The Arabic term al-mu'aqqibat (commonly encountered in the definite plural, Arabic معقبات "those who follow one upon another") is a term occurring in the Qur'an (Q.13:11) which some Islamic commentators consider to refer to a class of guardian angel.
"Surga. Tempat keabadian itu adalah surga, Sam."
Entah sudah berapa jam atau hari sejak Sam mendengar kata itu, tapi dirinya masih belum mengerti maksudnya. Tidak, tidak. Ralat, dirinya belum mau menerima maksudnya. Maksud dari kalimat itu sudah jelas. Bahkan ia tidak perlu bertanya lebih lanjut. Padang rumput indah ini, danau yang berkilauan, langit yang cerah namun juga teduh dalam waktu bersamaan. Sam mengerti sekali tentang ini.
Sam mengeratkan pelukannya pada tungkainya ketika merasakan angin tipis yang berhembus di sebelahnya. Tanpa menoleh Sam sudah tau siapa itu. Itu adalah malaikat yang ditugaskan untuk menemaninya, entah baru tiba dari mana, Sam tidak tertarik menoleh apalagi bertanya. Cukup sekali saja Sam memperhatikan dengan perasaan kagum bagaimana tubuh dengan sayap putih itu turun dari ruang antar langit dan bumi (kalau daratan ini bisa disebut bumi) dan mendarat dengan anggun. Bukan seperti burung mendarat yang tampak terseok-seok, atau kupu-kupu yang mendarat dengan terburu-buru. Makhluk ini tiba di tanah lebih seperti bulu angsa lembut yang jatuh dengan perlahan. Anggun.
Makhluk yang menyebut dirinya 'Malaikat Penjaga' itu tidak banyak bicara. Hanya menyebut nama Sam sekali sebagai bentuk memberi kabar atas kehadirannya, kemudian duduk di sebelah Sam. Ikut memandang ke arah danau. Entah apa yang dipikirkan, Sam tidak tau apakah malaikat bisa melamun atau tidak.
"Aku sudah mati, bukan?"
Pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari bibir Sam. Membuat malaikat itu tersenyum tipis. Bukan senyum mengejek atau menertawakan, tapi senyum pedih yang tidak dapat Sam lihat.
"Benar, Sam Joseph."
Sam tersenyum getir. Betapa cepatnya kesempatan hidupnya selesai. Ada banyak hal yang belum ia lakukan. Ia belum mencoba bungee jumping yang ia bicarakan dengan Chris. Belum mendatangi Disneyland Tokyo. Belum menyatakan betapa ia menyayangi orang tuanya dan bahwa ia lah yang menghilangkan cincin pernikahan Ibunya.
Ah, apa kabar Ibunya? Ayahnya? Sudah berapa lama ia di alam antah berantah ini? Apakah mereka sudah merindukannya? Atau malah sudah menjalani hidup seperti biasa? Membayangkan orang tuanya kembali fokus dengan kehidupannya dan melupakan dirinya membuat hatinya nyeri. Wah, Sam tidak menyangka kalau ternyata orang mati seperti dia tetap bisa merasa sakit hati.
"Apakah mereka merindukanku?" Tanya Sam lirih.
Malaikat itu akhirnya menoleh. Menatap Sam dalam. "Tentu, Sam Joseph. Tentu."
Kaki Sam yang tadinya tertekuk mulai diluruskan. Matanya menerawang jauh ke arah langit biru yang tidak menyilaukan. "Aku rindu Ayah dan Ibu."
"Ingin melihatnya?" Sam menoleh, tidak mengerti maksud perkataan malaikat itu. "Kau ingin melihat orang tuamu?" Dengan ragu, Sam mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Page [ChanJin]
Fanfic❝ Bahkan ketika Tuhan memberiku kesempatan untuk hidup bahagia di surga, aku lebih memilih hidup kembali di dunia. Membuka lembar baru, demi dirimu. ❞. •.•°☆𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐏𝐚𝐠𝐞 --- WARN! THIS IS A BXB FANFICTION. ChanJin. Chan [DOM] Jin [SUB] ft. JiLi...