07; Harapannya

72 19 2
                                    

Bagaimana aku bisa mengenalimu?



Mata besarnya menatap bergantian ke arah giok es dan perapian. Seolah menyadari sesuatu, dia menatap horror gurunya yang terlelap dengan damai.

Tidak mungkin kan?

Jika dia tidak memiliki elemen dingin, Chanyeol berdoa semoga itu naga dengan kekuatan netral! Apa jadinya jika dia hanya bisa menguasai naga petir dan naga api nantinya? Meski dia tentu bisa mempelajari yang netral namun itu masih belum cukup untuk menghentikan kudeta.

Naga penyembuhan?

Aish, itu lebih tidak mungkin. Konon, untuk benar-benar menguasai naga penyembuhan memerlukan hampir 50 tahun, hal itu juga dibuktikan oleh raja sendiri.

Karena tidak mungkin menguasainya jika kau tidak terlahir dengannya.

Naga cahaya?

Jangan bercanda, Chanyeol bahkan tidak pernah menemukan bangsawan dalam catatan kerajaan yang terlahir dengan kekuatan itu.

Dari yang dia ketahui, keberadaan kekuatan itu juga dipertanyakan dari dekade ke dekade, mungkin karena itu kuil pemujaannya di anak tirikan oleh menteri pembangunan sampai harus berbagi dengan kuil naga petir yang memiliki sedikit pemuja.

Chanyeol kembali membaringkan badannya, semakin was-was saat menatap Baekhyun yang masih terlelap seolah tidak terusik dengan dirinya yang bergerak gelisah.

Malam itu Chanyeol habiskan dengan memikirkan nasib kerajaan dan nasibnya sendiri. Terlalu sibuk dengan pikirannya, dia akhirnya terlelap saat fajar menyingsing.



"Seja pemalas! Jika kau sudah bangun, cepat keluar atau kau akan mati kelaparan karena melewatkan sarapan dan makan siang."

Demi tuhan, Baekhyun adalah orang pertama yang berani membangunkan putra mahkota seperti itu. Jika ini istana, Baekhyun sudah pasti akan mendapatkan 100 kali cambukan.

Namun tidak ada yang dapat dia lakukan selain menurut dan bangun dari tidurnya yang jauh dari kata nyaman. Dia sudah berjanji akan meninggalkan status putra mahkota saat memasuki Sinhwa.

"Tidak mudah menjadi rakyat biasa kan?" suara Baekhyun yang sore hari ini terdengar menyebalkan tidak dia hiraukan, pemuda tinggi itu langsung menghampiri sang guru yang sedang duduk di pondok sambil memakan ubi manis.

Lagi-lagi, dia bertanya-tanya tentang model pakaian Baekhyun yang aneh.

Chanyeol menelisik sambil memakan ubinya dalam diam, "Tidak ada orang yang berpakaian seperti ini di Guayong."

Benar, hanbok yang dikenakan Baekhyun hanya potongan kain sederhana yang dijahit satu warna dari atas sampai bawah dengan sedikit warna berbeda di bagian pinggang yang dijahit ketat.

Chanyeol menyentuh kain hanbok Baekhyun yang menjuntai. "Wah, kau ternyata kaya juga. Ini sutra kualitas tinggi!"

Yang lebih mungil tersenyum bangga, "Ini adalah model yang pernah terkenal di kalangan ksatria."

"Benarkah?" Chanyeol memicing tidak yakin.

Baekhyun tertawa, "Terserah kau ingin percaya atau tidak, ini model dari 100 tahun lalu."

Oke, Chanyeol tidak akan berdebat dengan perbedaan generasi yang terlalu jauh ini dan memilih memakan ubinya dengan tenang.

"Bagaimana tidurmu semalam?"

Chanyeol terbatuk, "T-tidak begitu nyenyak."

"Kalau kau tidak ingin tidur diatas giok es, ambilah beberapa daun kelapa kering dan jerami di kebun untuk alas tidur."

"Kau mempunyai kebun?"

Baekhyun mengangkat bahunya acuh, "Aku masih perlu makan, selain itu terlalu berbahaya bagiku keluar dari Sinhwa."

"Kenapa?"

Baekhyun justru memukul bahu putra mahkota itu, tidak keras namun cukup membuat Chanyeol mengaduh tidak terima, "Daripada membahas hal tidak penting, lebih baik kau segera ke kebun sebelum hari semakin gelap. Kau bahkan belum belajar apapun hari ini."

"Aku hanya bertanya, kau kasar sekali." gerutu Chanyeol dan memakan ubi terakhirnya sebelum bergegas ke tempat yang ditunjuk oleh Baekhyun.

Tidak terlalu jauh, hanya ada diluar pagar pohon-pohon raksasa yang melindungi tempat tinggal mereka. Chanyeol melewati hamparan bunga yang memenuhi halaman Baekhyun dengan ragu. Saat dia hampir melangkah keluar dari area rumah Baekhyun, dia menoleh kebelakang.

"Baekssaem, aku tidak akan dimakan makhluk begitu keluar dari sini kan?!" Chanyeol berteriak kencang karena jarak mereka yang jauh.

Baekhyun balas berteriak, "Jika tidak ingin dimakan, kembalilah secepat mungkin."

Chanyeol memucat dan Baekhyun terkekeh pelan.

Karena nyatanya, tidak ada satupun makhluk di Sinhwa yang akan berani menyentuh miliknya. Milik seorang legenda yang telah menghilang bersama dengan gurunya yang dikenal dengan nama Banshee.

Seseorang yang terkenal karena patriotismenya, namun sebenarnya tak jauh berbeda dari seorang pembunuh.

Karena dimanapun kakinya berpijak, darah segar dari tubuh tidak berdosa dan penggalan kepala dengan wajah menampilkan ketakutan selalu menyambutnya.

"Kematianmu adalah hukuman yang pantas," gumam Baekhyun dengan seulas senyum kecut, menatap punggung Chanyeol yang semakin menjauh. "Aku harap kau berbeda dengannya, Seja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SINHWA (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang