•
•
Mbak sorry banget tapi hari ini kita gak bisa berangkat bareng ya|
It's okey, gue juga udah berangkat kok|
Gue memandangi layar ponsel gue yang masih berada disebuah aplikasi chatting, entahlah setelah mendengar cerita dari Rumi semalam hati gue terasa tidak tenang. Takut kalau semuanya benar, bahwa Juanda itu sukanya dekat dengan banyak cewe— lalu setengah lagi gue yakin kalau dia gak akan mainin gue, entah keyakinan dari mana itu tapi tercetus begitu saja.
Sementara kelas masih belum dimulai gue masih sibuk memandangi pesan gue terkirim namun belum dibalas, dilihat juga belum. Mungkin Juanda sedang sibuk hari ini pikir gue mengingat dari pagi tadi hingga siang menjelang sore ini kita tidak saling menghubungi lagi selain pesan singkat tadi pagi.
"Hai Ra, udah lama datang" gue melempar senyum kearah mbak Nadin dan perempuan disampingnya.
"Sekitar sepuluh menit lalu mbak" kata gue melirik Lea mendudukkan dirinya disamping meja gue. Entah sejak kapan dirinya jadi dekat dengan gue namun yang pasti setiap ada kelas tambahan kita bertiga akan duduk berdekatan.
"Mbak katanya didepan kampus kita ada kafe baru buka loh, kita pergi bareng ya.. gue traktir" Lea membuka mulutnya seraya tersenyum lebar. Mbak Nadin memandang gue sekilas terus anggukin kepala semangat.
"Ara juga ikut ya.." ajaknya mengapit lengan gue, satu lagi setelah cukup dekat dengan Lea gue tau dia tipikal orang yang clingy. Karna gak ada kegiatan setelah kelas juga jadi gue setuju buat ikut.
Lea bersorak senang. Entahlah sejak tadi gue perhatikan sepertinya dia terlihat sangat senang, mungkin ada hal membahagiakan pikir gue. Beberapa saat kemudian kelas dimulai dan kita kembali fokus pada diri masing-masing.
"Ayo Ra, mbak udah kan.."
"Bentar Lea masukin binder dulu" gue menggeleng kecil dengan tingkah tidak sabaran Lea terus-terusan menarik lengan gue, sementara mbak Nadin udah selesai mengemas barang-barangnya tinggal menunggu gue.
Setelah selesai memasukkan alat-alat tulis gue kedalam tas barulah kita berjalan keluar dengan Lea berada ditengah-tengah kita, tangannya tak lepas dari mengapit lengan gue sebelah kanan dan lengan mbak Nadin sebelah kiri. Kalau boleh jujur, gue agak risih berjalan dengan gandengan gini oleh karna itu gue berusaha buat lepasin tangan Lea.
Memasuki kafe yang dimaksud sama Lea kita segera mencari meja buat duduk, hari udah mulai gelap dan lampu-lampu kafe pun berhidupan. Cantik banget, kesannya kaya vintage gitu-gitu dalam sekelumit senyum seru kali ya kalau ngajak Juanda nanti kesini batin gue.
"Ra pesan apa?" Tanya Lea menyadarkan gue dari memikirkan Juanda.
"Samain aja Lea.."
•
•
Setelah hampir tiga jam duduk dikafe baru depan kampus dengan mbak Nadin dan Lea gue pulang menaiki ojek online, bedanya kali ini tukang ojeknya bukan Juanda. Hah.. efek rindu kah sebab sudah seharian tidak berhubungan dengannya gue jadi terus memikirkan maba teknik itu.
"Makasih pak, saya bayar diaplikasi ya" kata gue memerhatikan situkang ojek itu tancap gas pergi. Baru hendak buka gerbang gue dikejutkan dengan sesosok cewek baru pulang juga.
"Mbak Ara baru pulang juga ya" gue senyum memasuki gerbang terbuka diikuti olehnya.
"Iya nih Rin habis nongkrong bentar bareng temen tadi, Arin juga baru pulang ya" tanya gue melihat tampilan gadis didepan gue, jaket baseball kedodoran dipadukan dengan celana jeans. Arin ketawa kecil "Iya nih mbak, teknik lagi ada lomba jadi kita sibuk dukung anak-anak"
Oh iya gue ingat kampus memang mengadakan pertandingan tiap fakultas, tepat banget kali ini fakultas teknik katanya yang jadi tuan rumah.
"Mbak kenal Juanda ya.."
"Ya?" Gue refleks noleh kearah Arin berjalan dibelakang. Dia senyum kecil mendahului gue lalu mendudukkan diri dibangku kayu teras rumah.
"Gausah kaget gitu kali mbak, gue gak sengaja lihat kemarin malam mbak diantar pulang sama Juanda" kata Arin tanpa menoleh kegue. Tangannya sibuk membuka sneakers dipakainya.
Gue diem beberapa saat terus memilih buat mendudukkan diri disampingnya.
"Iya gue lagi deket dengan Juanda. Dan gue denger Arin juga dekat dengannya ya" tanya gue pun membuka sepatu gue. Sesaat suasana terasa canggung diantara kita tapi Arin malah ketawa "Gausah canggung gitu dong mbak, lagian kita dekatnya udah lama juga kok" jelasnya.
"Terus sekarang gimana?"
"Gimana apanya mbak?"
Gue membasahi bibir gue sebelum bicara. "Kalau gue dekat dengan Juanda Arin gak marah?" Tiba-tiba gue merasa tidak enak padanya.
"Ya gak masalah dong mbak, lagian itukan hak Juan buat deketin siapa aja" jawab Arin yakin sebelum pandangannya beralih lurus kedepan "Lagian kita gak ada apa-apa, kenapa juga harus Arin yang marah.." gumannya pelan dan sayangnya masih bisa gue dengar jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
singgah| Junghwan • HIATUS
Fanfiction[Treasure - short au] Dia yang singgah tapi sementara, belum direvisi. Start : February 11th End : -