Different

39 5 0
                                    


Alaram berbunyi.

Jisung bangun dan berangkat ke sekolah seperti biasanya.

Ketika ia melewati pagar pembatas, tidak ada kucing yang duduk disana seperti biasanya.

Seperti biasanya bis datang. "kyaaa" teriakan para siswi. "tunggu bukannya kita sudah bisa mencegah kucing itu mati? tapi kenapa hari ini berbeda?" pikir Jisung.

.
.

Di kelas.

"Seungmin tidak ada di sini!" ucap Felix panik.

"namanya juga tidak ada dibuku absen" kata Minho.

"satu meja, hilang" kata Hyunjin.

.
.

"semuanya ayo duduk. kita akan memilih anggota panitia!"

"jika tidak ada sukarelawan... kita akan adakan undian wajib"

.
.

"kenapa Jiwoo?" Jisung bingung.

Felix berjalan ke depan kelas. "ya! kenapa kau yang mengambil alih? harusnya Seungmin, karena dia ketua kelas" ucapnya pada Jiwoo.

"apa?"
"siapa Seungmin?"

"ha?" Felix binggung.

Kemudian Minho juga ikut maju ke depan. "kalian, ada yang melihat Seungmin?"

Seluruh anak kelas binggung, saling pandang satu sama lain. "siapa Seungmin?" "apa kita mengenalnya?" "dia anak kelas kita?"

Minho, Hyunjin, dan juga Jisung yang melihat reaksi teman-temannya itu merasakan ada sesuatu yang terjadi.

.

Dari lorong, terdengar suara langkah kaki yang cepat. Changbin berlari menghampiri teman-temannya. "apa maksudmu Seungmin menghilang?" ia mencengkram kera baju Minho.

"kami tidak tahu! entah kenapa, hari ini berbeda!" teriak Felix.

Minho melepaskan cengkraman Changbin.

Jisung buka suara. " semalam, Seungmin... dimakan oleh Foxl-Ny."

Wajah teman-temannya berubah seketika. kaget. tak percaya. dan takut.

"apa maksudmu?" tanya Changbin tak mengerti.

"mungkin keberadaan kita akan dihapus saat monster itu memakan kita" pendapat Hyunjin.

"tak ada pilihan. malam akan tetap tiba" Minho panik karena mereka belum membuat rencana lagi.

.

Jisung pergi, menghampiri Pak Chris yang sedang menggali lubang di taman belakang.

"kantong plastik apa itu Pak?" tanya Jisung pada beliau.

"ini terlindas di depan sekolah pagi ini"
Jisung membulatkan matanya, apakah itu kucing?.

"Pak Chris, Bapak tahu tentang 'mencari mayat' ?"

Pak Chris binggung. "kenapa kau menanyakan itu?"

"karena setiap kami meneliti mencari mayat, Bapak selalu mengawasi kami."

Pak Chris tak peduli dengan ucapan Jisung, ia lebih memilih untuk melanjutkan menggali lubang untuk memakamkan jenazah kucing.

"saya mohon, tolong ceritakan tentang mencari mayat" pinta Jisung sopan.

.
.

Pak Chris pun membawa Jisung ke ruangannya yang berada di perpustakaan. "Bapak mungkin masih SMA saat melakukan 'mencari mayat'." ucapanya.

"Bapak tidak yakin?"

"Bapak sudah lupa"

"apa?"

"sampai Bapak menemukan buku ini." Pak Chris mengeluarkan sebuah buku dari laci mejanya.

"Bapak merasa... punya teman dekat di SMA yang menghabiskan waktu bersama."

STUDI KOMPARATIF BUDAYA OKULTISME MENGURAI PENCARIAN MAYAT SELURUH DUNIA. itulah judul buku yang dipegang oleh Pak Chris.

"Bapak terus memikirkan ini. Nama gadis ini... " sambil menunjukkan satu nama yang tertulis di daftar peminjaman buku. Jisung mendekat. Lily Jin Morrow.

"dia murid kelas lain dan Bapak tidak pernah bicara dengannya."

"namun... dia sangat berarti bagi Bapak. Bapak yakin begitu."

Jisung masih memperhatikan gurunya itu.

"kini, Bapak bahkan tidak ingat perasaan Bapak."

"setelah pencarian mayat berakhir, ingatan kita akan hilang."

Jisung memberanikan diri untuk berbicara. " lalu, teman-teman Bapak saat mencari mayat..."

"Bapak tidak ingat."

"tidak mungkin" Jisung tak percaya.

Hari semakin gelap.
Jisung keluar dengan perasaan sedih. terdengar suara Felix dari dalam kelas. "kenapa si hantu merah berubah menjadi monster itu?"

"mungkin kita merusak segel boneka itu saat kita di rumah itu" pikir Hyunjin.

"kita harus menghindari monster itu dan menemukan kepalanya" ucap Changbin.

"sial. di mana itu disembunyikan. kita sudah memeriksa setiap jengkal sekolah" Minho kesal.

.
.
.
.
.

Jisung pergi ke rooftop.

"Masih belum pulang?" seseorang datang.

Jisung kaget dan membalikkan badannya. "Minho?"

Minho mendekat ke arah Jisung. " kau tidak apa-apa?"

"sejujurnya... aku takut. ini mungkin hari kita semua lenyap" Jisung menatap langit.

"jangan pesimis sebelum kita mencoba. lagi pula, aku juga selalu begitu." balas Minho.

"apa?" Jisung menatap Minho.

"rekrutan dari SMA JYP. kubilang, aku tidak tertarik menjadi profesional.
sejujurnya... aku takut gagal saat itu menjadi kenyataan.
aku selalu menyerah sebelum mencobanya. payah kan?"

Mereka diam sesaat.

"namun... aku muak berlari.

Jisung. aku berjanji akan melindungimu" ucap Minho penuh tekad.

Jisung tidak tahu harus membalas apa perkataan Minho barusan.

"jadi, jangan khawatir. setelah mencari mayat berakhir, esok yang sebenarnya akan tiba." ucap Minho tersenyum.

Jisung membalikkan badannya, tanpa sadar meneteskan air matanya. "jika esok yang sebenarnya tiba... aku akan kembali... menjadi tam terlihat bagi semua orang. bahkan bagimu."

"kenapa bilang begitu?"

Jisung ingin melanjutkan kalimatnya, tapi tenggorokannya seperti tercekat untuk mengeluarkan kata-kata itu.

Tiba-tiba Minho memeluknya dari belakang. "bahkan jika... kau lenyap besok... aku akan menemukanmu." ucap Minho penuh ketulusan.

"Minho..."

Minho melepaskan pelukannya. ia melepaskan pin dasi miliknya. dan memberikannya pada Jisung.

"ini mewakili janji itu." Jisung menerimanya. tangannya digenggam oleh Minho.

"aku akan menemukanmu" Minho mengecup bibir Jisung sebentar. Jisung mengedipkan matanya berkali-kali, tak percaya apa yang barusan dilakukan oleh Minho.

Re/Member - SKZ ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang