Chapter 22

12 2 0
                                    

Epic Caffe

Arfan menatap plakat besar yang terpampang di depan kafe tempat mobilnya terparkir, memperhatikan Layla yang masih bergeming di kursi penumpang, tampak sibuk dengan pikirannya sendiri hingga tak menyadari bahwa mereka sudah berada di tempat tujuan.

Dengan lembut Arfan membelai pipi Layla dengan punggung tangannya, sungguh Arfan bingung jika Layla terus murung, ia rindu gadisnya yang cerewet dan selalu menentangnya. Layla seketika terhenyak dengan sentuhan lembut Arfan, lantas menatap Arfan yang tersenyum padanya.

"Jadi kencan nggak?" Tanya Arfan sambil mengerlingkan sebelah mata dengan genit.

"Ayo!" balas Layla singkat lalu membuka pintu mobil dan ke luar.

Mereka memilih bagian belakang kafe tepatnya outdoor kafe, Layla memilih tempat di bagian ujung Barat tepat menghadap kebun hijau dengan beberapa pohon kopi dan deretan bunga-bunga warna-warni, ditambah suara gemiricik aliran sungai buatan semakin membuat Epic Caffe ini seperti berada di dalam alam bebas. Asri dan nyaman sehingga membuat para mengunjung betah berlama-lama di kafe tersebut untuk menghabiskan waktu.

Mata Layla menyusuri buku menu yang berada di hadapannya, ia terlihat serius memilih menu di sana sedangkan Arfan dengan kedua siku bertumpu pada meja sibuk memperhatikan dengan tersenyum geli, memperhatikan istrinya yang masih belia itu, Arfan tak menyangka dirinya bisa tergila-gila pada gadis manis dan sederhana di hadapannya.

"Epic caffelicious dan rosemary chicken?" tawar Layla pada Arfan yang langsung mendapatkan anggukan kepala dari Arfan. Arfan tak masalah menu apapun yang dipilih Layla asalkan bersamanya pasti semua menu menjadi nikmat.

Layla memanggil pramusaji yang kebetulan lewat lalu memberikan catatan pesanannya pada pramusaji tersebut, sambil menunggu Layla menikmati musik romantis yang mengalun menyapa pendengarannya.

Pemandangan di hadapannya pun selalu berhasil menenangkan setiap masalah yang menghampirinya. Kini pikiran Layla terlempar jauh ke dalam kenangannya bersama Noval, cinta pertamanya. Kisah cintanya bersama Noval terbilang lancar, tidak pernah ada masalah serius yang datang mengganggu hubungan yang terjalin lebih dari 2 tahun tersebut. Namun entah mengapa tiba-tiba Noval memutuskannya dengan sepihak, alasan yang menurut Layla tidak masuk akal, kedua orang tua Noval tidak menyetujui hubungan mereka padahal seingat Layla orang tua pria itu sudah mengetahuinya sejak mereka pacaran saat masih duduk di bangku kelas 12 SMA dulu.

Hembusan napas keras Layla tak luput dari perhatian Arfan yang duduk di sebelahnya. Arfan berusaha tidak mengusik lamunan Layla meskipun tak memungkiri dirinya cemburu jika Noval lah yang sekarang ada di pikiran Layla.

"Ayo dimakan dulu setelah itu kita pulang istirahat karena entar malam kita makan malam bersama Papa dan Mama," ucap Arfan setelah hidangan tersaji di atas meja. Namun tiba-tiba wajah Arfan berubah dingin saat Layla menyebut nama pria lain.

"Ia Val, bentar!" tanpa sadar Layla menyebut nama Noval saat bersama Arfan.

Tubuh Layla seketika membeku saat perasaan dan logikanya berusaha menyatu. Deg ... menyadari pria di sampingnya adalah Arfan bukan Noval, nama yang barusan ia ucapkan. Ia tutup bibirnya dengan tangan kanannya saat melihat perubahan air muka Arfan yang berubah menjadi keruh.

"Maaf Fan, aku nggak bermaksud seperti itu," ucap Layla segera dengan perasaan bersalah.

Arfan masih bergeming, ia justru melempar tatapannya ke arah taman sambil menyeduh minuman yang sudah dipesan Layla. Hatinya begitu sakit, istri yang sangat ia cintai ternyata masih memikirkan pria di masa lalunya.

Tangan Layla memegang lengan Arfan dengan erat berusaha memberi pengertian padanya, tanpa bisa dicegah air mata Layla turut meluncur deras di pipinya saat Arfan tak juga menanggapi.

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang