05; Pemuda Hanbok Merah

64 21 4
                                    

Apa yang aku dapatkan dengan Janji?



Pemuda di depannya itu tersenyum, “Bukankah kau yang tadi memanggilku? Seja.” Yang lebih kecil membungkuk, menyamakan wajahnya dengan sang putra mahkota. “Sayangnya, aku bukan monster, iblis, atau apapun itu.”

Chanyeol kembali teringat permohonannya,

Jika tidak ada satupun manusia yang mampu menolongku disini; Aku tidak perduli, entah kau adalah iblis, monster, hantu, maupun legenda. Siapapun dirimu, tolong aku.

Dia menatap si pemuda kecil berhanbok merah itu dengan horror, “Kau bisa mendengarnya? B-Bagaimana mungkin?”

Pemuda itu kembali tersenyum, menampilkan giginya yang rapi. Terlihat benar-benar seperti anak kecil. Dia berdiri dengan tegak, “Berdirilah, sangat memalukan melihat seorang putra mahkota di posisi seperti ini.”

Kurang ajar

Meski begitu, Chanyeol tetap bangkit dari duduknya, mengamati lekat-lekat pemuda di depannya yang sedang sibuk menatap pohon-pohon besar di sekitar mereka. “Kau sudah dekat dengan tujuanmu.” Ujarnya.

“Wah,” Chanyeol bergidik ngeri. “Kau juga tau tujuanku yang tidak aku ketahui? Ternyata selain bisa bertelepati, kau juga bisa membaca pikiran?”

Tunggu,

Telepati

“Telepati? Kau bahkan tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya.” Ujarnya seolah itu bukan hal yang besar, namun Chanyeol sudah memicing curiga.

Kenapa pemuda aneh ini tau begitu banyak tentangnya?

“Aish, itu terlihat jelas. Seseorang dengan kekuatan besar sepertimu pasti mempunyai alasan kenapa berlari seperti anak kecil dari penyerap energi.” Ujarnya yang berhasil menjawab pertanyaan Chanyeol.

“Kau membaca pikiranku lagi!” Chanyeol mulai tersinggung.

Pemuda berhanbok merah itu berbalik, berjalan menjauh sementara Chanyeol mengikutinya dari belakang. “Hey! hanbok merah, kau tau? Sangat tidak sopan membaca pikiran orang lain seperti itu.”

“Aku tidak perlu membaca pikiranmu untuk mengetahui apa yang ada di dalam sana. Semua terlihat jelas di wajahmu.” Sahutnya acuh, “Seharusnya, seorang calon raja tidak boleh terbaca sejelas itu.” Cicitnya lagi.

Chanyeol kewalahan mengikuti pemuda kecil yang ternyata berjalan jauh lebih cepat dari perkiraannya. Jangan salah paham, kakinya terlalu lemas karena banyak berlari menghindari monster-monster aneh di hutan ini.

Tanpa berfikir panjang, Chanyeol menarik tangan pemuda di depannya. Hendak memintanya untuk berhenti atau paling tidak berjalan perlahan. Namun yang di dapatinya justru tangannya membeku begitu menyentuhnya. Aliran air yang sedingin giok es di klinik kerajaan merambati tangannya kemudian membeku, membuatnya menjerit kesakitan seolah ada sesuatu yang menusuk-nusuk tangannya dan memecahkan nadinya.

“Aish, kau membuatku waspada.” Pemuda itu lantas menyentuh tangan Chanyeol dan sesuatu berwarna merah muda yang sangat terang keluar dari telapak tangannya.

Es yang membekukan tangan Seja negeri Guayong itu terlihat sudah mencair namun dia masih belum merasakan tangannya.

Chanyeol panik, “Hanbok merah, aku tidak dapat merasakan tanganku!”

“Tentu saja Seja, semua saraf tanganmu sudah putus.”

Chanyeol mebelalak, “Apa—“

“Diam, jangan bergerak atau tanganmu akan putus. Biar aku menyembuhkanmu.” Dan cahaya berwarna pink keluar menyelimuti tangannya. Pemuda mungil itu diam-diam tersenyum melihat Chanyeol yang langsung tenang menurutinya.

SINHWA (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang