puriel

143 29 10
                                    

Puriel (also Pyriel, Puruel, Pusiel and Pyruel and Purel) is an angel who appears in the apocryphal work of the Testament of Abraham , the 2nd century apocalyptic tale of Abraham's journey to heaven. Puriel is described as "fiery and pitiless," and is one of the two angels (along with Dokiel) charged with the task of examining the soul of each person brought to heaven after death.

 Puriel is described as "fiery and pitiless," and is one of the two angels (along with Dokiel) charged with the task of examining the soul of each person brought to heaven after death

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putih.

Sekeliling Sam putih.

Ah, bukan putih. Tempat ini hanya terlalu terang sampai-sampai mata Sam hanya bisa melihat warna putih. Sam perlu mengernyitkan matanya beberapa saat, hingga retina miliknya mulai terbiasa.

Dimana ini?

Sam menatap sekitarnya. Menatap langit biru yang terbentang jauh di hadapannya, danau luas yang Sam tidak mampu melihat dimana ujungnya, dan padang rumput dengan warna hijau yang indah. Menunduk. Laki-laki bersurai pirang itu memperhatikan bagaimana kakinya yang tanpa alas kaki melesak di antara helai-helai rumput. Hei, kemana sepatu converse hitam kesayangannya yang tadi ia pakai? Kenapa sekarang ia bertelanjang kaki? Ah, yang lebih penting lagi; dimana Chris? Kenapa ia di tempat seperti ini? Bukankah tadi ia ada di tengah kota Sydney, hendak makan es krim?

Dan sebelum pertanyaan-pertanyaan itu membuat otaknya meledak, suara seseorang mengejutkannya. "Selamat datang, Sam Joseph."

Sam menoleh dengan cepat. Tampak seseorang sudah berdiri tiga langkah di belakangnya. Seseorang itu adalah seorang laki-laki, dengan tatapan teduh dan senyum lembut. Sam tidak mengenali orang itu. Ia yakin sekali mereka berdua tidak pernah bertemu sebelumnya.

"Selamat datang, Sam Joseph." Orang itu mengulang sapaannya, namun Sam tak kunjung membalas. Remaja berusia lima belas tahun itu malah memindai orang yang menyapanya tadi. Orang itu mengenakan pakaian dengan model yang tidak pernah Sam lihat sebelumnya. Pakaian indah berwarna putih. Putih yang unik. Sam yakin ia tidak pernah melihat warna seputih itu. Lebih putih dari susu, awan, ataupun warna putih apapun yang pernah ia lihat seumur hidupnya.

"Aku dimana? Kau siapa?"

Ah, akhirnya remaja bernama Sam itu merespon sapaannya. Senyum lembut itu tetap terpatri di wajah bercahayanya. "Selamat datang, Sam Joseph, di 'Oasis'."

Kerutan yang tadinya hanya tampak samar di dahi Sam, mulai berubah menjadi kerutan dalam. Sam mengernyit, tidak mengerti. Oasis? Oasis apa?

"Aku adalah seorang malaikat yang akan mendampingimu di Oasis sampai tiba waktumu untuk memasuki tempat keabadian."

Tidak mengerti. Sam tetap tidak mengerti. Apa tadi? Malaikat? "Malaikat? Oasis? Tempat keabadian? Apa maksudmu?!"

"Surga. Tempat keabadian itu adalah surga, Sam."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Next Page [ChanJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang