"M-menikah?" ucap Alshad terkejut.
***
Ketukan pintu di rumah kediaman hulya terdengar. Bibi Hana membukanya dengan menyambutnya dengan senyuman begitu hangat.
"Masyaalah Alshad, kamu kembali. Hulya pasti akan senang."
"Dimana hulya bibi."
"Diatas, dia masih menutup pintu nya sejak malam. Bibi sudah bujuk dia tapi mungkin kesedihan masih ia rasakan. Masuklah Alshad,"
Alshad mengangguk.
"Bibi, hari ini hari kelulusan SMA nya Hulya, kan?"
"Iya, Alshad, tapi Hulya sepertinya tidak mau pergi."
"Bibi, boleh Alshad mencoba memanggilnya, semoga saja ia membuka pintunya."
Setelah bibi Hana mengangguk memperbolehkan. Kini Alshad berdiri tepat di depan pintu Hulya. Helaan nafas terdengar lalu setelahnya ketukan terdengar.
"Assalamualaikum, Aya? Boleh buka pintunya?"
Gadis yang masih menutup tubuhnya dengan selimut nampak terbangun. Lalu terduduk menatap pintu kamar didepannya.
"Alsy?" Lirih Hulya.
"Aya? Apa kamu tidak kasihan pada ibumu? Untuk apa menutup pintu seperti ini?"
"Biarkan aku sendiri disini kak Alshad," ucapnya lebih keras.
"Hari ini hari kelulusanmu."
"Untuk apa? Lagian ayah tidak akan melihatnya lagi."
"Tapi bagaimana dengan ibumu yang ingin melihat kelulusanmu? Kamu memikirkan ayahmu tapi ibumu juga ingin melihat anaknya lulus."
Hana disampingnya menghela. Ia menunduk lalu kembali tersenyum mendengar bujukan yang dibuat Alshad untuk bisa membuat Hulya mau menghadiri hari kelulusannya.
Tak ada suara balasan. Hulya nampak diam. Bingkai foto keluarga yang sejak tadi di peluknya sejenak ia melihatnya lagi. Jarinya Mengusap lembut ayahnya.
"Ayah, benar, walau ayah tidak akan melihat hari kelulusan Aya, tapi ibu ingin melihatnya. Setelah pulang dihari kelulusan ini, hulya akan kembali menemui ayah."
Setelah lama menunggu tak ada jawaban. Alshad beralih menatap bibi Hana. " Bibi sepertinya Alshad tidak bisa membujuknya, Hulya benar-benar tidak ingin menghadiri hari kelulusannya."
Tepat saat Alshad selesai mengakhiri perkataannya, pintu itu terbuka, hulya sudah siap dengan pakaian kebaya hijau muda dengan rok batiknya. Hijab yang masih nampak berantakan membuat Hulya tidak nyaman.
"Ibu, aku akan pergi hari ini, tapi hijabnya susah sekali aku rapihkan." Protes Hulya.
Hana nampak terkejut begitu juga Alshad. Hulya sudah siap lebih cepat. Hana tersenyum. Memeluk Hulya begitu erat. "Masyaallah cantiknya putri ibu, sini ibu rapihkan."
Diperjalanan dibantu Alshad yang membawa mobil, dan dibelakangnya ada bibi dan Hulya yang tengah merapihkan makeup nya yang belum selesai.
Alshad menatap Hulya dari kaca mobil, ikut tersenyum. "Aya sudah besar ya, bi, dulu ia pernah ambil lipstik bibi untuk mewarnai bibirnya. Sekarang ia sudah memakai semuanya begitu cantik, Masyaallah." Puji Alshad membuat Hulya terdiam lalu tersipu.
"Hulya jarang di rias wajahnya, bibi melarang itu, tapi hari ini hari kelulusannya, ia harus cantik untuk hari terakhirnya di sekolah." ungkap bibi Hana begitu senang.
***
Saat hari kelulusan berlangsung. Hulya tersenyum begitu indah. Alshad menatapnya. Senyuman yang sama saat ia melihat sahabat kecilnya. Senyuman yang seolah lupa bahwa, ada duka dan luka begitu jelas di hari yang lalu. Tapi di hari berikutnya nampak samar bahkan tak ada gurat kesedihan yang ada.
Tangan bibi Hana menyentuh lengan Alshad. Membuat Alshad terkejut saat perlahan tubuh bibi melemah. tangan lain bibi menyentuh dada yang terasa kembali sakit.
"Bibi, apa yang sakit."
"Semakin bibi merasakan sakit, bukan takut karena penyakit bibi ini, tapi bibi malah takut bagaimana Hulya nanti? Hari ini harusnya jadwal ayah Hulya membawa bibi kerumah sakit, tapi bagaimana Hulya bertanya nanti jika bibi sendiri yang pergi."
"Biarkan Alshad yang mengurus bibi sekarang, Hulya tidak akan tau, bibi harus sembuh walau sudah tidak ada om, tapi ada Hulya yang harus bibi jaga."
"Alshad, merepotkan sekali bibi."
"Tidak bi, sekarang Alshad yang akan berusaha menjaga bibi dan Hulya."
Bibi Hana tersenyum. "Karena kebaikanmu ini ,Alshad, yang membuat bibi semakin yakin padamu akan bisa menjaga Hulya suatu saat nanti."
***
Yuk jangan pernah bosen, walau pembaca dikit ya tapi ga papa🥲, asal ada satu yang setia dan hanya kamu, iya kamu... 😚Terimakasih telah membaca love youuuu.. 🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Surgaku
Spiritual(spiritual-romance) Kisah yang sedih dalam kehidupan seorang gadis yang ditinggal pergi kedua orang tua, dinikahi oleh seorang lelaki dari sahabat lama. Pertemuan dan di waktu yang tepat. Alshad memang mencintai seseorang, tetapi ia menyayangi Hulya...