A Recantation
Naruto by Masashi Kishimoto
Chapter 9
Rumah
"Ketika kau lelah dan dunia terasa menyesakkan, kembali dan beristirahatlah ke tempat yang hatimu sebut rumah."
.
.
.
Saat memutuskan kembali ke Konoha untuk memulai kehidupan baru, Uchiha Sasuke tidak pernah berpikir bahwa setiap orang yang mengenalnya akan menerimanya dengan tangan terbuka.
Dia tidak berekspektasi tinggi. Setelah bertahun-tahun melakukan perjalanan demi penebusan dosanya, tidak ada yang dapat merubah fakta bahwa dirinya adalah seorang pesakitan. Tetapi, bahkan dalam perenungannya diantara rasa lelah dan dilemanya, Sasuke ingin kembali. Pulang. Mengistirahatkan segala yang membebani pundaknya. Setidaknya, jika hanya untuk sebentar dia ingin kembali ke suatu tempat yang bisa ia sebut sebagai rumah.
Jauh di negeri api di tengah rimbunnya pohon, desa tersembunyi, Konoha. Tempat yang menjadi awal kepergiannya. Walau hanya untuk sejenak, Sasuke ingin kembali, menjadikan desa penuh nostalgia itu sebagai satu pelabuhan terakhirnya. Meskipun hanya sesederhana rumah dengan dinding dan atap yang kokoh untuk tempat tinggalnya ketika ia menggambarkan 'rumah' di Konoha. Dia ingin tetap pulang.
Tetapi, ketika melihat gerbang Konoha tepat di depan matanya. Seketika gambaran tentang rumah terasa salah baginya. Kabur dalam kabut tentang memori yang kelam.
Nyatanya, bahkan 'rumah' itu tidak pernah ada lagi untuknya.
Namun, setelah dia hanya bisa berdiri diam menjaga jaraknya dari gapura penuh nostalgia itu. Saat matahari perlahan terbenam dan bayangan mulai terkikis oleh gelapnya langit dan setiap yang pergi telah pulang. Waktu itulah Sasuke mulai kembali melihat bayang rumahnya. Awal dari segala petualangan jauhnya juga akhir dimana dia dapat sejenak beristirahat. Rumahnya. Menanti di ujung gerbang Konoha.
Senyum secerah matahari dan kehangatan yang mengerubungi gelap dan dinginnya perasaannya. Rumahnya lebih dari sekedar dinding batu beratap. Lebih dari yang pernah dibayangkan oleh dirinya. Rumahnya terlalu indah sampai-sampai ia ragu untuk menginjakkan kaki kembali.
Tiga siluet dari kejauhan mendekatinya, lambaian tangan dan sambutan hangat menyapa gendang telinganya. Ketiganya membawakan energi aneh yang menariknya mendekat.
Sahabatnya, Naruto, sebagai suara pengingatnya kala kesepian. Sosok guru yang seperti ayahnya sendiri, Kakashi, dengan tangan kasarnya yang telah mengajarinya bagaimana cara mengetuk pintu. Lalu Sakura, yang hadirnya entah mengapa memberi kehangatan bagi hatinya yang dingin.
Mereka menjadi bayangan baru tentang rumah yang mengisi hatinya. Awal dari kepergian dan alasan kepulangannya. Rumah yang begitu dirindukan tetapi terlalu menyakitkan untuk kembali.
Bahkan ketika kata pulang tak menyapa logikanya, rumah itu selalu menunggunya dengan kokoh di Konoha. Menyebarkan segala suka duka yang penuh rasa sakit dan kenyamanan.
Rumahnya, masih ada.
Tadaima.
"Okaeri," suara Sakura menyapanya saat Sasuke membuka pintu rumahnya. Wanita penyandang nama Uchiha itu tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya. Sasuke yang mengerti segera melepas jubah hitamnya dan mengikuti Sakura yang lebih dulu berjalan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Recantation
FanficSebuah misi yang 'gagal', mengantarkan Shikadai pada hal yang tidak pernah ia ketahui. Mengantarkan dirinya, Boruto dan Sarada pada sisi lain kehidupan masa lalu keluarganya. Ini adalah kisah tentang sebuah pengakuan, kisah tentang mereka yang terka...