From Another Point of View

914 38 2
                                    

-- Point of view changed --

Sejak awal dia memang populer. Tapi tidak ada yang berani menyatakan perasaan kepadanya.

Dan mulai sejak hari itu, dia mendapatkan seorang penguntit. Tapi kurasa ini tak akan terlalu mengganggunya. Karna penguntit itu juga bukan manusia. Jadi untuk beberapa hari, aku diam saja.

Tapi semakin lama, hantu itu semakin mendekati roh jahat. Suatu saat nanti dia pasti akan melakukan sesuatu yang kejam dan egois karna perasaannya kepada Akari yang kuakui, sangat dalam. Aku dapat melihatnya.

Ternyata benar, dia melakukan sesuatu. Sebelumnya aku sudah memperingati Akari untuk berhati-hati kepada hantu itu. Tapi karna Akari tidak bisa melihat hantu, kurasa percuma saja.

Aku mengenal hantu itu sebelumnya. Orang itu adalah Komaha Shiki-Senpai, Senpaiku saat aku masih SMP dulu. Senpai lumayan ramah tapi terlihat selalu kesepian. Dia pengunjung tetap UKS. Karna aku termasuk salah satu pengurus UKS, aku sering melihat Senpai. Terkadang, aku mengajaknya mengobrol. Tapi setelah Senpai lulus, aku tidak pernah melihat Senpai lagi.

Aku tak tahu apakah senpai masih mengingatku atau tidak. Senpai tahu kalau aku bisa melihat, menyentuh, dan berkomunikasi dengan makhluk lain tapi Senpai tidak menyapaku sama sekali. Padahal dulu kami cukup akrab.

Aku ingin menyapa Senpai tapi pasti akan terlihat aneh jika aku melakukannya karna orang-orang pasti akan mengira kalau aku berbicara sendiri. Jadi mungkin aku akan melakukannya saat kami hanya berdua.

Semoga saja Senpai masih ingat padaku.

Tapi kalau misalnya, Senpai masih mengingatku, apa yang akan kulakukan? Mungkin, aku akan memintanya untuk berhenti mengejar Akari. Sepertinya aku sangat peduli dengan Akari ya? Sebenarnya aku hanya menganggapnya teman biasa, aku juga termasuk orang yang cuek jadi aku tidak peduli jika ada yang menguntitnya atau apa. Selama dia tidak meminta bantuantu, aku tidak akan ikut campur.

Tapi kenapa aku ingin Senpai untuk berhenti mengejar Akari? Aku juga tidak tahu, tapi aku merasa tidak nyaman saat aku melihat Senpai mengejar-ngejar Akari sementara dia sama sekali tidak melirikku.

Aku juga ingin mengobrol dengan Senpai lagi walaupun sekarang Senpai bukan manusia. Walaupun hanya sekedar menyapa.

Mungkin aku harus menyapanya duluan. Aku harus memberanikan diri.

Tidak biasanya aku menyapa seseorang duluan. Biasanya aku lebih pasif dan menunggu seseorang untuk menyapaku terlebih dahulu. Kenapa tiba-tiba aku berubah begini?

Ya, pokoknya yang harus kulakukan selanjutnya adalah menyapa Senpai dan menahan agar tidak jatuh korban lebih banyak lagi. Dan mungkin, dengan aku menyapanya, perasaan tidak nyaman ini akan hilang.

-- End part 7

StalkerWhere stories live. Discover now