An Ending

261 23 6
                                    

"Akari!!" sambut Ikehara begitu mengetahui sahabatnya sudah kembali ke dunia manusia.

Akagawa-san hanya membalas sambutan itu dengan pelukan.

Aku hanya bisa tersenyum pasrah saat melihat itu semua. Mungkin sejak awal aku memang tidak ditakdirkan untuk bersama dengan Akagawa-san (?)

Tapi, sejak kapan aku menjadi pasrah akan takdir?


"Ettoo... Ko-Komaha... san?" panggil Akagawa-san yang hampir membuat jantungku meledak karna terus berdebar dengan kencang, seolah ingin keluar dari tubuhku. Bayangkan saja, dia mengingat namaku! bahkan, dia memanggil namaku!

"A-ada apa, A-Aka... gawa-san?" aah, sial. kenapa di saat seperti ini, aku malah menjadi gugup?

"Itu... Terimakasih atas selama ini." Akagawa-san mengucapkannya sambil tersenyum. Oh, Tuhan... Apa ada hal yang lebih membahagiakan daripada ini? "Aku tahu kau melakukan semuanya hanya karna kau ingin melindungiku. Tapi, aku juga ingin merasakan hidup mandiri. Aku ingin mencoba mengatasi masalahku sendiri.

"Iya, maaf, seharusnya aku mengetahui hal itu. Maaf sudah merepotkanmu selama ini." aku terdiam sejenak. "Termakasih, sudah membuatku merasakan perasaan seperti ini, meskipun hanya sebentar, tetapi aku sangat bahagia."

"Aku tidak melakukan apa-apa, Komaha-san. Mungkin aku tidak cukup pantas untuk menerima semua niat baikmu. Tapi, kurasa kau harus memikirkan apa yang dirasakan orang lain saat kau ingin melakukan sesuatu sebelum kau melakukannya, agar kau benar-benar membuatnya bahagia."

Ucapannya barusan seperti ribuan pisau yang menusuk dadaku di saat yang bersamaan. Itu benar-benar tepat. Aku sama sekali tidak memikirkan apakah tindakanku benar atau tidak. Aku hanya menolongnya semata-mata hanya karena aku ingin memuaskan hasratku untuk lebih lama bersama dengan dirinya.

"Aku mengalami banyak hal setelah kita bertemu." lanjutnya. "Semoga di kehidupan kedua, kita lebih cepat bertemu dan menghabiskan waktu bersama lebih banyak. Aku inign mengetahui lebih banyak tentangmu."

"Aku juga berharap begitu, Akagawa-san." jawabku dengan senyum.

Akagawa-san membalas senyumku. Kemudian kakinya mendekatiku. Tangannya perlahan meraih pipiku. Kemudian bibirnya perlahan-lahan mendekati...

Aku tidak percaya ini.

Dia menciumku.

Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada ini, Tuhan.

Kurasa aku akan pergi ke surga setelah ini. Beban yang selama ini memenuhi pundakku, kebencian yang memenuhi dadaku seolah hilang dalam sekejap. Meskipun aku ragu jika surga akan menerimaku nanti.

"Tunggu aku di sana ya." Ucapnya sambil tersenyum sembari menatap mataku dalam.

Aku pasti akan menunggumu, Akagawa-san.

Aku ingin mengucapkan itu, namun aku takut aku tidak akan bisa menahan emosiku yang meluap-luap.

Keberadaankupun perlahan memudar.

Seharusnya aku lebih cepat sadar kalau, aku lebih menyukai senyuman Akagawa-san saat dia menjalani kehidupan sehari-harinya seperti yang dia mau. Merasakan matahari secara langsung, menghirup oksigen yang dihasilkan dedaunan, memakan makanan manusia sebagaimana seharusnya, meminum air, dan bercanda dengan teman-temannya (yang perempuan).

Aku dengan bodohnya sudah menghilangkan banyak hal yang membuat Akagawa-san bahagia, dan aku juga banyak menambahkan hal yang membuat sneyumannya menghilang.

Tapi, meskipun begitu, aku sudah membuatnya mendapatkannya kembali. Dan akupun dapat melihat senyumnya kembali.

Aku tidak akan pernah melupakan semua ini. Sesuatu yang terjadi di luar kehidupanku yang sesungguhnya. Yang membuatku sadar bahwa kebahagiaan orang yang kusayang itu lebih berharga dari apapun.

Mungkin aku harus pergi sekarang, membawa cerita singkat namun tidak akan pernah kulupakan.

Ini bukan perpisahan. Aku percaya, kami pasti akan bertemu lagi. Entah di duniaku atau kami akan berreinkarnasi dan bertemu kembali di kehidupan selanjutnya, sambil melanjutkan cerita hidup kami yang belum selesai. Apapun itu, kami pasti akan bertemu lagi. Aku percaya itu. Dan aku percaya, dia juga percaya itu.

Aku tetap mengawasinya dari atas sana. Sambil menunggunya menyusulku. Sambil menunggu tiba saatnya kami berdua akan bertemu kembali.

Aku tidak akan mengganggunya lagi.

Satu hal yang masih tetap sama adalah, aku tetap mencintainya.

— End of the story


Finally Stalker reach its end -w- i'm satisfied i have finished it.
Thank you for all votes, comments and supports. i really appreciate it, i really happy because of it.

I'm planning to make stalker in english version of the readers reach 20k (?) X3 or maybe I'll make the sequel if I have new idea -w-b

I'll post some new story, with different genre. I hope you read it also -w- this time won't be this short.

By the way, anyone here realize that Ikehara actually has a crush on komaha shiki? XDD

StalkerWhere stories live. Discover now