3.

670 55 4
                                    

"Appa ayo mak-" ucap Mark polos terpotong melihat appa nya.

Doyoung segera menutup kedua mata anaknya dengan telapak tangannya kemudian menarik tubuh anaknya itu untuk berdiri di belakang tubuhnya. Sungguh ia tak ingin anaknya melihat kegiatan yang appa-nya lakukan saat ini.

"Sorry. Just take your time." ucap Doyoung menutup kembali pintu itu.

"Appaa!!!" teriak Mark yang kemudian menangis.

Mendengar anaknya yang mulai tantrum membuat Doyoung segera menggendongnya lalu melangkahkan kaki menjauhi tempat itu untuk mencari tempat yang sepi dan nyaman bagi anaknya.

"Doyoungie!" panggil Yuta tak percaya melihat Doyoung berkunjung.

"Markie ingin makan siang dengan om Yuta?" tawar Doyoung kepada anaknya.

Mark hanya menggelengkan kepalanya. Ia masih menangis sesegukan karena tidak bisa makan siang dengan appa-nya.

"Ada apa Markie? Mau main ke ruangan om? Om punya banyak mainan." tawar Yuta.

Yuta sendiri tidak mengetahui kehadiran Doyoung dan Mark karena ia makan siang di luar seperti biasa. Yuta juga tidak ingin membiarkan suasana kantor menjadi gaduh karena Mark dan Doyoung yang berkunjung. Ia harus segera mengamankan mereka.

Mau bagaimana pun Mark adalah anak polos yang begitu mudah dibujuk oleh mainan.

"Jadi sejak kapan Yuta?" ucap Doyoung dengan tatapan kosong sedang menatap anaknya yang bermain mobil-mobilan.

Mainan itu sebenarnya mainan Jaemin anaknya yang sengaja ditinggal di kantornya.

"Sorry, apanya?" ucap Yuta tidak mengerti.

"Mereka berhubungan sejak kapan?" tanya Doyoung yang kini menatap Yuta.

"Doyoung, kau mengetahuinya?" tanya Yuta terkejut.

Doyoung hanya mengangguk menahan perasaannya yang terluka begitu kuat.

"Doyoung maafkan aku karena tidak memberitahumu. Meskipun aku orang terdekatnya disini, tapi Johnny melarang ku untuk mengurusi kehidupan pribadinya. Baiklah akan ku beritahu. Mereka berhubungan sejak-"

"Doyoungie!" ucap Johnny tanpa aba-aba membuka pintu ruangan Yuta. Nafasnya terengah seperti habis berlari dengan jarak yang jauh.

Yuta tidak bisa melanjutkan perkataannya mengingat bosnya kini berada di dalam ruangannya.

"Appaa!!" ucap Mark kembali merengek melihat appa-nya.

"Oh, come here my boy!" ucap Johnny setelah itu menggendong anaknya.

"Maafkan aku karena tiba-tiba membuka pintumu. Tadi Markie-"

"I know Doyoungie. Ayo pindah ke ruangan ku saja." ajak Johnny yang sudah membaca pesan Doyoung.

"Yuta, apakah disini tidak ada pantry?" Tanya Doyoung.

"Ada. Dari sini kamu lurus saja lalu belok kanan. Di kiri jalan itu toilet dan kanan jalan itu pantry." Jelas Yuta seolah mengerti apa yang sedang terjadi pada mereka saat ini.

"Baiklah. Thank you."
"Kita ke pantry saja." ajak Doyoung.

Johnny hanya menuruti kemauan istrinya. Mereka bertiga keluar dari ruangan Yuta dan hal itu sontak menarik perhatian para karyawan. Wanita yang sangat cantik dan juga anak kecil yang berada di gedongan bosnya terlihat begitu serasi. Johnny tidak peduli gosip apa yang akan tersebar hari ini tentangnya.

"Tolong temani Mark makan siang." ucap Doyoung setelah masuk ke dalam pantry.

Doyoung hanya mengeluarkan satu kotak bekal untuk anaknya lalu membukanya.

SECOND CHANGE || JOHNDO (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang