O6

42 7 6
                                    

“Emhh….” Soobin mengedarkan pandangannya lalu mendudukkan dirinya. Nyawanya masih belum terkumpul sempurna.

“Bang Yeonjun kemana?” Ia mengguncang-guncangkan badan Taehyun dan Hueningkai.

Hueningkai kemudian melenguh, “Kenapa sih bang?” dengan masih setengah sadar ia bangun.

“Bang Yeonjun nggak ada, Kai. Lo tau nggak dia dimana?”

Hueningkai hanya menggeleng. “Mungkin di luar.”

Mereka bertiga kemudian keluar untuk mencari Yeonjun. Namun, tidak ada tanda-tanda orang itu.

“Nggak ada njir. Bang Yeonjun! Lo dimana bang?!” Soobin celingak-celinguk namun wujud pria yang dicari tak kelihatan batang hidungnya.

“Ayo kita beres-beres, kita cari bang Yeonjun.” Taehyun memasuki tenda kembali dan mengambil tas nya.

Hueningkai dan Soobin menurut kemudian mengemasi tenda mereka.

Setelah bersiap, mereka kemudian memulai perjalanan mereka dan terus memanggil-manggil nama Yeonjun berharap ada tanda-tanda dari anak itu.















“BANG YEONJUUUNN!”

“BANG LO DIMANA?!!”

Mereka bertiga terus berjalan dan berteriak namun masih saja tidak ada sahutan.

“Arrghh!”

Soobin dan Taehyun menoleh terkejut ke arah Hueningkai di belakang yang tiba-tiba berteriak.

Hueningkai terduduk sambil memegang kaki kanannya.

“Kenapa Kai?!” Taehyun kemudian melihat ular cobra melata dengan cepat.

“Sana bawa Kamal ke pinggir! Cepet!”

Soobin kemudian mengambil sebuah batu sebesar telapak tangannya dan melemparkannya pada ular tersebut. Persetan jika ular itu mati, ia sudah sangat marah. Soobin dengan ambisi yang besar menghabisi ular itu hingga tidak berbentuk.

“Mati lo ular sialan! Gue udah muak!”

Sementara Taehyun dan Hueningkai berada di bawah pohon. Taehyun segera mencari obat p3k di tasnya. “Ah sialan, pasti di bawa bang Yeonjun!” Ia pun akhirnya menyobek kaos hitam yang ia kenakan untuk membalut kaki Hueningkai.

Namun sebelum itu, ia menekan luka gigitan itu agar bisa ularnya keluar. Setelah dirasa cukup, ia membasuhnya dengar air yang ia bawa kemudian mulai mengikat kaki Hueningkai dengan kencang.

Hueningkai menahan tangisnya karena gigitan itu terasa sangat menyakitkan. Kakinya terasa berdenyut dan lukanya terasa panas dan terbakar.

“Sakit banget Tae..”

“Tenang ya, Ning. Kita bakal segera keluar dari tempat ini.” Ucapnya sambil menenangkan Hueningkai yang mulai gelisah. “Nih, mending lo minum dulu.”

“Lo masih ngerekam, Tae?” tanya Hueningkai saat Taehyun menyalakan kembali kameranya.

“Iya Ning, buat jaga-jaga.”

Lalu Taehyun mulai menghadapkan kamera tersebut ke arah dirinya. “Guys, siapapun yang nemuin kamera ini. Berarti kalian lagi dalam bahaya, cepet balik ke jalan semula. Jalan yang udah dikasih tanda.”

Kemudian Soobin menghampiri mereka sembari mengelap peluhnya. “Kai, muka lo pucet banget. Kalo ada apa-apa bilang ya.”

Hueningkai menatap kakinya yang mulai membiru kemudian menatap Soobin dan Taehyun bergantian. Wajah mereka sangat menggambarkan rasa putus asa, namun masih memiliki semangat untuk keluar dari tempat ini.

“Kalo kalian mau lanjut cari bang Yeonjun silahkan. Biar gue disini aja.”

“Ngawur lo. Kita cari bareng-bareng lah.” Ucap Soobin dengan pandangan marah.

“Tapi gue bakal menghambat bang. Mending gue mati keracunan daripada nyusahin kalian.” Ucapnya dengan suara bergetar. Ia sudah rela jika ia mati hari ini. Toh, belum tentu ia bisa selamat sekalipun bisa keluar dari sini.

“Lo nggak usah ngomong aneh-aneh ya, gue nggak suka. Kita udah sejauh ini masa mau nyerah. Kalo kita kerja keras, pasti bakal ada jalan keluar kok.”

Hueningkai mengelap hidungnya yang basah. “Jangan bilang begitu buat nenangin gue Tae. Basi tau nggak. Lagian orang kuat pun bakal tetep mati kalo digigit ular cobra.”

“Cukup Kai. Ayo kita lanjutin perjalanan. Lo gue gendong.” Soobin mulai menggendong Hueningkai dari belakang, namun Hueningkai memberontak.

“Gausah bang! Turunin gue, biar gue disini aja!”

Namun sayang, tenaga Hueningkai tidak sebesar sebelumnya. Bisa ular itu benar-benar membuat dirinya melemah dan kakinya terasa mati rasa.

“Lo nggak usah ngeyel kalo mau cepet-cepet ketemu keluarga lo.”


Cursed Place | TXT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang