CHAPTER DUA

9 4 9
                                    

"Tadi gue beneran liat hantu. Pas gue lagi ambil nih snack dalem kulkas, tiba-tiba aja ada yang nepuk bahu gue. Ya gue pikir itu kalian, tapi pas gue nengok ternyata mahluk aneh. Gue simpulin kalo itu hantu." jelas Jean menceritakan kejadian yang dirinya alami tadi.

Seketika kelima cowok itu dibuat cengo oleh cerita Jean. Hari pertama mereka pindah ke kost ini sudah ada hal yang tidak beres saja.

"Ciri-cirinya?" celetuk Andra bertanya.

"Tinggi, besar, item."

Mereka sontak langsung terdiam. Memikirkan apa mahluk itu? Tinggi, besar, dan hitam. Apa mahluk itu?

"Oh gue tau," celetuk Gavin yang membuat atensi mereka teralihkan pada cowok berambut mullet itu.

"Tau apa?" tanya Satya dengan satu alis yang diangkat.

"Gue pernah baca artikel, kalo mahluk dengan ciri-ciri yang kayak Jean sebutin tadi. Itu namanya genderuwo," ujar Gavin menjelaskan.

"Genderuwo? Apaantuh?" kompak mereka berlima. Bertepatan saat itu juga, sebuah vas bunga yang terletak disamping televisi terjatuh kelantai membuat mereka berenam dibuat terkejut bukan main. Padahal tidak ada hujan ataupun angin, lalu kenapa tiba-tiba vas bunga itu jatuh sendiri?

"Gaes, kayaknya ada yang nggak beres nih," kata Andra seketika membuat mereka saling pandang.

"Mending kita tidur aja." ujar Harsa yang diangguki oleh mereka berlima. Keenam cowok itu segera masuk ke bilik kamar masing-masing. Mengunci pintu kamar rapat-rapat dan segera bergelung dibawah selimut.

Tetapi, saat Satya ingin membuka kenop pintu kamarnya. Ia mendengar suara tangisan perempuan dari dalam bilik kamar nomor 7.

Satya menelan ludah susah payah. Jujur ia menjadi porno sekarang. Tidak mau rasa takutnya semakin membuncah, Satya memutuskan untuk segera masuk kedalam kamar.

Satya mengunci kamarnya rapat-rapat lalu segera meloncat keatas kasur dan menggulung tubuhnya dengan selimut tebal.

Hingga pada akhirnya ia tertidur lelap.

*

Keesokan harinya tiba. Pada pukul 8 pagi. Harsa, Jendra, Andra, Jean dan Satya sudah berbaris didepan pintu kamar mandi. Sialnya, kost sebesar ini hanya disediakan satu kamar mandi saja membuat mereka harus rela mengantre.

Ini sudah 1 jam lebih tapi Gavin yang sedang ada didalam kamar mandi belum juga keluar, membuat mereka berlima berdecak kesal. Untungnya ini hari minggu, mereka tidak pergi ke kampus.

"Vin cepetan dong yaelah lo udah sejam nih didalem!" ketus Jean tidak sabaran. "Gua udah kebelet mau pup nih!" ujarnya sembari memegangi perut yang terasa mulas sedari tadi.

"Iya woy buruan ngabisin air banget lo!" timpal Jendra sambil memukul pintu kamar mandi itu menggunakan handuk kuning miliknya yang semula ia lampirkan dipundak.

"Gavin cepetan kita mau mandi nih." ujar Harsa dengan intonasi tenang. Walaupun dalam hati ia sudah menyumpah serapahi Gavin karena sangat lama didalam kamar mandi.

"Dalam lima menit elo gak keluar gua dobrak nih pintu!" seru Satya yang sudah siap berancang-ancang ingin mendobrak pintu.

"Vin, ayo dong Vin keluar, ngapain aja lo didalem? lagi colay?" timpal Andra yang sudah jengah.

"Ini udah lima menit, sesuai omongan gue tadi. Gue bakal dobrak nih pintu." kelakar Satya terlampau kesal.

Saat ia ingin mendobrak pintu, suara seseorang yang sangat familiar terdengar oleh mereka membuat mereka berlima sontak menoleh bingung kearah cowok berambut mullet yang baru saja keluar dari bilik kamarnya.

"Pada ngapain dah ribut-ribut? Manggil-manggil nama gua lagi, mau minta tanda tangan?" tanya Gavin heran sambil mendekat kearah mereka berlima sambil melampirkan handuk biru nya dipundak.

"Lah Gavin?" beo Jean tampak cengo.

"Kenapa?"

"Loh bukannya lo yang mandi Vin?" tanya Jendra, mewakili keheranan teman-temannya.

"Mandi apaan wong gua baru aja bangun tidur." jawab Gavin seketika membuat lima pemuda yang berada didepan pintu kamar mandi yang terkunci itu terdiam.

Kalau Gavin baru bangun tidur, lalu siapa yang sedari tadi berkecipak didalam kamar mandi?

Tidak mungkinkan kalau itu ... hantu?

*

Lagi lagi keanehan terjadi. Padahal ini baru hari pertama mereka menempati kost ini. Kalau hari pertama saja sudah seperti ini, lalu bagaimana hari-hari selanjutnya?

"Lah, terus yang mandi didalem siapa?" tanya Harsa heran. "Disini cuman ada kita berenam, nggak mungkin ada orang lain yang bisa masuk kesini."

"Oke. Mendingan kita cek aja siapa yang mandi di dalem." ujar Gavin beropini. Lalu keenam pemuda itu kompak mengetuk pintu kamar mandi serentak.

Tok. tok. tok.

"Siapapun didalem tolong bukain pintunya, kita mau pake kamar mandi nya." ujar Harsa lugas dengan tangan yang masih mengetuk pintu kamar mandi.

Ceklek.

Seketika pintu yang semula terkunci dari dalam itu tiba-tiba terbuka sendiri membuat keenam pemuda itu sontak mundur. Benar-benar aneh.

Andra menggelengkan kepalanya. "Gaes kayaknya ada yang nggak beres sama kost ini." ucapnya yang membuat mereka saling menatap.



to be continued...

jangan lupa pencet bintangnya, aku maksaaa😾

𝑹𝑶𝑶𝑴 𝑵𝑼𝑴𝑩𝑬𝑹 𝑺𝑬𝑽𝑬𝑵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang