Huru-hara
*****
Ting! Fadil merogoh kantong, mengambil handphone yang berbunyi notifikasi pesan lalu dibaca. Mendadak matanya melebar, mengalihkan atensi pada sang bos di meja konferensi berpidato. Melangkah ia menghampiri Everest berdiri langsung menoleh, dan berbisik. Seketika raut Everest berubah drastis tadinya keras semakin mengeras. Tanpa banyak bicara ia pun pergi. Para wartawan melihat bingung, mereka membuntuti pria itu sampai mobil. Tapi tidak sempat bertanya dikarenakan para ajudan Everest menghalangi. Mobil jenis Rolls-Royce itu segera melenggang dari sana.
Sekitar beberapa menit diperjalanan, mereka tiba. Mobil terparkir di tempat parkir VIP sebuah gedung pencakar langit. Pintu dibuka, Everest turun dibuntuti sang asisten masuk gedung tersebut.
One Zero Internasional (O.Z.I) itulah yang tertulis besar di muka gedung. Para staf begitu melihat Everest membungkuk hormat sampai beliau masuk lift. Tak lama lift pun berhenti di lantai 6 di mana ruang rapat ditempatkan.
Ruang rapat heboh. Para dewan perusahaan menggerutu marah mendapati berita skandal pimpinan perusahaan. Mereka menyuarakan agar Everest mundur dari jabatan tertinggi perusahaan karena kasus itu. Bukan tanpa alasan, kekecewaan mereka memang didasari oleh ketidaksukaan terhadap Everest sejak awal ditunjuk sebagai Presdir O.Z.I. Mereka iri karena menurut mereka Everest adalah anak ingusan yang baru lahir kemarin, kenapa tidak menunjuk orang lain yang telah mengabdi di kantor ini lebih dari puluhan tahun. Termasuk salah satunya adalah ayah Bryan, Johan Archer. Beliau adalah dalang akar permasalahan perusahaan yang mengajak petinggi lain perusahaan untuk menentangnya.
Mereka sudah berkomplot untuk memboikot Everest dan berita itu muncul semakin menambah hasrat untuk meruntuhkan Everest dari jabatannya.
Pintu rapat dibuka, Everest melangkah masuk, mereka sontak bangkit dan memberi hormat layaknya pada atasan.
"Selamat siang, Presdir."
Kecuali Johan dan sekutunya Mahesa, mendengus dan memalingkan muka. Everest tidak memperhitungkan. Ia berdiri di kursi utama rapat.
"Aku dengar dari asistenku Fadil, ada yang ingin kalian katakan kepadaku mengenai berita itu? Silahkan."ucap Everest seraya duduk di kursi.
Awalnya para dewan itu saling pandang, takut melihat Everest datang dengan wajah datar. Namun, Mahesa berani bersuara.
"Skandal dalam televisi membuktikan bahwa kau adalah pemimpin yang tidak becus!"kata Mahesa langsung.
"Lalu?"
"Kami ingin kau menyerahkan posisi direktur utama kepada Mr. Johan yang lebih berpengalaman. Dengan begitu perusahaan tidak akan mengalami penurunan nilai poin kepercayaan masyarakat terhadap O.Z.I."tambah Mahesa menggebu-gebu.
Yang lain mengangguk setuju. Sementara Tuan Johan sendiri berlagak terkejut. Everest tidak langsung bereaksi.
Memang benar, baru beberapa menit setelah berita itu liris poin perusahaan mengalami penurunan sekitar 10 poin. Sepuluh poin memang bukan angka besar, tapi cukup memengaruhi kestabilan perusahaan.
"Selama 2 dekade perusahaan ini berdiri tidak pernah mengalami kerugian sebesar itu. Namun, dalam semalam untuk pertama kalinya perusahaan turun 10 poin! Dan itu terjadi dibawah kepimpinan dirimu. Sebelum perusahaan ini bangkrut sebaiknya kau serahkan saja jabatan mu."
Sudut bibir Everest terangkat.
"Mr. Mahesa benar. Usiamu masih muda. Berita seperti ini kedepannya pasti akan terjadi lagi. Dan sebelum itu terjadi, alangkah baiknya jika Mr. Everest turun jabatan dari Presdir menjadi wakil Presdir."sahut tuan Abbas, pemegang jabatan yang sama dengan tuan Mahesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire Romance
Romance[on going] Cewek nyamar jadi cowok, menguasai bisnis, pandai merayu wanita! Dialah tuan muda keluarga Marques, Qin Marques As Daniella Qin Marques. Selama 11 tahun penyamarannya belum ada yang tahu. Namun saat Qin memiliki hubungan kerja dengan tuan...