Peraturan keempatbelas: Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan bisa berubah sewaktu-waktu bila keadaan mengharuskan. Pada keadaan darurat di mana Lord Beverley tidak bisa memberi perintah langsung, kau dipersilakan untuk melakukan penyesuaian yang kaurasa perlu.
~ 🥀🥀🥀 ~
Nathaniel Beverley tidak kunjung pulang sampai malam menjelang. Joanne sangat gelisah seperti induk ayam kehilangan anak. Hilang sudah segala sikap tenang dan profesionalnya. Sepanjang hari wanita itu mondar-mandir berkeliling rumah, bolak-balik keluar masuk masing-masing ruangan seolah-olah Lord Beverley bisa tiba-tiba muncul secara ajaib dalam salah satu di antaranya. Tidak tahu harus melakukan apa, tanpa suara Amy melanjutkan pekerjaannya yang biasa.
"Aku harus segera mengirim telegram pada Earl Beverley. Ah, tidak, masih terlalu dini untuk itu. Apa mungkin lebih baik lapor polisi, mengingat situasi di luar yang makin gawat? Tidak, tidak, kalau mereka dengar bahwa seorang pria berusia dua puluh lima tahun yang sehat walafiat telah pergi atas kemauan sendiri selama beberapa jam, dan bahwa aku hendak melaporkannya sebagai kasus orang hilang, orang-orang bodoh itu pasti akan tertawa. Astaga, tuan muda, sebenarnya ke mana kau ini?" gumam Joanne. Wanita itu kini duduk di samping jendela dapur sembari memijit-mijit kening.
"Apakah Lord Beverley belum pernah pergi tanpa kabar sebelumnya?" tanya Amy.
"Tidak pernah! Aku mengenal semua anak Earl Beverley. Semuanya membuat onar waktu remaja, kecuali tuan muda Nathaniel. Ini benar-benar di luar kebiasaannya. Tentu ia sudah dewasa sekarang, dan berhak mengatur hidupnya sendiri, tetapi aku benar-benar mengkhawatirkannya. Dokter Satterthwaite mungkin adalah satu-satunya sahabatnya. Kematian dokter itu pasti merupakan guncangan yang hebat, dan tidak seharusnya ia sendirian sekarang." ucap Joanne cemas. Meski Amy sudah berhasil membujuk wanita paruh baya itu duduk bersamanya di area pelayan, bukan berarti ia sudah menjadi tenang. Sebentar-sebentar ia berdiri dan mengecek jam besar di ruang makan utama, lalu mengintip ke pekarangan rumah.
"Kira-kira ke mana Lord Beverley pergi, ya?" Amy bertopang dagu. "Mungkinkah Lord Beverley punya tempat favorit untuk dikunjungi?"
"Andai kutahu, pasti aku takkan begini resah, Amy." Joanne menghela napas panjang. "Sejak kecil, tuan muda Nathaniel selalu jadi yang paling baik di antara anak-anak Earl Beverley. Pendiam, tak pernah bikin masalah, dan seringkali bersikap lebih matang dari usianya. Ambisius, tetapi tidak serampangan. Barangkali karena ia anak pertama, dan ia tahu suatu hari nanti ia harus jadi kepala keluarga dan pemimpin perusahaan. Kasihan, kurasa tuan muda Nathaniel tak pernah benar-benar bisa merasakan rasanya jadi anak-anak. Selalu ada pelajaran untuk dikejar, acara-acara untuk dihadiri, dan tugas-tugas untuk dikerjakan, tetapi ia tak punya siapa-siapa untuk bercerita. Ah, sejak kejadian itu, tuan Nathaniel jadi makin tertutup bahkan kepadaku."
"Hmm?" Amy mendongak, matanya penuh tanya.
"Ah! Maksudku soal kematian Emma. Itu nama pelayan yang bekerja di sini sebelum dirimu. Jujur saja, aku tidak tahu bagaimana tepatnya ia bisa jatuh dari jendela. Saat itu, rumah ini belum seperti sekarang. Pintu dan jendela dikunci jauh lebih malam, dan tidak ada kantong-kantong rempah bergelantungan. Pada pagi hari setelah malam naas itu, saat aku hendak membangunkan tuan muda, aku menemukannya duduk tegak di tempat tidur menghadap jendela. Pakaiannya masih sama dengan yang kulihat ia kenakan sebelum pergi tidur malam sebelumnya, putih bagaikan salju. Dengan tenang ia bangkit berdiri, memintaku untuk menghubungi orang tua Emma dan mengurus mayat gadis itu. Tuan muda tak pernah bilang apa-apa lagi. Sejak saat itu, aku tahu ada yang sengaja ia sembunyikan rapat-rapat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Shadows
Paranormal[Paranormal - Thriller - Dark fantasy] Content warning: violence, horror elements Musim gugur 1886. Amy, seorang gadis yang kehilangan segalanya pasca kebakaran menghanguskan rumah dan keluarganya, mulai bekerja sebagai pelayan di rumah Lord Nathani...