10.

541 46 1
                                    

"tentu saja Doyie, maka dari itu kau harus makan agar bayi di dalam perutmu bisa tetap hidup." Jawab Jaehyun cerewet.

Bagi Doyoung, Jaehyun adalah orang yang paling cerewet setelah ibunya. Dan itu tidak berubah sampai sekarang.

"Dia tidak menginginkan bayi ini." Ucap Doyoung lalu menunduk memeluk perutnya.

Air matanya kembali membasahi pipi yang kini tampak sangat tirus. Bagaimana mungkin Johnny menolak keberadaan janin yang ia kandung? Bahkan ia tak melakukannya dengan orang lain. Doyoung selama ini begitu menjaga martabatnya sebagai istri yang baik. Namun apa balasannya sekarang? Dosa apa yang ia lakukan padanya? Bahkan satu-satunya harapan Doyoung untuk tetap bertahan pun telah Johnny renggut darinya. Ia tak dapat lagi melihat anak lelaki yang begitu manja dan ceria. Lantas untuk apa ia bertahan sekarang?

Jaehyun menaruh kembali bubur buatan ibunya itu ke meja.

"Doyoung-a, lihat aku." Ucap Jaehyun sembari menangkup pipi Doyoung dengan kedua tangannya.

Jaehyun menarik nafas dalam-dalam.

"Aku menginginkannya." Ucap Jaehyun begitu tulus.

"Dan aku menginginkanmu, untuk sembuh." Lanjut Jaehyun.

Ia tak dapat lagi melihat sosok Doyoung sebagai wanita yang tangguh dengan sinar mata yang begitu cerah dan indah lagi. Doyoung kini kehilangan dirinya sendiri. Tatapannya begitu sayu dan kosong.

Doyoung terdiam setelah mendengar apa yang Jaehyun ucapkan. Matanya masih tetap kosong dengan air mata yang lagi-lagi mulai menggenangi mata cantiknya.

"Menangis lah Doyoungie, aku ada disini." Ucap Jaehyun merengkuh tubuh rapuh Doyoung.

Percakapan itu berakhir dengan Doyoung yang meluapkan semua perasaan dan emosinya di dalam dekapan Jaehyun.

......

"Aaaarrrghh....!!! Mengapa aku begitu bodoh?!" Ucap Johnny frustasi menenggak segelas wine.

"Yes you are." Jawab Yuta yang sudah mulai lelah dengan Johnny.

Emosi sesaat yang Johnny rasakan kini hanya membuahkan penyesalan. Ia meninggalkan seseorang yang seharusnya ia bawa kembali. Bahkan ia masih mengingat betul bahwa dirinya lah yang melakukannya pada Doyoung. Lantas mengapa ia tidak mengakui keberadaan buah cintanya?

Sementara appa Johnny begitu murka hingga Johnny harus "diistirahatkan" dari perusahaannya sendiri. Ayah mertua Doyoung itu sudah 2 hari menghubungi Doyoung namun tak ada jawaban dari menantu kesayangannya itu. Sampai pada akhirnya hari ke-3 seorang lelaki mengangkat teleponnya dan menjelaskan apa yang telah terjadi pada Doyoung.

Mendengar kabar itu sang mertua menghubungi ayah Doyoung untuk menyepakati pemisahan kedua perusahaan. Ya, sang Mertua begitu malu melihat kelakuan anaknya. Sementara ayah Doyoung masih tidak punya malu untuk meminta pembagian saham sebagai ganti rugi perusahaannya. Sampai mereka mencapai kesepakatan untuk mengirim 1 karyawan unggulan untuk membantu Doyoung memulihkan perusahaannya.

Sementara Mark, anak kecil itu masih merengek kepada neneknya agar bisa bertemu dengan eomma-nya.

"Is my mom otay?" Tanya Mark murung.

"Yes she is Mark, she just need some rest. She will be back for real quick." Ucap ibu mertua sembari memeluk cucu kesayangannya itu.

"How long genma?" Tanya Mark polos.

"I can't make sure but I promise she will comeback. Okay?" Ucap sang ibu mertua.

"Otay!" Ucap Mark.

Ibu Johnny harus mengurus Mark dengan baik selama Doyoung masih memulihkan dirinya. Tentu ia sudah mendengar semua kejadian di Korea dari cucu satu-satunya itu. Terlepas siapa yang membuahi rahim Doyoung, ia masih percaya bahwa Doyoung tidak akan melakukan hal gila seperti anaknya.

SECOND CHANGE || JOHNDO (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang