“Jadi perjalanannya berapa lama?” Tanya Yeonjun sambil memasang sabuk pengaman dan mengatur kaca spion hingga ia melihat wajah Taehyun di bangku belakang.
“Empat jam bang.”
“Oke guys, udah ready semua kan?” Tanya Soobin di bangku depan sambil menatap ketiga adiknya.
Beomgyu memberi acungan jempol. Yeonjun yang melihat itu segera menancapkan gas.
“Eh bang bentar!”
Ckittt!
Yeonjun memelototkan matanya kearah Hueningkai. “Plushie gue belum kebawa bang!” Ucapnya dengan wajah panik.
“Woi woi, lo tuh disana bakal muncak gunung bukan nginep di hotel.” Cegah Beomgyu melihat Hueningkai hendak turun.
“Bener Kai, bikin berat nanti lo juga yang kesusahan.”
Hueningkai yang mendengar perkataan Taehyun itu pun mengangguk pasrah. “Yaudah bang Yeonjun, lanjut jalan.”
Yeonjun mengangguk, kemudian mulai menjalankan mobil itu dengan kecepatan sedang. Jalanan juga tidak terlalu ramai hari ini.
“Tenang Kai, selesai muncak kita beli plushie motif ular cobra.”
“Aduh kebelet pipis.”
“Diem deh, belum lima menit jalan juga.”
“Pak jalan ke penginapan tubatu kemana ya?”
Kini hanya tinggal beberapa menit lagi, mereka sampai ke penginapan. Namun, Yeonjun tidak tahu arah yang dituju dan sinyal handphone susah menjangkau area disini. Jadi, Soobin memutuskan untuk bertanya pada warga sekitar.
Bapak-bapak itu memandang Soobin, kemudian memasukkan sedikit kepalanya ke dalam, mellihat siapa saja yang ada di dalam mobil itu.
Wajahnya terlihat tidak ramah membuah Soobin menggaruk wajahnya bingung karena bapak itu tidak segera menjawab pertanyaannya.
“Habis di hipnotis kali ya.” Bisik Beomgyu pada Taehyun.
Taehyun yang mendengar itu segera menepuk paha Beomgyu mengisyaratkan untuk diam. Kalau bapak itu dengar apa ya tidak berabe, mereka kan pendatang.
“Lurus aja, nanti belok kanan ada tulisan penginapan.”
Soobin mengangguk dan tersenyum. “Oh iya pak, makasih ya pak. Mari…”
Yeonjun segera melajukan mobilnya menurut pada jalan yang ditunjukkan bapak tadi.
“Gyu, jangan diulang. Kalo orangnya denger apa ya nggak digrebeg kita ini.”
“Grebeg balik.”
“Kamar untuk lima orang ya bu.” Ucap Yeonjun pada ibu-ibu resepsionis.
“Sendiri atau berdua atau bertiga?”
“Satu kamar berdua dan satu kamar lagi bertiga.”
Ibu itu mengangguk dan segera memberi kunci kamar pada Yeonjun. Yeonjun pun memberi satu kunci pada Beomgyu. Sedari di mobil tadi, mereka sudah memutuskan untuk membagi dua kamar saja. Biar tiga kuncrut jadi satu kamar.
Mereka berempat pergi untuk menaruh barang. Sisa Taehyun masih disana untuk menanda tangani daftar tamu.
“Kalian mau muncak di gunung wari-wari?” Tanya ibu itu saat melihat barang bawaan mereka.
Taehyun mengangguk, “Iya, bu. Mumpung libur kuliah.”
“Hati-hati disana. Jangan pergi dari jalur yang udah ditandai. Atau enggak, kalian bakal sulit untuk pulang. Kamu tahu mitos di gunung itu?”
Taehyun menggeleng polos, dia tidak meriset gunung itu terlebih dahulu. Ia mengira juga itu adalah gunung pada umumnya.
Ibu itu lalu mengambil buku dari dalam laci, “Ini ambil, kamu bisa baca jadi kamu bisa ngerti dan lebih hati-hati.”
Taehyun dengan kikuk mengambil buku itu, “Oh iya bu, makasih.” Ia kemudian meninggalkan meja resepsionis.
“Duh, nggak sabar besok pagi kita berangkat.”
Taehyun yang sedang membersihkan lensa kameranya hanya terkekeh.
“Apa yang harus kita bawa nih? Gue baru pertama kali muncak.” Tanya Hueningkai sambil melihat barang-barang yang ia taruh di atas kasur.
“Yang penting bukan boneka.” Beomgyu memeletkan lidah ke arah Hueningkai karena anak itu melirik ke arahnya.
“Ini bantal leher ya, nggak mungkin juga gue bawa muncak. Lagian gue nggak bawa boneka tuh.” Bela Hueningkai sambil menunjuk bantal lehernya yang berbentuk penguin.
“Bawa senter, kantung tidur, air, jaket tambahan. Keknya itu.” Kata Taehyun.
“Lo mau rekam pake itu?”
Taehyun mengangguk sambil mencoba kamera itu. “Biar ada dokumentasi.”
Disisi lain, Yeonjun sudah tertidur di atas ranjangnya dengan Soobin yang tidak henti memandang layar handphone nya.
"Bang."
"Hmm."
"Bang."
"Hmm."
"Bang."
"Apa anjing?"
"Bang jali bang jali goyangnya bikin hepi."
Yeonjun memelototkan matanya ke arah Soobin yang bertingkah tidak jelas itu. Malas sekali rasanya menanggapi guyonannya.
"Lo mending diem atau gue aniaya. Lo mah di perjalanan cuma makan tidur, lah gue, nyetir nggak henti-henti."
Soobin pun memasang wajah mencibir, "Ya siapa suruh nyetirnya pelan-pelan."
"Ntar bukannya kesini malah kerumah sakit gimana? Mau lo? Gue mah ogah, masih bujang gini belum mau mati."
Soobin menghembuskan nafasnya.
"Yaudah terserah lo, gue cuma mau nanya, kok disini nggak ada sinyal sih. Gue kan mau ngabarin emak gue."
Yeonjun kemudian bangun dari tidurnya. Mengambil handphone nya yang tergeletak diatas meja.
"Lo pake kartu apa?"
"Tri."
"Kartu kok tri. Ya pantes afk."
Buughh!
Soobin melempar gulingnya kearah Yeonjun, yang membuat anak itu terjatuh.
"Terimalah jurus ku. Kamu hina aku, aku bantai."
"Udah njing, mending tidur. Biar besok full energi lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Place | TXT [✓]
Mistério / Suspense"Jangan pergi dari jalur yang udah ditandai. Atau enggak, kalian nggak akan bisa pulang. Kamu tahu mitos di gunung itu?" Mereka tak pernah tahu apa yang akan mereka hadapi.