11. Lupa dan sadar

17 1 0
                                    

Zara dan Nata telah sampai di rumah yang pernah di tinggali oleh Zara, rumah kecil yang berada jauh dari para tetangga. Meski rumah itu kecil akan tetapi sangat bersih dan semua ruangan sesuai dengan kegunaannya.

Posisi rumah yang jauh dari tetangga membawa keuntungan sendiri bagi zara, ia tak perlu merasa takut apabila para tetangga tidak mengenalinya. Akan sangat wajar apabila mereka tidak mengenali Zara karena mereka tidak pernah berinteraksi secara dekat.

Selesai mengemas semua barang yang akan Zara bawa, Zara segera menghampiri Nata yang masih menunggu di teras rumah. Mereka kembali menempuh perjalanan untuk mengurusi beberapa dokumen terkait identitas Zara.

Di dalam mobil yang sedang melaju, telepon milik Nata berdering. Hanya pada dering ketiga Nata langsung menjawab panggilan telepon tersebut. Zara pikir itu telepon dari Kepala polisi atau atasan lain Nata, mengingat betapa cepat Nata menerima panggilan telepon tersebut.

Akan tetapi mendengar suara Nata yang sedang berbicara, Zara mengernyit heran karena suara Nata terdengar lebih lembut. Hingga akhirnya Nata memanggil nama si penelpon membuat Zara mengetahui kebenaran identitas dari lawan bicara Nata.

"Aku sedang bertugas Bella, aku akan sibuk seharian karena akan mengantar puteri Kepala Polisi seperti yang sudah aku ceritakan padamu semalam."

Zara memilih mengarahkan pandangannya ke luar jendela, berharap bahwa ia bisa mengalihkan fokusnya sehingga tidak mendengar lagi percakapan yang membuatnya terluka.

Zara melamun meratapi kebodohan dirinya yang masih terus menyimpan perasaan pada pria di sampingnya. Zara menertawakan dirinya sendiri karena baru sehari dia hidup sebagai Zara, dia sudah mulai lupa daratan.

Zara sudah mulai berandai-andai bahwa kini ia dan Nata memiliki harapan untuk bersama, Zara lupa dari dulu sampai sekarangpun bukan tentang siapa dirinya melainkan siapa yang ada di hati Nantalah yang akan mendampingi Nata dan dalam hal ini sudah pasti dimenangkan oleh Bella. Gadis yang kehadirannya dilupakan oleh Zara.

"Nanti malam setelah semua tugas sudah aku selesaikan, aku akan ke tempatmu."

Walaupun sudah berusaha untuk tidak mendengarkan percakan Nata dengan Bella, nyatanya telinga Zara masih saja bisa mendengar. Seolah telinga Zara memintanya untuk sadar diri.

"Nata..." Zara mengalihkan pandangannya untuk memandang Nata.

Nata hanya menolehkan kepalanya ke Arah Zara tanpa menyahuti apapun membuat Zara memilih kembali melanjutkan ucapannya tanpa menunggu jawaban yang di berikan oleh Nata atas panggilannya.

"Kalau kau memang memiliki urusan kita bisa singgah ke tempat orang itu dulu, kau bisa menurunkan aku di kafe sekitar tempat pertemuanmu, lagipula ini sudah jam makan siang pasti kantor juga sedang istirahat. Kita perlu mengisi perut juga."

Setelah mengatakannya Zara kembali menolehkan pandangannya ke arah luar jendela. Zara tahu apabila Nata tidak akan menjawab apa yang dia katakan. Bagi Zara sekarang keputusan berada pada Nata, Zara hanya ingin memberi kesempatan Nata bertemu lebih dulu dengan Bella, entah nantinya akan Nata ambil atau tidak Zara tidak perduli.

"Baiklah Bel, aku akan mampir sebentar, akan aku tutup panggilannya lebih dulu."

Tanpa sadar mendengar ucapan nanta membuat Zara menghela nafasnya, karena sebenarnya Zara tidak menyukai ide yang dia berikan unyuk Nata dan Bella bertemu.

"Kita akan singgah sebentar di tempat temanku, kamu bisa makan di sana."

"Turunkan aku di tempat sekitar temanmu saja." Zara berbicara tanpa menatap Nata.

"Tidak bisa, itu akan merepotkan."

"Baiklah kita akan berhenti di tempat temanmu, aku bisa jalan kaki mencari tempat untuk menunggumu." Zara masih dengan pendiriannya.

"Tidak bisa, Kamu akan harus ikut aku ke tempat temanku."

"Kenapa harus aku ikut ke tempat temanmu?"

"Kenapa kau menolak untuk ikut ke tempat temanku?" bukannya menjawab Nata malah balik bertanya kepa Zara.

"Aku hanya tidak ingin mengganggu obrolan kalian nantinya."

"Tidak masalah, karena seharusnya aku yang minta maaf karena harus menemui temanku di tengah tugasku mengantarmu.  Itu sebabya aku minta kamu ikut saja, Kita singgah juga karena idemu, jika kamu menolak kita tidak usah singgah saja. 

Akhirnya Zara mengalah karena dia tidak memiliki alasan yang kuat untuk menolak, lagipula apa yang di katakan Nata ada benarnya dirinya lah yang memiliki ide ini.

Sampailah mereka di tempat yang dikenali Zara, tempat dimana pemiliknya adalah teman Nata. Zara dan Nata berdiri sejajar di samping mobil. Nata sudah mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki tempat itu akan tetapi Zara hanya diam membuat Nata mengambil pergelangan tangan Zara untuk berjalan mengikutinya.

Meski pergelangan tangannya telah di tarik Nata, Zara tetap diam membuat Nata membalilkan badan ke arahnya.

"Kenapa?"

Zara sedikit mengangkat tangannya memperlihatkan pergelangan tangannya yang dipegang Nata.

"Siapa tahu kamu memiliki rencana untuk mencari tempat lain, aku hanya berhati-hati."

Setelah mengatakan hal itu Nata kembali meneruskan langkah masih dengan tangan yang memegang pergelangan Zara. Tempat yang mereka datangi terlihat sepi karena juga masih siang, hanya ada beberapa pekerja yang membersihkan tempat itu.

Semua pekerja memandang kedatangan Zara bersama Nata dengan terkejut dan penuh tanya, membuat Zara merasa tidak nyaman. Zara sadar apabila pegangan tangan Natalah yang membuat ini terjadi, karena para pegawai pasti tahu apabila Nata adalah orang penting bagi Bos mereka. Kedatangan Nata dengan menggandeng wanita lain tentu membuat mereka bertanya-tanya.

Zara berusaha melepaskan pegangan tangan Nata pada tangannya akan tetapi usaha yang Zara lakukan tidak berhasil.

Suara merdu wanita memanggil nama Nata dan derap langkah yang mendekati Zara dan Nata, membuat Zara menatap ke arah sumber suara. Di sana Zara melihat Bella yang berlari kecil menghampiri mereka.

Pegangan tangan Nata pada tangan Zara terlepas setelah Bella melompat dan memeluk Nata. Zara melihat aura Bella yang dipancarkan padanya tidak bersahabat, Zara juga menyadari pelukan Bella pada Nata dilakukan Bella untuk melepas pegangan tangan Nata pada Zara sekaligus memberi tanda pada Zara apabila Nata milik Bella. Zara memilih mengambil dua langkah mundur di belakang Bella dan Nata.

"Jangan seperti ini, aku sedang bertugas dan datang bersama puteri Kepala Polisi." Ucap Nata dengan diiringi usahanya untuk melepas pelukan Bella.

"Baiklah." Bella memanyunkan bibirnya.

Nata mengelus lembut pucuk kepala Bella membuat Bella kembali tersenyum.

"Jadi adaapa kamu memintaku mampir?"

"Ada yang ingin aku bicarakan berdua saja dengan kamu."

Zara semakin memundurkan langkahnya, dirinya sadar betul apabila ucapan Bella berniat untuk mengusirnya meski secara tersirat. Ditengah kebingungan Zara suara Nata membuat Zara sedikit tenang.

"Zara tunggu sebentar di sini aku akan berbicara dengan Bella sebentar. Mereka akan menyediakan makanan untukmu."

Zara hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas perintah Nata. Tidak ada pilihan lain yang bisa Zara pilih selain diam di sini.

******

to be continue...
Aku harap ada seseorang atau banyak orang yang akhirnya menemukan dan membaca cerita ini :)

Walaupun masih di tulis dengan banyak kesalahan semoga masih bisa dinikmati dan menghibur banyak orang.

Rose for NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang