Bab.2

84 14 5
                                    

.
.
.
.


Jong-in menghentikan mobilnya  di depan kantor seung-wan.mereka memang berangkat bersama, karena dia ingin mengecek toko yang akan buka sebentar lagi.tokonya memang berada satu gedung dengan kantor sang adik.lebih tepatnya, tokonya memang milik perusahaan tempat seung-wan bekerja.dia segera keluar dan membuka bagasi mobil untuk mengambil koper seung-wan.

Seung-wan yang baru saja melepas setbelt tersenyum saat melihat sebuah mobil yang dia sangat hapal pemiliknya berhenti di depan mobil mereka.dia bergegas keluar dan menghampiri kakaknya.

"Haruskah kamu pergi?ini hari sabtu,  seharusnya kamu beristirahat di rumah." tanya jong-in lagi, memastikan.

"Aku tidak bisa mengendalikan bisnis" ucap seung-wan.

Jong-in mengangguk, "perjalanan ke singapura  bukan?hubungi ayah begitu tiba di sana"

"Ya, aku mengerti"

Jong-in mengeluarkan amplop yang sudah dia siapkan dan memberikan pada seung-wan.

"Yaa... Apa ini?aku sudah punya uang sendiri, oppa" tolak seung-wan.

"Tukarkan dengan mata uang lokal, dan beli makanan yang enak dengan ini.jangan hanya membeli roti untuk berhemat." ucap jong-in.

"Aku punya uang sendiri.lagian Oppa lebih membutuhkan ini sekarang."

"Terima saja"paksa jong-in.

"Pergilah, kamu bisa terlambat."

Seung-wan  tersenyum,"terimakasih oppa"ucapnya kemudian pergi.dia berlari kecil sambil menyeret koper nya, membuat jong-in heran.

"Kenapa dia terburu-buru seperti itu?" gumam jong-in.

*

Seung-wan berdiri di dalam lift, dengan koper disampingnya .di sebelahnya ada wakil pimpinannya, berdiri dengan koper yang sama dengannya.suasana begitu hening, karena tidak ada yang berbicara.

"Hari ini peringatan kematian eomma ku." ucap seung-wan.

Laki-laki itu menoleh, "Kenapa tidak bilang?"

"Aku takut kamu akan membatalkan perjalanan ini, jika aku memberitahu"akunya.

"Tentu saja aku akan membatalkan nya.batalkan itu sekarang "laki-laki itu kembali menatap ke depan.

"Ini pengakuan"ujarnya lagi membuat laki-laki itu bingung.

"Aku baru saja mengaku  kalau aku gila"seung wan menoleh kearah laki-laki yang saat ini menatapnya lekat.

"Aku benar-benar tergila-gila padamu, sajangnim"lanjutnya lagi.

" sarang hae"

"Sarang hae  park chanyeol ".ulang seung wan lagi.

Laki-laki itu kini berbalik, menatap ke arah seung wan sepenuhnya. " katakan lagi, aku ingin mendengarnya."

Seung wan pun ikut berbalik, menatap sepenuhnya ke arah atasannya itu, "sarang hae "

Seung wan mengamati wajah atasannya, lalu dengan sedikit berjinjit dia memberi kecupan ringan pada bibir chanyeol, "sarang hae " ucapnya lagi.

Merasa terpancing, chanyeol langsung meraup bibir seung wan.mendorongnya pada dinding lift dan memberikan lumatan kasar pada bibir sekretaris nya itu.seung wan tersenyum dalam ciuman mereka, lalu mengalungkan tangannya pada leher chanyeol.entah di sebut apa hubungan mereka, tapi bagi seung wan, laki-laki ini memiliki posisi penting untuknya.

*

Kyung-soo baru saja meminum vitaminnya, saat ucapan mertuanya kembali terngiang di kepalanya.

"Aku juga membutuhkan anak chanyeol, eomeoni.jadi akan kupastikan itu terjadi." tekadnya.

Wonderful LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang