LDR Jayapura dan Jakarta 17

523 53 17
                                    

Jika Anneth disana sedang melakukan berbagai kegiatan, maka betrand di sini tengah menanti kabar dari sang kekasih, dalam hari yang berharap-harap cemas.

Entah kenapa sejak kepergian Anneth ke Papua membuat betrand cemas, bahkan dia cenderung gelisah ingin terus menghubungi Anneth.

Karena takut mengganggu Anneth yang sedang beraktivitas betrand memutuskan untuk menghubungi mamihnya Anneth, baru saja jarinya bergeser akan menghubungi mamih Anneth panggilan masuk membuatnya harus mengurungkan niatnya.

"Alifa?"

"Ada apa lagi dia?" Gumam betrand melihat panggilan masuk.

Klik

"Ha..Lo."

"Halo nyo."

"Kenapa?"

"Gu..gue mau hubungin Lo, masalah kita-"

"Udah fah, kita gak ada urusan lagi."

"Kenapa? Lo udah punya cewek?"

"Gak penting buat masalah itu, tapi gue minta Lo gak usah hubungin gue lagi."

"Nyo, gue udah bisa teri-"

"Gara-gara Lo, semuanya hampir terbongkar, dan gue gak mau itu terjadi lagi."

"Maaf nyo! Saat itu gue syok, gue juga takut, dia ancam gue."

"Itu artinya kita gak ditakdirkan buat kenal."

"Gue hampir-"

"Itu bukan kendali gue, tapi Lo sendiri yang mancing fa."

"Gue-"

Tutt

Betrand langsung mematikan panggilannya, tangannya terkepal kuat menatap kedepan dengan nafas memburu.

Dari arah luar jendela kamar seseorang memperhatikannya, orang tersebut sedari tadi menguping pembicaraan betrand.

"Dari dulu harusnya kita gak kenal fah."

"Gue udah anggap Lo kaya adek gue sendiri, tapi Lo? Lo buka semuanya, Lo kacau semuanya, dan gue gak akan pernah biarin Anneth celaka." Ucap betrand.

"Nyo."

"Onyo!!"

Betrand mengerjap, dia membuka pintunya suara dari luar kamar, om Mike uncle Yovan dan juga ayahnya tengah berlari kearahnya, di susul bundanya.

"Ada apa?"

"Lihat ke jendela."

Betrand berbalik, sayangnya orang tersebut sudah pergi, Ruben lari masuk kedalam membuka jendela kamar betrand.

"Bibi! Ichsan! Jangan sampai lolos!" Teriak Ruben pada orang di bawah sana.

Betrand lari keluar dari kamarnya, dia ingin melihat orang yang selama ini selalu meneror keluarganya, membuat dirinya selalu menderita menanggung semua permainannya.

"Onyo hati-hati!" Teriak Sarwendah putranya lari ingin mengejar orang tersebut.

"Ayah! Onyo yah." Kata Sarwendah pada suaminya.

"Sayang! Onyo."

Ruben keluar dari kamar menyusul betrand, di susul oleh Mike dan juga Yovan.

"Astaga tuhan! Semoga masalah ini cepat terkuak."

**

Anneth baru selesai kegiatan dia masuk kedalam hotel, bersama dengan mamih dan juga adiknya, sambil duduk di sofa Anneth membuka ponselnya.

My Perfect Start Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang