ingin perhatian bundanya 60

556 71 15
                                    

"Zee."

"Gak boleh ya sayang, nanti tangan Zee sakit." Ucap Anneth lembut dia pun mengambil barang tersebut agar tidak melukai tangan putrinya.

Zeera tidak berhenti sampai disini dia langsung meraih sesuatu yang membuatnya berbahaya, entah kenapa hari ini zeera benar-benar sulit untuk di atur.

"Zee, jangan sayang, nanti kalo benda ini jatuh kena kaki nanti sakit nak."

"Dak mau, Zee mau main ini!" Kukuhnya tidak peduli dengan larangan Anneth.

"Yaudah hati-hati, bunda yang pegang ya?" Zeera menggelengkan menyingkirkan tangan Anneth.

Dia kembali menaik turunkan mainan jungkat-jungkit sampai menimbulkan suara benturan besi dan tembok yang menjadi alasnya.

"Zee naik ayunan aja ya? Nanti kena kaki kalo di angkat turun gini." Zeera menggelengkan kepalanya tidak mau.

Anneth tidak tahu bagaimana mengendalikan anak balita sesuai zeera, anaknya ini benar-benar sangat aktif saat ini dan tidak bisa diam.

"Zee. Itu nanti kena kaki sayang." Betrand akhirnya datang sambil membawa ice krim di tangannya.

"Ice krim!" Seru zeera senang melihat ice krim yang di bawa betrand.

"Yaudah jangan main itu, ayo sini." Zeera langsung menurut dia menghampiri betrand.

Zeera loncat-loncat berusaha mengambil ice krim dari tangan betrand, karena tingginya yang tidak bisa di jangkau.

"Ini sayang."

"Yey!! Matatih ayah." Sorak zeera senang.

"Sama-sama princess." Jawab betrand.

"Bisa bukanya?"

"Engga."

"Sini bunda bukain." Anneth mengulurkan tangannya untuk membuka ice krim yang di pegang zeera.

"Gak mau, mau ayah aja." Kata zeera menolak.

"Kenapa? Kan di buka sama bunda juga bisa." Tanya betrand.

"Dak mau, mau ayah."

"Coba minta di buka sama bunda."

"Kenapa harus bunda?" Tanya zeera.

Betrand jongkok menyetarakan tinggi badannya dengan putri tercintanya, dia tersenyum mengusap sayang putrinya.

"Bunda kan ibunya zeera, zeera boleh kok minta tolong sama bunda, terus manja sama bunda." Zeera melihat kearah Anneth.

"Mau buka." Kata zeera akhirnya memberikan ice krimnya pada Anneth.

"Boleh." Kata Anneth lembut.

Dia pun mengambil ice krim yang ada di tangan mungil putrinya, dia buka ice krim itu kemudian dia berikan pada zeera kembali.

"Ini sayang." Zeera menerima ice krim nya.

Setelah didapat ice krim nya kembali zeera duduk di salah satu tempat jungkat-jungkit, memakan ice krim yang sudah di buka.

"Zee, kok gak bilang makasih sama bunda." Kata betrand berdiri menghampiri zeera.

Zeera menatap betrand tidak suka saat dirinya di tegur seperti itu, wajahnya mencebi langsung melempar ice krim yang dia makan.

Anneth terkejut melihat ice krim yang di lempar zeera tepat di hadapannya, dia tidak tahu kenapa zeera semarah itu.

"Zee!" Panggil betrand terkejut karena putrinya bersikap begitu.

"Hua!! Zee dak suta ayah!!" Tangis zeera pecah saat betrand memanggilnya dengan intonasi tinggi.

"Gak boleh kaya gitu Zee, ayah gak suka ya zeera kaya gitu sama bunda." Tegur betrand pada putrinya.

My Perfect Start Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang