Bab 30

108 7 0
                                    

"Gue minta, lo pergi jauh-jauh dari hidup gue dan temen-temen gue."

"Gak."

Zidan menatap Nia tajam, belum cukup kah dia sudah menghancurkan dua hubungan?

"Kenapa? Apa lo nggak cukup buat hubungan gue hancur!?" tanya Zidan dengan suara meninggi.

Sekarang tinggal mereka berdua. Indra langsung pulang setelah mengambil handphonenya.

Nia berdiri dari duduknya, "Gak! Asal kalian tau, gue iri. Gue iri liat kalian bahagia, sedangkan gue? Gue enggak!" teriak Nia.

"Itu kesalahan lo, kenapa jadi orang jahat? Terima aja, itu karma buat lo." Menatap gadis di depannya dengan senyum miringnya.

Nia mengepalkan tangannya, dan berlalu pergi dari hadapan Zidan dengan menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Jadi cewek jangan ganj3n, jijik liatnya!" teriak Zidan.

****

Seminggu sudah kejadian Indra kepergok, kini kehidupan pemuda tampan itu seperti mayat hidup.

Bermula saat pulang dari tempat itu, ada sebuah pesan masuk pada aplikasi warna hijau. Pesan itu berisikan foto pertunangan Alia.

Hatinya hancur, pupus sudah harapannya.

Ceklek!

Zidan mengalihkan pandangannya, ia melihat mamanya menatap dirinya sendu.

"Nak," panggil Sang Mama.

Zidan hanya membalas dengan deheman.

Jujur saja, Vivi sangat sedih melihat keadaan putranya. Sekarang Zidan kurusan, kakinya melangkah mendekatinya.

"Udah dong, bangkit. Sampai kapan kamu begini terus?" Tangannya mengelus lembut kepala putranya.

'Sampai Alia pulang, dan ninggalin laki-laki burik itu!'

"Jawab dong pertanyaan mama. Masa anak ganteng mama jadi jelek gini? Nanti Alia gak mau balik sama ka---

"Ma!" Zidan menatap mamanya kesal.

Vivi terkekeh geli, membungkukkan tubuhnya lalu mengecvp puncak kepala Zidan.

"Dengerin mama, kalo kalian jodoh pasti bakal dipertemukan kembali."

Zidan menatap perut Vivi, dengan perlahan tangannya terangkat untuk mengelusnya.

'Dek, kamu harus bantu abang. Abang janji, nanti kalo kamu udah lahir kita mabar ML,' ucap Zidan dalam hati.

Cup!

Brak!

"SAYANG! AKU DARI TADI NYARIIN KAMU, KAMU NGAPAIN SAMA TU CECENGUK?!" Reygan datang dengan nafas tak beraturan.

Pluk!

Satu bantal melayang tepat mengenai wajah Reygan, "Berisik!"

-----

Zidan [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang