Prang ... Prang ... Suara gaduh terdengar dari arah dapur. Layla sengaja menjatuhkan tutup panci berulang kali ke lantai, ia sengaja melakukan itu agar bosnya terbangun untuk melaksanakan salat subuh. Layla semakin kesal saat melihat jarum jam dinding di dapur sudah menunjukkan pukul 05.17 namun Arfan belum juga menampakkan batang hidungnya.
"Dasar ini cewek bener-bener bikin kepalaku sakit," gerutu Arfan yang masih bergelung di atas ranjang sambil menutup wajahnya dengan bantal. Arfan berusaha memejamkan mata kembali. Namun suara berisik dari arah dapur membuatnya tak bisa memejamkan mata lagi, akhirnya dengan kesal Arfan bangun untuk membersihkan diri dan mengambil air wudhu.
Klek ... "Fan bang ...." Ucapan Layla terputus karena ternyata Arfan sedang tiduran di atas sajadah. Layla tersenyum karena tiba-tiba sebuah ide melintas di otaknya. Tak apalah sekali-kali menjahili suami sementaranya itu, ia kembali ke dapur lalu membawa 2 tutup panci di tangannya.
"Satu, dua, ti ... " Prang ... Suara tutup panci yang bertabrakan menciptakan suara yang sangat nyaring hingga memekakkan telinga, Layla tertawa puas karena berhasil membuat Arfan kaget dan dengan spontan Arfan berdiri lalu melompat sambil memasang pose kuda-kuda siap menyerang.
"Hahaha ...." Tawa Layla pecah seketika saat melihat raut wajah Arfan saat terkejut.
"Dasar ya kamu ini cewek badung, nakal, jengkelin!" ancam Arfan dengan mata melotot dan tampak memerah, melihat Arfan marah seketika senyuman Layla perlahan menghilang. Wajah imut Arfan berubah dingin dan menakutkan, ditambah dengan rambut Arfan yang berantakan semakin membuatnya terlihat kelam.
Arfan meraih remote lalu memencet salah satu tombol. Seketika pintu kamar Arfan tertutup dan terkunci otomatis. Dengan menelan kembali sisa senyumannya Layla meletakkan kedua tutup panci tersebut di atas sofa.
"Kamu mau apa Fan?" Tanya Layla gugup saat melihat Arfan mendekatinya sambil melepaskan kaos dan sarungnya, kini hanya tersisa bokser yang melekat di tubuhnya, seringai menakutkan menguasai wajah tampannya.
"Aku mau kamu!" ucap Arfan sambil mendorong tubuh Layla yang sudah terpojok di ujung ranjang.
Bruk ... Layla terjatuh dengan posisi terlentang, kini jantung Layla tak hanya berulah seperti biasa, rasanya jantungnya mau lepas dari rongganya saat perlahan Arfan naik ke atas ranjang dan menindihnya. Layla memejamkan mata saat hembusan nafas Arfan menyapu wajahnya. Ada sensasi luar biasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, bahkan bersama Noval mantan pacarnya ia tidak pernah merasakan sensasi seperti itu meskipun saat sedang berciuman.
"Apa kamu mau aku melanjutkannya?" Tanya Arfan sambil meniup wajah Layla dengan menaham tawa geli. Masih dengan terpejam Layla menggelengkan kepala dengan keras.
"Hahaha ... Dasar otak mesum." Arfan menyentil kening Layla dengan ujung jarinya, seketika mata Layla terbuka perlahan dan mendapati senyuman mengejek Arfan yang masih berada di atas tubuhnya.
"Jangan mencoba menggodaku Layla sayang, kamu bukan tipe cewek idamanku," ancam Arfan lalu bangkit dari atas tubuh Layla dan menyambar kaos yang tadi ia lempar sembarangan di atas lantai, ia pakai kaos itu kembali lalu ke luar kamar sambil bersiul riang.
Layla mengikuti langkah Arfan menuju dapur dengan bibir cemberut dan menghentakkan kaki dengan keras. Dalam hati ia berjanji akan membalas perbuatan Arfan nanti. Melihat masakkan sudah tersaji di atas meja ruang makan mata Arfan seketika berbinar sambil mengelus perutnya. Apalagi uap panas makanan itu berhasil mengundang indera perciumannya yang tajam.
"Sepertinya enak nih," ucap Arfan sambil menarik kursi lalu mendudukinya dengan terus menatap makanan di hadapannya. Dari kemarin siang dia tidak berselera makan karena acara pernikahan yang menurutnya sangat ribet dan membosankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage
RomanceLOVE SERIES #2 Blurb Layla Rahmawati tak menyangka jika jalan hidupnya akan serumit ini, ayahnya kena PHK lalu diputuskan pacar, dan sekarang ia dilema antara menerima atau menolak tawaran yang menggiurkan dari bosnya Arfan Alfarizi, ia hanya cukup...