.
.
.
.Nyonya choi duduk di taman samping rumah sakit, setelah selesai menemui dokternya.dia tersenyum kecut saat teringat lagi perkataan sang dokter.
"Seperti mata yang mulai rabun karena usia, karena kegunaannya sudah berakhir.anggaplah kasus anda juga seperti itu.anda sudah hidup keras sebagai wanita dan ibu.mulai sekarang, bebaslah dan jalani hidup anda sendiri.mulailah babak kedua hidup anda."
Nyonya choi menghela nafasnya, "bagaimana aku bisa memulai babak kedua hidupku?ada banyak anggota keluarga yang harus kusokong.bagaimana dengan anak-anak ku yang tidak bisa menjaga diri?mereka tidak berdaya tanpaku."
Dia menatap langit senja kala itu, "sudah terlambat untuk itu."Dia mengambil tasnya berniat untuk pergi, tapi saat dia berbalik dia terkejut saat melihat seseorang berdiri tak jauh darinya.dia bisa mengenali orang itu, meskipun sekarang dia memakai kacamata hitam juga topi.
"Kyung-soo -a . . ."lirihnya.air matanya menetes begitu saja.
"Kenapa anda datang?untuk apa anda kemari?lagipula, anda tidak bisa membantu."todong kyung-soo.
" jangan mendekat "ucap kyungsoo saat melihat nyonya choi berniat mendekati nya.
"Aku tahu, jadi hapus air mata anda.bagaimana jika orang berfikir kita ibu dan anak.bukankah sudah kubilang, aku tidak membutuhkan mu."
Nyonya choi menghapus air matanya, dia sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan putrinya itu.dia mengerti, sangat mengerti.
"Baiklah.tapi, biarkan eomma setidaknya melihat wajahmu." pintanya.
Kyung-soo menggigit bibir dalam nya kuat-kuat, sebelum melepas kacamata juga topi yang dia gunakan.dia menatap ke arah ibunya dengan senyum yang dia paksakan.air mata nya hampir menetes, tapi dia menahannya.dia kembali memakai kacamata nya dan berbalik.
"Ikuti aku" ucapnya tanpa menoleh.dia berjalan ke arah luar rumah sakit dengan ponsel di telinganya.
Saat sampai di depan rumah sakit, dia melambaikan tangannya ke arah taksi yang sudah dia pesan.dia membukakan pintu lalu menyuruh ibunya masuk.
"Pergilah sekarang .seperti yang anda dengar aku tidak punya waktu sekarang. "
"Apa maksudmu?"
"Pergi saja tanpa mengatakan apapun"
Nyonya choi menggenggam tangan kyung-soo yang ada di pintu taksi.
"Baiklah ibu akan pergi.jangan sakit, jangan sedih"
Tangan nya terulur, membelai rambut kyung-soo, "jangan berusaha terlalu keras."ucapnya kemudian. nyonya choi ingin sekali memeluk putrinya itu, tapi dia tahan.dia berbalik dan segera masuk ke dalam taksi.saat dia sudah berada dalam taksi, isak tangisnya tak bisa dia tahan lagi.Begitupun kyung-soo, melihat taksi yang di tumpangi ibunya mulai berjalan, air matanya langsung tumpah begitu saja.dia segera berlari mengejar taksi itu.
"Eomma . . eomma . . "panggilnya.
Dia segera membuka pintu taksi itu dan mengeluarkan uang hasil menjual tas nya tadi.tanpa sepatah katapun dia segera berlari masuk ke rumah sakit, setelah memberikan uang itu pada ibunya.Nyonya choi masih termangu melihat uang yang kini ada di pangkuannya.tangisnya semakin keras saat dia melihat punggung putrinya yang mulai menjauh.tapi dia segera menghapus air matanya, berlari keluar mengejar kyung-soo.
*
Jong-in dan ayahnya baru saja masuk ke ruang icu, sesaat sebelum kunjungan malam.mereka mendekat ke arah kaca pembatas, melihat keadaan seung wan yang masih belum ada perubahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Life
FanfictionMenjadi penyiar berita tak lantas membuat choi kyung-soo, berpuas diri.dia bertekad mencari suami yang kaya untuk merubah hidupnya.berbekal wajah cantik dan juga popularitasnya sebagai penyiar berita, dia berhasil merebut hati park chanyeol.seorang...