O5

184 44 7
                                    

Menu steak daging sapi yang pastilah harganya sangat mahal menjadi pilihan menu makanan yang di pesan, kamu bahkan sempat melihat harga menu dan semuanya harga makanannya di atas kisaran 300 ribuan...

Dulu kamu bahkan hanya bisa berangan-angan untuk bisa makan makanan mahal, karena kamu berpikir jika keadaan ibumu lebih penting daripada harus mementingkan egomu untuk bisa membeli dan makanan mahal seperti ini belum lagi persoalan kakakmu yang membuatmu bertambah pusing...

"Apa ini pertama kalinya kekasihmu itu memakan makanan ini? Sepertinya dia tidak tahu cara memotong daging steak dengan benar, Jaehyun" Ujar Nayeon membuatmu langsung menatap kearahnya..

Jaehyun yang melihat hal itu hanya terkekeh geli dan langsung menukar piringnya yang dagingnya sudah di potong-potong dengan piringmu..

"Apa maksudmu? Kekasihku ini bukanya tidak tahu cara memakannya, Nayeon. Hanya saja aku terbiasa untuk melakukan hal sepele seperti ini untuknya, jadi dia tidak perlu memotongnya lagi karena aku tidak mau tangannya yang cantik ini terluka karena pisau steak nantinya" Ujar Jaehyun sambil menatapmu dengan tatapan 'pura-pura' manisnya...

"Ck, bukankah kekasihmu itu terlalu manja?" Tanya Nayeon dengan nada biasa namun terdengar menjengkelkan sambil memotong daging steak miliknya...

Kenapa nada bicaranya terdengar menyebalkan sekali? Pikirmu...

"Kekasihku bukannya manja tapi aku memang sengaja memanjakannya dan satu hal lagi Im Nayeon, sebagai seorang pendamping aku harus bisa memberikan yang terbaik untuknya terlebih dia adalah calon dari anak-anakku di masa depan" Ujar Jaehyun...

Uhuk...

Kamu yang sedari tadi mencoba menikmati tanpa ingin ikut campur dalam obrolan kedua manusia itu langsung  tersedak saat mendengar ucapan Jaehyun..

"Ya ampun sayang, Kau baik-baik saja?" Tanya Jaehyun sambil memberikan air putih padamu..

"A-ah i-iya, aku baik-baik saja"

Kepalanya pasti terbentur sesuatu yang keras sebelum merencanakan kerjasama ini Pikirmu..

"Apa dia benar-benar kekasihmu? Kau tidak sedang berpura-pura, bukan? Bisa saja kan kau sengaja membawa seseorang ke sini agar kau bisa membatalkan rencana kakekmu untuk menjodohkan kita"

Ucapan Nayeon membuatmu dan Jaehyun langsung menatap kearahnya, namun detik itu juga Jaehyun kembali tertawa sinis..

"Im Nayeon, darimana kau mendapatkan keyakinan seperti itu?" Tanya Jaehyun...

"Karena kau bukanlah tipe laki-laki yang mudah untuk di dekati oleh seseorang" Ujar Nayeon...

"Ya kau memang benar, aku memang seperti itu tapi itu dulu sebelum aku bertemu dengannya. Jika kau tidak percaya kau bisa datang ke pernikahan kami nanti mungkin untuk membuatmu tambah percaya biar aku dan kekasihku yang akan langsung mengantarkan undangannya padamu" Ujar Jaehyun dengan nada santai tanpa memperdulikan tatapan kesal yang Nayeon tunjukkan padanya...

Jaehyun pun berdiri dari duduknya, "Ahh sayang sekali, waktuku terbatas dan aku harus segera kembali ke kantor sekarang. Ku harap pertemuan ini akan menjadi pertemuan terakhir kita, Ah kau tidak perlu membayar biar aku yang mentraktirmu sebagai ucapan perpisahan. Ayo sayang"

Tanganmu langsung di gandeng oleh Jaehyun dan di bawa pergi dari sana meninggalkan Nayeon yang terlihat kesal, gadis itu mengambil gelas berisikan air mineral lalu meminumnya hingga habis karena merasa panas dan kesal..

***

Sementara itu..

Di dalam mobil keheningan yang tercipta membuatmu merasa tidak nyaman, jadi kamu mencoba untuk mencairkan suasana dengan terlebih dulu membuka suara...

"Eum.. Ap-apa ini akan baik-baik saja? Maksudku Nayeon bilang kalian sudah di jodohkan oleh kakekmu, bukan?" Tanyamu...

"Aku tidak suka rencana kolot seperti itu, lagi pula sku lebih tahu sifat Nayeon daripada kakek ku, pria tua itu hanya tertipu dengan wajah polosnya dan soal ini biar itu menjadi urusanku tidak perlu kamu pikirkan kamu hanya harus fokus untuk pada kerjasama ini" Ujar Jaehyun...

"Ah baiklah... Ah kalau begitu aku akan turun di depan halte itu saja"

Jaehyun pun menepikan mobilnya di depan halte yang di maksud olehmu tadi, "Untuk apa kamu berhenti di sini?"

"Aku akan ke apotek untuk membeli obat dulu sebelum pulang, lagi pula arah rumahku tidak jauh lagi dari sini"

Jaehyun menganggukkan, "Nona Lee, bisa aku minta nomor ponselmu? Agar nanti lebih mudah untuk menghubungimu"

Kamu menganggukkan kepalamu dan memberitahukan nomor ponselmu pada Jaehyun, tak lama ponselmu berdering sebentar. "Itu adalah nomorku"

"Iya, kalau begitu aku permisi" Ujarmu sambil keluar dari dalam mobil Jaehyun...

Kamu akan berlari namun mengingat kamu memakai heels yang sedikit tinggi membuatmu kesusahan dan berakhir melepaskan sepatu itu dan berlari dengan sepatu yang di pegang olehmu. Hal itu tak luput dari penglihatan Jaehyun, membuat laki-laki itu tanpa sadar tersenyum tipis melihat kelakuan partner kerjasamanya tersebut..

Tapi dia gadis yang menyenangkan juga Pikirnya...

Setelah itu, Jaehyun menjalankan kembali mobilnya menuju ke kantornya karena masih ada jadwal pekerjaan yang menunggunya di sana...

Ddrrrt...

Ponselnya berdering dan menampilkan nama kakeknya di sana, Jaehyun menghela nafas lalu memasangnya aerphone sebelum menerima panggilan dari kakeknya itu...

'Ka-!'

"Tunggu, aku harap kakek jangan berteriak karena aku sedang menyetir sekarang. Bukankah tidak lucu jika terjadi sesuatu padaku gara-gara telingaku terkejut menerima nada tinggi darimu?"

Dari sebrang sana terdengar helaan nafas dari kakeknya..

'Bocah nakal, segeralah kembali ke kantor. Kau harus menjelaskan semua yang terjadi hari ini padaku, kau mengerti?'

Tut...

"Kenapa laki-laki paruh baya itu selalu penasaran dengan apa yang aku lakukan? Ya tuhan.. nenek kau melihat kelakuan suamimu itu dari atas sana,bukan? Aku heran kenapa nenek begitu mencintai laki-laki tua pemarah itu" Gumam Jaehyun..

Sudah pasti Nayeon yang memberitahukan hal yang terjadi hari ini pada kakeknya, entah apa yang di adukannya kali ini pada kakeknya itu...

***

~ O6O323 ~

Tbc

Komen & Vote nya Jangan Lupa Ya...

💕💕

(Discontinue) Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang