8. untuk kak yoshi

399 44 3
                                    

Mengingat kebodohannya kemarin malam, Junghwan memutuskan untuk segera pergi setelah kelas sorenya hari ini. Tujuannya adalah untuk meminta maaf kepada Yoshi dan mengajak anak itu pergi makan malam karena setahu Junghwan, Yoshi kedapatan Shift pagi hari ini.

Tepat ketika Junghwan masuk ke dalam Cafe, dirinya menemukan Yoshi tengah berbincang dengan seorang pelanggan. Namun semakin Junghwan mendekati meja counter, semakin jelas bahwa Yoshi bukanlah berbincang dengan pelanggan tersebut, mereka berdebat dan sesekali Yoshi menyuruh orang tersebut segera pergi.

"Woi, niat beli nggak?"

Pelanggan tersebut menoleh. Junghwan ditatap sengit sesekali mendesis kesal, namun pandangannya teralih ke deretan pelanggan lain yang ada dibelakang Junghwan. Jelas mereka semua memandang marah karena waktu mereka harus terbuang sia oleh orang yang sedang berdebat didepan sana.

Beberapa orang bahkan mulai ikut protes sampai-sampai pemuda dengan pakaian serba hitam tersebut tidak dapat berkutik.

"Kalau nggak ada apa-apa lagi, silahkan pergi ya?" Usir Yoshi dengan tegas. Dan terpaksa pula, pemuda itu pergi meskipun dengan tatapan yang ia lempar secara sembrono ke arah Junghwan dan Yoshi secara bergantian.

Junghwan maju setelah barisan kosong, Yoshi menatapnya sedikit cemberut sembari menghela nafas kesal.

"Pesan apa?"

"Kakㅡ"

"Mau pesen apa?!" Tanya Yoshi lagi, tidak memberikan waktu untuk Junghwan meneruskan kalimatnya.

"Cappucino 1." Jawab Junghwan bergeser ke arah tempat tunggu pesanan take away.

Sebenarnya ia ingin mengatakan kalau Junghwan minta maaf dan mau mengajak nya pulang bersama. Namun sepertinya Yoshi masih kesal perihal semalam, buktinya setelah memberikan pesanan Junghwan dia sibuk melayani beberapa pelanggan, tanpa menghiraukan Junghwan sama sekali.

Namun disinilah Junghwan, masih menunggu anak itu selesai bekerja dan tepat pukul lima sore Asahi datang. Yoshi bergegas mengemas barangnya, ia juga tahu kalau Junghwan menunggunya sedari tadi. Tapi masalah nya Yoshi sedang tidak dalam kondisi ingin bertegur sapa dengan pemuda tinggi itu.

"Kak! Lo belum makan kan?"

Yoshi berbalik, baru ingin marah, Junghwan sudah memberikan tatapan penuh binar kebahagiaan didepannya. Sangat berbanding terbalik dengan Junghwan yang tadi malam membentak-bentak dirinya.

"Makan malam diluar yok? Nggak bosen apa makan mie mulu? Gue yang traktir." Tawaran Junghwan membuat Yoshi batal marah.

Siapa juga yang tidak mau ditraktir makan. Dan untuk membuat kemarahan Yoshi semakin mereda, dirinya berencana mengajak Junghwan makan di tempat super mahal biar sekalian Yoshi poroti malam ini.

"Kak?"

Yoshi mendongak. "Daging ya?!"

"Oke! All you can eat berapa pun gue bayarin!"

Yang lebih tua menyipitkan matanya yang memang sudah sipit itu ke arah Junghwan. "Lo pikir gue bisa di sogok makanan?"

"E-eh?" Junghwan panik kemudian menggaruk tengkuk. "Nggak mau, Kak?"

"Ya mau lah! Ayo cepet gue laper!"

Junghwan tersenyum super lebar. Segera menyusul Yoshi yang berlarian kecil menuju pintu keluar Cafe.

Mereka berdua bahkan tidak tahu Asahi sudah tersenyum simpul dibalik Counter memerhatikan kedua orang tersebut.




•••








"Aah! Kenyang!" Yoshi memekik dengan suara senang. Disampingnya tentu saja Junghwan ikut tertawa mendengar Yoshi.

Setelah puas makan daging karena ditraktir oleh Junghwan. Mereka memutuskan untuk segera kembali ke Asrama karena waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Mengingat besok pagi, mereka ada kelas jadi sebisa mungkin mereka harus tidur dengan cukup.

"Kaki lo... udah nggak sakit kak?" Tanya Junghwan sesekali melihat jalan Yoshi yang sudah tidak pincang seperti tadi pagi.

Yoshi menganggukan kepala kemudian menoleh kearah Junghwan. "Tadi pagi masih sakit sekarang udah enggak."

Kemudian percakapan sempat terhenti. Sesekali Junghwan kembali menolehkan kepala memastikan Yoshi masih berjalan disampingnya. Sedangkan Yoshi sibuk menatap layar ponselnya yang memperlihatkan bahwa anak berdarah jepang itu sedang membuka Sseorap.

"Hari ini...nggak ada ya?"

"Apa?"

"Postingan Sseorap yang biasa soal kakak itu." Jawab Junghwan.

Yoshi terkekeh sebentar kemudian menggelengkan kepala tidak setuju. "Bukan cari itu, kok."

Junghwan menoleh lagi mendengar suara getaran ponsel. Nama Mama tertera di layar ponsel Yoshi, namun Yoshi tidak segera menjawab panggilan telfon tersebut. Justru, anak itu menghentikan langkahnya. Menatap layar ponselnya dengan tatapan yang membuat Junghwan terheran-heran.

"Kak?"

Tanpa menjawab panggilan Junghwan, Yoshi mematikan ponselnya secara total. Kemudian merogoh tas selempangnya, mengeluarkan sebuah kotak kecil terbungkus kertas kado putih.

"Ini hadiah dari gue."

Tangan Junghwan terulur menerima hadiah yang diberikan oleh Yoshi. Bibirnya hampir saja melontarkan pertanyaan, namun dengan cepat Yoshi berjalan lebih dulu membuat Junghwan berlari tergesa menyusul anak itu.

"Padahal gue nggak minta hadiah, kak."

"Iya tau, hadiah gue murah kok. Lagian lo juga banyak dapat hadiah dari orang-orang." Sahut Yoshi sembari tersenyum tipis.

Junghwan menarik tangan Yoshi agar anak itu berhenti berjalan. "Bukan itu maksud gue."

"Tapi...emang bener."

"Kak... kemaren..." Kalimat Junghwan menggantung. Dengan beberapa saat hening seolah ingin mempersiapkan diri, Junghwan kemudian meringis karena bingung harus berkata apa.

Yoshi menunduk sejenak menatap tangannya yang genggam erat oleh Junghwan. "Gue nggak kemana-mana kok, Hwan."

Junghwan yang baru sadar segera melepaskan tangannya. "Kemaren... gue minta maaf udah marah-marah sama lo, kak."

"Kemaren lo juga udah minta maaf kan?"

"Tapi lo nyuekin gue seharian, kak." Sahut Junghwan cepat.

Yang lebih tua tersenyum kecil. "Kayaknya gue harus sering marah sama lo biar ditraktir daging lagi." Katanya bercanda.

"Jangan!" Junghwan menyahut cepat. "...gue bakal traktir lo tiap hari, kak. Apapun yang lo mau bakal gue beliin, tapi... jangan nyuekin gue lagi."

Beberapa saat diam, Yoshi tidak juga menyahuti ucapan Junghwan barusan. Mata sipitnya berkedip beberapa kali, namun masih tidak memberikan reaksi pasti soal ucapan atau bisa dibilang penawaran menarik Junghwan barusan.

"Kak?"

"Lo... banyak duit ya?"

Junghwan tersenyum lega. "Banyak, kakak mau apa pun bakal gue beliin! Lo bilang aja mau apa, kak?"

Yoshi menutup mulutnya. Menatap wajah penasaran Junghwan. "Tapi... kenapa juga lo harus kaya gitu ke gue?"

Kali ini Junghwan yang tidak bisa langsung menjawab pertanyaan Yoshi. Matanya berkedip panik menyadari kebingungan diwajah Yoshi.

"Soalnya..."

"Soalnya?"

"Itu... soalnya..." Junghwan menatap ragu ke arah Yoshi. "Soalnya lo... pasangan gue dikelas rabu pagi! Kita banyak tugas kencan, kan?"

Bodoh.

"Ah... Cinta Sosial Masyarakat?"

"Iya."

Ah... begitu?


•••

Ditto | HwanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang