbec. Bukan sebagai kakak. Bukan pula Khun Sam yang suka sama Mon. Ini Phi Freen yang suka sama Becky." Freen lanjut berbicara sambil meremas pelan tangan Becky.
Becky tersenyum mendengar pernyataan Freen. Mendengar Freen menjelaskan rasa sukanya bukan sebagai kakak, ataupun sebagai Khun Sam dan Mon, mebuatnya lebih yakin. Namun, ia belum sepenuhnya yakin, ia berdeham dan membuka mulutnya untuk menanyakan sesuatu yang ia percaya akan membuatnya lebih yakin. "Jadi, Phi Freen suka aku sebagai apa?"
"Eh?" Freen memiringkan kepalanya, lalu mengusap tengkuknya dengan satu tangannya yang tidak sedang menggenggam tangan Becky. "Sebagai perempuan yang suka sama perempuan juga." Ia meringis begitu ia mendengar jawabannya sendiri. "Kok jadi aneh ya kedengerannya?"
Becky tertawa mendengar jawaban Freen, membuat Freen ikut tertawa. "Phi Freen belok?"
"Oii! Jangan bilang gitu dong!" Tangan Freen yang tadinya mengusap belakang lehernya berpindah dan mengacungkan tinjunya ke arah Becky, membuat Becky semakin terpingkal.
"Aku juga suka Phi Freen." Becky berujar mantap sambil matanya menatap dalam ke mata Freen.
Freen langsung tertegun mendengar perkataan Becky. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Respon yang persis sama seperti Becky ketika mendengar Freen mengucapkan kalimat itu.
"Sekarang aku yang kaya orang bego, deh." Becky meniru ucapan Freen sebelumnya sambil tertawa pelan melihat pemandangan di depannya.
"Aku..." Freen menggigit bibirnya sambil menujukan pandangannya pada jemari mereka yang masih saling terkait, terlihat bingung dengan apa yang harus ia katakan.
Becky tersenyum melihat Freen yang tampak bingung, ia kini yakin perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. Freen benar-benar menyukainya, seperti ia menyukai Freen. Pada akhirnya, mungkin kapal ini akhirnya bisa berlabuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curtain Call [ID]
Fanfiction"Aku, Freen Sarocha. Bukan Khun Sam. Dia, Becky Armstrong. Bukan Mon. Perasaan ini adalah perasaan antara Khun Sam dan Mon. Perasaan ini bukan perasaan antara Freen dan Becky. Nggak ada yang namanya freenbeck. Adanya cuma monsam." === Ini cuma coba...