Tahun baru sangat dinanti oleh kekasihku. Alasannya sederhana, ia selalu terpikat pada kembang api yang sebenarnya masih kalah cantik dibanding dengan parasnya.
Dan di penghujung tahun, aku tak pernah bosan mengucapkan betapa beruntungnya aku memiliki dirinya, sebab ia yang selalu ada untukku kala suka maupun duka. Namun sayang, ia tak mampu mendengar ucapanku.
Iya, kekasihku tidak mampu mendengar sejak ia remaja. Insiden kecil terpaksa membawa dirinya ke nasib yang cukup mengenaskan.
Tak masalah, aku tetap senang melihat senyuman indahnya meski bukan karena ucapanku, melainkan karena kembang api yang ia tatap.
Kali ini rasanya berbeda, aku memberikan alat bantu dengar untuknya. Dengan alibi,
"Agar kamu bisa mendengar dentuman kembang api."
Padahal, ini hanya akal bulusku agar ia bisa mendengar secara langsung apa yang aku ucapkan setiap tahunnya.
Kita berdiri di atas bukit, bersama dengan beberapa wisatawan lainnya, ada yang bersama keluarga, pasangan, teman, bahkan ada juga yang menikmatinya sendirian. Sebab kembang api memang seindah itu pancaran sinarnya.
Kami semua serempak menghitung mundur, dan di detik terakhir aku segera memasangkan alat bantu dengar untuknya. Lantas ia terkejut, menghadap ke arahku dan memeluk erat tubuhku.
"Kamu terkejut?"
Ia perlahan mengangkat kepalanya, lalu menatapku takut. Sontak aku mendekap kepalanya sembari mengusap surai lembutnya dan berkata,
"Kamu tidak sendiri, ada aku di sini. Kamu ingin tahu sesuatu?"
Masih terpaut dekapan, aku merasakan kepala mungilnya menganggukkan kepala tanda penasaran.
"Selamat tahun baru, Cantikku... Aku benar-benar beruntung memilikimu, ayo kita saling menguatkan sampai kita bisa menikmati kembang api bersama di tahun berikutnya, bahkan selamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTOLOGI
Short Storysederhananya, antologi merupakan kumpulan sebuah karya tulis baik itu berupa puisi, syair, pantun, cerpen, dan sebagainya. penulis mengutamakan cerpen dan sajak dalam buku ini. seluruh karya dalam buku ini murni hasil gagasan dari penulis. apabila a...
