*Nata POV
Seperti malam-malam sebelumnya, malam ini aku kembali melaksanakan tugas dari kepala polisi. Menemani putri yang baru beliau temukan beberapa waktu terakhir ini untuk bertemu dengan seseorang yang akan memberikan berkas penting kepada kami.
Meski harus mengingkari janjiku bertemu dengan Bella malam ini, aku tetap menyanggupi permintaan dari kepala polisi. Beberapa kali pesan bujukan dan permintaan maaf aku kirimkan kepada Bella agar dia mengerti dengan keadaanku hingga akhirnya dia menyerah dengan syarat jika pertemuan itu harus dilakukan di bar miliknya.
Hal itu dilakukan Bella bukan tanpa alasan, seperti kebanyakan wanita lainnya Bella cemburu melihat interaksiku yang lebih sering bersama dengan putri Kepala Polisi. Aku menyanggupi permintaan itu yang untungnya disetujui oleh Kepala Polisi.
Aku menjemput Zara di kediaman Kepala Polisi, tanpa perlu menunggu lama gadis itu ternyata sudah menunggu di ambang pintu besar kediaman Kepala Polisi. Menyunggingkan senyum tipisnya perlahan Zara mendekat ke arahku.
Aku bukakan pintu mobil bagian belakang untuknya dengan satu tangan ku lagi melindungi kepalanya dari pintu mobil. Barulah setelah aku memastikan Zara duduk dengan nyaman aku menutup pintu mobil dan bergegas berjalan ke sisi lainnya untuk bergabung duduk di sebelahnya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kami sampai di Bar milik Bella, setelah menyampaikan pesanan kami pada pelayan yang memberi sambutan, kami diantar menuju ruangan yang sudah kami pesan.
Pada perjalanan menuju ruangan itu aku dapat melihat melalui ekor mataku jika Bella melambaikan tangannya memanggil ku untuk mendekat. Aku mengabaikan Bella dan tetap melanjutkan langkah ku bersama Zara, karena aku tidak bisa begitu saja meninggalkan Zara di tengah tugas ku.
Namun usaha ku untuk mengabaikan Bella gagal karena ketika baru mendudukkan tubuhku beberapa menit, aku bisa melihat satu notifikasi muncul pada handphone ku dengan menampilkan nama Bella di sana.
Pesan Bella membuatku mau tidak mau beranjak dari tempat duduk ku, sebelum benar-benar beranjak aku pamit kepada Zara untuk ke toilet. Melihat Zara yang tidak mengatakan apapun dan seolah-olah tidak perduli dengan izinku, aku bergegas melangkahkan kaki menjauh. Aku fikir akan lebih baik jika aku segera pergi sehingga aku bisa kembali secepatnya sebelum orang yang kami tunggu datang.
Untuk berjaga-jaga aku juga menitipkan pesan kepada salah satu pelayan yang sudah aku kenal untuk mengawasi Zara. Tidak lupa aku menitipkan pesan pada pelayan itu apabila Zara sudah selesai dengan urusannya dan aku belum juga kembali aku meminta pelayan untuk meminta Zara menungguku.
"Ada apa?" Saat ini aku sudah menemui Bella di ruangan milik kami.
"Tidak ada, bukankah lebih baik kamu menunggu di sini bersamaku daripada bersama Zara di sana?"
"Jangan bercanda, aku sedang bertugas. Jika tidak ada hal penting seperti isi pesanmu aku akan pergi."
Aku akan melangkahkan kaki untuk kembali ke ruangan Zara namun pelukan dari arah belakang tubuhku yang dilakukan Bella membuatku menghentikan langkah ku. Tidak hanya pelukan yang aku rasakan, tapi kini aku juga mendengar isakan kecil dari Bella.
"Kenapa sekarang kamu lebih sering bersama dia daripada aku. Aku tidak menyukainya."
Aku lepas tangan bela yang melingkar di perutku, aku balikkan badan ku untuk menghadap ke arahnya. "Itu karena aku harus menyelesaikan tugas dari kepala polisi."
"Tapi aku takut, semakin banyak kau menghabiskan waktu bersamanya kau akan jatuh cinta padanya dan melupakan ku."
"Kita sudah sering membahas ini, jangan bersikap seolah-olah kamu berhak untuk marah dan mengatur ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose for Nata
RomanceKeinginan sederhana seorang gadis yang ingin namanya di ingat dan di sebut oleh seorang pria yang ia cintai, gadis itu bernama Oksana Roseline. Mungkin bagi sebagian orang keinginan gadis ini terdengar sangat sepele dan mudah untuk di penuhi akan te...