Mayat laki-laki itu kini sudah di bawa ke rumah sakit. Selena merosotkan bahu nya, mereka di pulangkan lebih cepat. Alova yang berada di samping nya tentu menatap heran Selena.
"Kenapa? Kau terlihat murung setelah keluar dari dalam kamar mandi." celetuk Alova.
Selena menoleh sekilas, ia memegang tali ransel nya, lalu menggeleng. "Tidak, aku hanya tidak sabar untuk pulang." kilah nya.
Alova hanya bisa mengangguk paham, di gerbang sekolah mereka berpisah, karna Alova di jemput sopir pribadi nya.
Sedangkan Selena berjalan menuju rumah nya. Sebenar nya ia bisa saja mengguna kan taxi, namun kali ini ia ingin berjalan kaki.
Seakan teringat sesuatu, Selena meraih tas di punggung nya. Lalu membuka tas berwarna abu-abu itu. Mengambil sesuatu, setelah nya, ia pun menggendong tas nya kembali.
Sebuah coklat, Selena memandang lamat-lamat coklat pemberian Adik tingkat nya tersebut. Menghela nafas gusar, ia pun berjalan kembali, sembari ingin memakan coklat tersebut. Seperti nya tidak buruk.
Saat akan menyuap kan coklat itu ke dalam mulut nya, tak sengaja seseorang berjubah hitam menabrak diri nya, hingga coklat tersebut jatuh mengenaskan.
"Hey!!, apakah kau tidak memiliki mata?!" kesal Selena, ia menatap miris pada coklat yang sudah kotor itu.
Memandang kesal laki-laki yang berkaca mata, lalu berjalan angkuh itu.
"Bahkan aku bisa membelikan mu lebih banyak dari itu." lirih nya, lalu pergi meninggal kan Selena yang berdiam diri.
Selena mendengus kasar, "HEY JIKA KAU BISA MEMBELI KAN AKU BANYAK COKLAT, JANGAN HANYA OMONG KOSONG SAJA!" teriak Selena, karna laki-laki itu sudah menjauh.
"Ck!, padahal aku ingin memakan coklat itu..."
***
Selena tak bisa tak terkejut melihat sebuah Motor Truk besar berada di depan rumah nya, padahal ia baru saja sampai di depan rumah nya.
Selena langsung berlari, mendekati Ibu nya yang berdiam diri di depan pintu. "Ibu?, ini-?" tiba-tiba saja kepala nya pusing.
Ibu nya yang bernama Cia menghela nafas, "Diri mu memesan coklat sebanyak itu?, untuk apa? Duit nya dari siapa Selena?" keluh ibu nya.
Selena kikuk sendiri, "H-hah?, a-ku tidak memesan coklat sebanyak ini ibu!" bela nya.
Ibu Cia memutar bola mata nya malas, "Lalu? Tidak mungkin ibu? Apalagi ayah mu" ucap Ibu Cia.
Lalu, seorang sopir truk itu datang, dan memberikan struk itu pada Selena. "Semua nya telah di bayar oleh Tuan Jove." ucap sopir tersebut.
Dahi Selena mengernyit sempurna. "Jove?, siapa?" heran Selena.
Sedang kan ke dua orangtua nya mengatup bibir mereka masing-masing. "Ibu, siapa itu Jove?" tanya Selena menuntut.
"Saya permisi Nona, selamat menikmati." ucap sopir itu lalu pergi.
"Ibu!, Ayah!" panggil Selena, kala ke dua orangtua nya berjalan masuk.
"Cepat lah mandi, lalu kita akan makan bersama." putus Ayah nya yang bernama Van.
Selena langsung mengatup kan bibir nya, lalu menghela nafas gusar. Ia masuk ke dalam rumah sederhana itu, sembari menatap begitu banyak coklat.
Lalu, seakan teringat sesuatu, ia berhenti di ambang pintu.
"Apakah laki-laki tadi...?" terka nya tak yakin.
"Tapi, dari mana dia tau alamat rumah ku?"
"Aneh sekali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION BOY
Action[🚫AREA 17+] ✔Anti pelakor, tapi pebinor ✔Konflik ringan ✔bucin [JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR] [Kalian akan di buat baper dan halu setinggi-tinggi nya. Dan di jatuh kan oleh kenyataan, bahwa yang saya tulis hanya lah fiksi semata] *** Apa yang kal...