13. Haruto dan Junghwan

384 41 10
                                    

"Sekarang, kalian masih nggak percaya sama gue, kak?"

Jihoon dan Asahi mendongak, Jihoon menghela nafas sembari menunjuk ponsel ditangan Jeongwoo kemudian menatap anak itu dengan raut wajah keheranan.

"Ini... Jangan bilang lo ngikutin mereka seharian?"

Jeongwoo menggeleng. "Seminggu, kadang gue juga ngintip roomchat Haruto pas dia tidur. Tapi dia nggak chatan sama sekali... Mungkin dia takut ketahuan Junghwan?"

"Satu foto nggak membuktikan apapun. Lagian belum tentu Junghwanㅡ"

"Junghwan itu orang yang kelihatan jelas," Potong Jeongwoo dengan wajah meyakinkan. "gue temenan sama Junghwan dari kecil, dia jelas suka sama kak Yoshi."

Kali giliran Asahi yang buka suara. "Tapi... Haruto nggak pernah seintens itu ngobrol sama kak Yoshi."

"Makanya. Dia lebih sering sama lo ketimbang sama Yoshi." Sahut Jihoon, "Justru... Gimana kalau dia suka samanya lo?"

"Gue, kak?"

Jihoon mengangguk, "Waktu itu lo juga dikasih coklat. Sesama teman kayaknya nggak sampe ngasih coklat."

Yang berdiri tidak lantas menjawab, ia kemudian beralih duduk di kursi sambil menyilangkan tangan. Sejenak Jeongwoo berfikir tapi kemudian, anak itu menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan asumsi yang dilontarkan oleh Asahi dan Jihoon.

"Yoshi sama Haruto jarang keliatan bareng, hmm... kalau soal Junghwan mungkin agak masuk akal. Tapi tetep aja, mereka pasangan CSM dan punya kelas Matematika yang sama. Wajar nggak sih mereka bareng terus?"

Jeongwoo menggeleng pelan, sambil tersenyum Jeongwoo mengangkat dagu ke arah pintu keluar asrama. Asahi dan Jihoon menoleh ke belakang dengan wajah terkejut.

"ASTAGA! MUKA LO KENAPA?" Jihoon panik melihat Haruto dan Junghwan yang babak belur dengan Yoshi yang berjalan dibelakang mereka berdua.

Asahi segera berdiri, berjalan cepat ke arah kotak P3K. Sedangkan Jeongwoo hanya bisa berdecak pelan dengan wajah memantau.

"Mereka... ngerebutin kak Yoshi dengan sengit."



















•••



















"Jelas banget."

Jihoon menghentikan langkahnya. "Lo... nggak denger apa kata Yoshi?"

"Kak, di kampus ini ada berapa satpam? Mana mungkin ada pencopet yang masuk kesini dan nggak ketangkep.. lagian, alasan kak Yoshi klasik banget. Kebetulan banget kan mereka lagi bertiga? Kayak yang kak Jihoon bilang, Junghwan mungkin masuk akal bareng kak Yoshi, tapi Haruto? Dia cuma punya kelas yang sama kaya kak Yoshi di hari senin, klub pun nggak sama."

Meskipun begitu, Jihoon takjub karena Jeongwoo tidak khawatir sama sekali. Bahkan jika spekulasi Jeongwoo benar, bukankah dia seharusnya lebih cemas soal pertemanan mereka daripada membuktikan kecurigaan nya.

"Kalau dipikir-pikir... orang yang ngirim surat cinta anonim di Sseorap upload foto kak Yoshi dihari pertama kita masuk Analisis Film, pastinya orang itu ada dikelas kita. Kalau sampai dia upload foto kak Yoshi dikelas CSM...bukannya dia salah satu dari kita? Cuma kita berlima yang pindah ke CSM kan?" Jelas Jeongwoo panjang lebar.

Dengan wajah keheranan Jihoon memiringkan kepalanya, "Lo kenapa jadi terobsesi gini sih?"

"Kak Jihoon, gue adalah calon Jurnalis. Anggep aja... ini berita pertama gue sebelum jadi Jurnalis beneran."

Jihoon menatap kepergian Jeongwoo yang riang gembira, namun dirinya tidak bisa merasa sering Jeongwoo barusan.

"Bakal lebih baik kalau dia mentingin nilainya dari pada ngurusin orang lain."





























"Cuti?"

Yoshi menganggukan kepala. Asahi ikut mengangguk paham meskipun dirinya agak kebingungan dengan Yoshi yang tiba-tiba mengajukan Cuti selama seminggu dari Cafe.

"Tapi seminggu waktu nya lama, apa perlu gue cariin penggantㅡ"

"Jeongwoo pernah bilang mau kerja disini kalau ada lowongan, dia bisa freelance selama lo cuti, kak." Sahut Asahi, kemudian anak itu memerhatikan raut wajah murung Yoshi. "Kakak, nggak apa-apa?"

Yoshi terpaksa tersenyum sambil mengangguk. "Nggak apa-apa kok."

"Aku nggak tau soal anak-anak lain... menurutku, alasan Junghwan Haruto babak belur kemarin, agak aneh." kata Asahi, ia menghela nafas panjang setelah melihat raut wajah panik Yoshi.

Dengan tenang Asahi menatap Yoshi lagi kemudian berkata, "Perlu gue telfonin kak Yoonbin, kak?"

Sesuai dugaan Asahi, Yoshi menunduk tiba-tiba air matanya mengalir dan beberapa detik kemudian Yoshi sudah sesegukan dihadapan Asahi. Namun seolah sudah menebak apa yang akan terjadi, Asahi tidak bereaksi banyak dan langsung membuka ponselnya, mencari nama Yoonbin kemudian mendial mantan pacar Jihoon tersebut.

"Kak Bin? Bisa ke asrama sekarang?...kalau bisa sama kak Jihoon sekalian."








•••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ditto | HwanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang