5.

672 53 2
                                    


"Nee eomma. Eung~" ucap Doyoung menutup telepon dari ibu mertuanya.

"Eomma kenapa Doyie?" Tanya Johnny penasaran.

"Kita dapat undangan pernikahan dari Joy." Jelas Doyoung singkat.

"When?" tanya Johnny sembari membuka ponselnya melihat schedule beberapa hari ke depan.

"Next week. Sebaiknya kita menginap di rumah eomma. Mereka rindu dengan Markie." jelas Doyoung.

"Baiklah. Kita akan menginap di sana."  kabul Johnny.

Ya, Doyoung begitu pintar menutupi lukanya. Ia bahkan mampu berpura-pura tidak terjadi apapun di antara mereka. Tentu ia adalah wanita yang pintar dan cerdik. Ia telah di didik begitu keras mengingat hanya ia satu-satunya penerus perusahaan orang tuanya. Doyoung memiliki rencananya sendiri untuk lepas dari lelaki yang ia cintai selama ini.

Doyoung kembali masuk ke dalam selimut untuk melanjutkan tidur malamnya. Kemudian Johnny meraih pinggang Doyoung untuk bisa ia peluk.

"Why did you hug me?" tanya Doyoung.

"I just wanna do this and stop complaining." ucap Johnny mengeratkan pelukannya.

Johnny begitu clingy dengan istrinya, ia sendiri tidak mengerti mengapa ia ingin selalu dekat bahkan menyentuh kulit Doyoung seakan tak ingin melepaskannya.

.....

"Cutie, I'm coming!" ucap Johnny setelah menutup pintu apartemen.

"Hi, welcome. Aku sudah buatkan spaghetti untuk kita." ucap wanita cantik berdarah Thailand setelah melepaskan pelukannya.

"Oh really? Aku juga sangat lapar." rajuk Johnny memegang perutnya.

Mereka berjalan menuju ruang makan.

"Johnny, we need to talk, right?" tanya Ten.

"Yeah, after this dinner, okay?" ucap Johnny.

Ten hanya mengangguk. Tentu wanita itu membutuhkan kepastiannya setelah lebih dari 3 tahun menjalin hubungan dengan Johnny. Terlebih hubungan mereka sudah terungkap sendiri oleh Doyoung.

"So, what would you do?" tanya Ten setelah merapikan meja makannya dan menghidangkan kopi untuk Johnny.

"I don't know. What should I do?" Johnny berbalik tanya.

"You don't wanna divorce her?" tanya Ten to the point.

Johnny hanya diam. Kepalanya menunduk menatap secangkir kopi yang belum ia minum. Perasaannya begitu bimbang. Tentu saja dia tidak akan menceraikan wanitanya tapi dia juga tak ingin kehilangan kekasihnya.

"What about me?" ucap Ten dengan mata yang mulai basah.

"we're more than fucking 3 years Johnny. Dan kamu tidak bisa memberikanku kepastian?" ucap Ten marah dengan air matanya yang berhasil lolos.

"Aku lelah Johnny. Sebaiknya kamu pulang." ucap Ten beranjak dari kursinya lalu melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Hanya tersisa Johnny dan secangkir kopinya yang sudah mulai dingin. Cukup lama ia terdiam lalu merogoh ponsel di sakunya lalu menghubungi seseorang.

........

"Okay, please send it to my email." ucap Doyoung yang berbicara dengan ponselnya.

"Thank you." ucap Doyoung menutup teleponnya.

"Eomma!" ucap Mark berdiri di depan pintu membawa buku dongeng keluarga kelinci.

"Sudah mengantuk? hmm?" tanya Doyoung melangkah mendekati anaknya.

SECOND CHANGE || JOHNDO (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang