6 pemuda dengan jaket almamater berwarna hijau itu baru saja turun dari dalam bus yang mereka tumpangi. Tidak lain itu adalah: Harsa, Jendra, Andra, Jean, Gavin dan Satya. Mereka berenam merupakan mahasiswa semester 7. Tujuan mereka sekarang adalah menuju tempat kost baru. Ya, mereka berenam sepakat untuk tinggal satu kost lantaran keenamnya satu kampus yang sama.
Alasan mereka pindah kost agar lebih dekat dengan kampus saja. Pasalnya tempat kost yang dulu jaraknya sangat jauh dengan kampus mereka, bahkan sering kali memakan waktu. Hal itulah yang membuat keenam pemuda itu memutuskan untuk pindah kost-an.
Sekarang keenamnya sudah berada didepan kost baru mereka dan ibu pemilik kost juga sudah memberikan kunci kepada Harsa karena beliau yang paling dewasa diantara kelimanya. Keenam pemuda itu segera memasuki kost baru mereka, kost nya luas dan terdapat tujuh kamar didalamnya. Bahkan lebih luas dari kost lama mereka.
Harsa menempati kamar nomor satu, Jendra nomor dua, Andra nomor tiga, Jean nomor empat, Gavin nomor lima dan Satya nomor enam persis bersebelahan dengan kamar nomor tujuh. 6 kamar sudah terisi itu artinya kamar ketujuh yang terletak dipaling ujung bersebelahan dengan dapur kosong tak berpenghuni.
Satya berdecak sebal karena ia ditempatkan disebelah kamar kosong. Percayalah, Satya itu paling penakut diantara kelimanya.
Malam pun tiba mereka berenam sudah membenahi barang-barang mereka yang semula dibawa selama ngekost disini. Kini keenamnya berkumpul diruang tengah, menikmati acara siaran televisi.
Jarum jam menunjukan pukul 10 malam tetapi enam mahasiswa itu memutuskan untuk tidak tidur karena sudah terbiasa begadang setiap harinya.
Jendra beralih mengganti siaran sepak bola seketika membuat mereka tambah semangat. Bola adalah kesukaan mereka.
"Kalian nggak pada mau tidur?" tanya Jendra karena melihat keenam sahabatnya memilih menggelar tikar dan berbaring sambil menikmati acara siaran bola.
"Nggak ngantuk kalo gue mah," jawab Andra.
"Nggak afdol nih kalo nggak ada cemilan." celetuk Jean. Cowok itu yang paling doyan makan diantara kelimanya.
"Nah bener tuh. Jean, ambil snack dikulkas dapur sana," ujar Gavin menitah. Jean berdecak sebal tapi ia tetap melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil snack sebagai teman cemilan selama menonton siaran pertandingan bola.
Jean melangkahkan kakinya menuju dapur dan melewati lorong kamar mereka yang saling berhadapan. Jean juga harus melewati kamar ketujuh yang tidak berpenghuni itu. Seketika saat melewati kamar ke tujuh, Jean mendadak merinding namun ia tepis pikiran-pikiran negatif nya itu.
(gambar hanya pemanis)
Jean segera membuka kulkas dan mengambil beberapa snack dari dalam sana. Tetapi, saat tengah asyik mengambili snack itu, sebuah tepukan dipundak kanannya membuat Jean menjadi geming. Perasaannya mendadak tidak karuan, jantungnya berpacu cepat, dan bulu kuduknya merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝑶𝑶𝑴 𝑵𝑼𝑴𝑩𝑬𝑹 𝑺𝑬𝑽𝑬𝑵
HorrorTempatnya bagus, mewah, bersih, harganya juga murah, tapi....agak aneh. Awalnya biasa-biasa saja, tapi makin kesini mereka berenam selalu mengalami hal-hal ganjil. Mereka berenam kira pindah kost akan membuat suasana menjadi tenang dan damai. Namun...