Becky duduk sendirian di ruang ganti. Matanya kosong, dan pikirannya sedang berjalan-jalan. Telunjuknya tak henti meraba bibirnya sendiri. Ia masih bisa merasakan bagaimana lembutnya bibir Freen walaupun adegan tersebut sudah berlalu. Ia masih tak henti membayangkan saat Freen mengigit bibirnya. Ia masih bisa merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya, mengantarkan sensasi geli dari kepala sampai kaki.
"Sakit?"
Becky tersentak dan kepalanya sontak menoleh pada orang yang baru saja memasuki ruang ganti.
"Nggak..." Becky menggumam malu-malu. Orang yang sedang ia pikirkan tiba-tiba saja muncul dihadapannya. Jika orang tersebut bisa membaca pikiran, saat ini pasti ia sudah tahu kalau Becky masih memikirkan adegan yang mereka lakukan hari ini.
Perempuan yang baru saja memasuki ruangan ganti langsung mengambil tempat duduk tepat disebelah Becky dan mencubit dagu Becky sebelum mengarahkan wajah Becky untuk menghadapnya. Becky hampir terkesiap namun ia berhasil mengontrol dirinya sendiri.
"Kamu yakin ini nggak sakit?" Perempuan itu kini menyentuh bibir Freen dengan ibu jarinya, membuat Becky tersipu malu.
"Aku nggak apa-apa, Phi Freen..." Becky memundurkan badannya sedikit, cukup untuk membuat bibirnya kehilangan kontak dengan ibu jari Freen.
Freen terlihat kecewa saat Becky menarik diri. Ia cemberut dan menarik tangannya ke pangkuannya sendiri. "Kamu nggak nyaman sama aku?"
"Nggak gitu, Phi Freen..."
"Terus kenapa kamu kaya nggak mau aku pegang gitu?"
"Kamu kaya tadi bikin aku inget adegan kita." Becky menjawab sambil menahan malu, sementara pikirannya tidak tahu malu karena sedang sibuk memutar kembali adegan dimana Khun Sam menggigit bibir Mon untuk pertama kalinya.
"Kamu nggak nyaman sama adegan itu?" Freen memanyunkan bibirnya. Ia tidak bisa menutupi kekecewaan di wajahnya.
"Bukan, bukan gitu. Kita aktris professional, kan?" Becky pura-pura terkekeh walaupun tidak ada yang lucu.
Freen membalas dengan senyum palsu sambil menganggukkan kepala. "Bagus lah, aku nggak mau kita jadi awkward habis ini."
"Ini kan bukan ciuman pertama kita, Phi Freen. Waktu syuting buat pilot kan kita ciuman juga." Becky mencoba untuk meyakinkan perempuan di sampingnya. Walaupun sebenarnya untuk Becky adegan ciuman mereka saat pilot terasa berbeda dengan saat ini. Saat itu ia belum terbawa perasaan sejauh ini.
Freen menggaruk kepalanya dengan canggung. "Ya iya sih, kita ciuman pas pilot tapi hari ini siapa tau aku gigitnya terlalu keras. Soalnya aku tadi... agak... kebawa suasana."
Jawaban Freen membuat senyum kecil muncul di wajah Becky. "Hmm? Kebawa suasana?" Ia menaikturunkan alisnya, menggoda lawan mainnya. Dalam hati Becky sedikit lega mendengar jawaban Freen. Mungkin saja dia bukan satu-satunya yang memiliki perasaan lebih pada lawan mainnya, di luar dari karakter yang mereka mainkan.
"Aku pikir... Maksudku, waktu aku jadi Khun Sam, aku pikir, mungkin cuma sekali ini aku bisa gigit bibir ini." Freen memberi jeda sambil mengarahkan telunjuknya ke bibir Becky. "Jadi, aku harus all out." Jelas Freen sambil meringis malu.
Becky tertawa kecil mendengar penjelasan Freen dan tiba-tiba menyondongkan badannya ke depan, menyisakan hanya beberapa sentimeter antara wajahnya dan wajah Freen. "Kamu boleh gigit bibir ini kapan aja, kok."
Freen tertegun mendapati respon yang ia dapatkan. Ia merasa pipinya menghangat, menyadari jarak antara wajah mereka yang sangat dekat. "Masa?" Ia memutuskan untuk mengikuti arus sambil memastikan jantungnya tidak lompat dari dadanya, karena saat ini ritmenya begitu cepat hingga seolah-olah ia bisa mendengar degup jantungnya sendiri. "Jadi sekarang juga aku boleh gigit bibir kamu?"
"Tergantung." Becky menjawab sambil tersenyum. Senyuman yang semakin membuat jantung Freen tidak karuan.
"Tergantung apa?" Freen terus mengikuti arah permainan Becky.
"Yang sekarang ada di depanku Phi Freen atau Khun Sam?" Becky bertanya, masih dengan senyum di wajahnya. Diam-diam ia pun mencoba meredakan degup jantung yang semakin cepat di dadanya.
Please jawab yang di depan aku Phi Freen. Kamu bukan Khun Sam, tapi Phi Freen.
Freen menelan ludah mendengar pertanyaan Becky. Ingin sekali ia jawab bahwa Phi Freen lah yang ada di depan Becky saat ini. Sebelum syuting hari ini dimulai, Becky sudah menjelaskan bahwa di belakang kamera mereka adalah Freen dan Becky. Tapi Freen tidak yakin dengan kondisi saat ini. Mereka baru saja membicarakan salah satu adegan yang mereka mainkan sebagai Khun Sam dan Mon. Jika ia menjawab ia adalah Freen, maka bukankah itu berarti sama saja dengan ia menyatakan perasaannya pada Becky? Ia menelan ludah sekali lagi sebelum menjawab.
"Ya pasti Khun Sam dong. Kan dia yang suka gigit bibir orang." Ia tersenyum lebar walaupun dalam hatinya ia tidak ingin memberikan jawaban itu.
Tapi aku nggak sepenuhnya bohong. Freen nggak mau gigit bibir kamu, Becbec. Freen maunya cium bibir kamu.
Wajah Becky sedikit masam mendengar jawaban Freen namun ia menyembunyikannya dengan tawa hambar. "Kalau gitu, Khun Sam bisa nunggu sampai adegan gigit bibir berikutnya. Aku Becky, bukan Mon."
Becky lalu menegakkan badannya, membiarkan udara mengisi jarak di antara ia dan Freen.
Freen turut tertawa dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Ia pun kecewa dengan respon yang ia dapat dari Becky. Ia benar-benar tidak tahu ia harus menjadi siapa. Ia tidak mengerti apakah Becky melihatnya sebagai Freen atau Khun Sam. "Iseng banget sih kamu, Becky."
Becky turut menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, mengikuti posisi duduk Freen. Ia melirik ke arah Freen dan berujar, "Siapa yang iseng, Phi Freen?" Kali ini nada suaranya terdengar serius. "Kita lagi nggak di depan kamera. Aku Becky, dan kamu bukan Khun Sam."
"Jadi kamu pengin aku gigit bibir kamu?" Freen akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Ia sudah cukup lelah dengan semua keambiguan dalam interaksi mereka. Mungkin memang sudah waktunya ia mencoba untuk lebih terang-terangan.
"Boleh diperjelas pertanyaannya? Maksud kamu, Mon mau Khun Sam gigit bibir Mon? Atau, Becky mau Phi Freen gigit bibir Becky?" Becky balik bertanya. Ia pun sudah lelah memberi petunjuk yang tak kunjung bersambut. Ia memajukan posisi duduknya dan menyondongkan badannya ke arah Freen. "Yang mana?" Ia bertanya lagi.
Freen menarik napas panjang dan turut menyondongkan badannya ke arah Becky. "Apa Becky mau Phi Freen gigit bibir Becky?" Ia akhirnya memperjelas maksud pertanyaannya.
Sebuah senyum tergambar di wajah Becky, namun bukannya menjawab, Becky justru memajukan wajahnya lebih dekat ke arah freen dan memberi kecupan tepat di ujung bibir Freen. "Itu yang Becky mau, Phi Freen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Curtain Call [ID]
Fanfic"Aku, Freen Sarocha. Bukan Khun Sam. Dia, Becky Armstrong. Bukan Mon. Perasaan ini adalah perasaan antara Khun Sam dan Mon. Perasaan ini bukan perasaan antara Freen dan Becky. Nggak ada yang namanya freenbeck. Adanya cuma monsam." === Ini cuma coba...