Chapter 18

67 2 0
                                    

Keesokan harinya Layla berangkat kuliah bersama Arfan, sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Arfan tersenyum dengan sesekali menatap Layla. Arfan merasa dirinya bak remaja ABG yang sedang dilanda mabuk asmara, begitupun Layla yang lebih sering menatap luar kaca untuk menyembunyikan pipinya yang merona karena tatapan Arfan.

"Entar pulang kuliah ke kantorku aja minta anter Dodik sekalian entar biar aku yang telepon Mbak Aisyah," ucap Arfan saat mereka sudah berada di depan gedung Fakultas Ekonomi. Arfan sengaja mengantar Layla hingga di depan gedung fakultas Layla agar Leo tidak berani mendekati istrinya lagi.

"Terserah kamu aja," balas Layla lalu meraih tangan Arfan, mencium punggung tangan Arfan lalu mengucapkan salam.

"Bentar," ucap Arfan lalu menarik tangan Layla dan melabuhkan kecupan singkat di bibirnya, seketika pipi Layla merona lalu bergegas ke luar mobil dan menutup pintunya. Arfan tergelak melihat sikap malu-malu Layla sambil menatapnya menjauh menuju kelasnya.

Sejak Layla turun dari mobil mewah Arfan semua mahasiswa yang berada di sana menatapnya dengan tatapan berbeda. Namun Layla tak peduli, senyuman Layla tetap terpatri di sudut bibirnya saat menyusuri lorong kampus. Namun tiba-tiba perasaanya semakin tidak enak saat beberapa mahasiswa dan mahasiswi menatapnya dengan tatapan aneh lalu saling berbisik.

"Ayo masuk kelas." Aisyah menarik tangan Layla dengan kasar masuk ke dalam kelas.

"Ada apa sih Ai? Main tarik-tarik tangan orang aja," protes Layla sambil memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit.

Di dalam kelas masih ada beberapa mahasiswa karena memang 15 menit lagi kelas baru akan dimulai. Dengan ragu Aisyah membuka kunci layar ponselnya lalu menunjukkan foto Layla bersama Noval.

"Dari mana kamu dapat foto itu Ai?" tanya Layla dengan wajah syok sambil meraih ponsel Aisyah, ada 3 foto pose mesra Layla bersama Noval.

"Aku dapat kiriman dari Edo dan katanya sudah menyebar ke banyak mahasiswa," terang Aisyah dengan panik.

Layla terduduk di kursi dengan tubuh bergetar, bagaimana bisa foto-foto itu menyebar sedangkan dia sendiri sudah menghapus semua fotonya bersama Noval sejak mereka putus. Teman sekelas Layla mulai berdatangan memasuki kelas, sebagian ada yang yang menatapnya dengan sinis. Namun lebih banyak yang bersikap biasa saja.

"Nggak usah panik La, kita akan bantuin kamu nyari pelaku penyebar foto itu, kami percaya kamu gadis baik-baik kok," ucap Rosi saat melihat Layla menangis dalam pelukan Aisyah. Gadis itu mendekati Layla lalu menepuk bahunya, teman yang lain pun sama, memberikan dukungan yang tulus pada Layla. Mereka sudah pasti mengenal Layla cukup lama, sejak dua tahun lalu, dan beberapa dari mereka ada yang mengenal Noval. Dulu pria itu sering datang ke kampus untuk menemui Layla.

Layla sangat bersyukur karena ternyata teman sekelasnya tidak langsung menghakimi dirinya.

"Bu May datang!" teriak Edo lalu mereka yang sedang mengerubungi Layla untuk memberi dukungan segera membubarkan diri dan kembali ke kursinya masing-masing.

Bu May menyadari ada sesuatu yang berbeda dengan suasana kelasnya, biasanya kelas itu paling aktif dibandingkan kelas lain. Namun, entah mengapa hari itu kelas terasa begitu sepi. Lantas Bu May menatap Layla yang yang tampak tak bersemangat, dia biasanya paling aktif di kelas bahkan tak jarang karena kekritisan Layla lah kelas menjadi lebih hidup, di samping itu Layla juga mahasiswi yang ekspresif dalam menyampaikan argumen-argumennya. Jadi tak heran jika Layla dikenal hampir seluruh mahasiswa satu fakultasnya.

Enam puluh menit berlalu kelas akhirnya berakhir, Layla memutuskan pulang dan tentu saja Aisyah menemaninya meskipun masih ada satu kelas lagi yang harus mereka ikuti.

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang