5

26.3K 2.2K 20
                                    

Hari mulai gelap, Jo akhirnya datang dan mulai mencari Ethan didalam villa. Jo sedikit kebingungan karna tak menemukan tanda tanda bahwa ada orang di vila itu. Jo yang tak menemukan Ethan di mana pun  langsung panik, ia keluar vila dengan tergesa gesa memberitahu Luis untuk melacak keberadaan Ethan segera

Jo kelimpungan dengan hilangnya Ethan, ia sempat berpikir bahwa tuannya di serang dan sedang di Sandra, sempat juga berniat langsung pergi menyerbu musuh tuannya yang dia kira-kira mungkin saja dalang penculikan Ethan

Namun urung, ketika salah satu anak buahnya. Luis, menemukan sisa sisa makan dan juga tapak kaki yang mengarah pada hutan belakang

Membuat Jo memutuskan, membagi kelompoknya menjadi dua. Kelompok pertama kebanyakan informan, mencari tau posisi tuannya. Sedangkan ia akan mencari Ethan ke dalam hutan terlebih dahulu barulah ia akan bergabung kembali dengan kelompok pertama untuk langsung mencari Ethan

Jo terus menyusuri hutan lebih dalam, hari telah gelap. Mereka sedikit kesusahan, Karna minim nya cahaya

Di tengah pencarian mata Jo tak sengaja menangkap bayangan bocah yang melintas di depannya dengan cepat, hingga Jo tak sadar mulai mengikuti bayang aneh itu. Begitu pula beberapa orang yang di belakang Jo, mereka mengikuti Jo dengan siaga saat mata mereka menemukan siluet sama yang Jo lihat

Hingga bayangan itu menghilang di dekat bebatuan yang tinggi, Jo kelimpungan. Apa ini perangkap? Pikir Jo

Tak memungkinkan juga bila tempat ini tidak di ketahui musuh Ethan, bagaimana pun gelar mafia tidak main main untuk seseorang

Jo hendak berbalik, namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara umpatan kesal dari bawah Jurang. Jo mengenali suara itu, itu suara Ethan tuannya

"Tuannn!!" Teriak Jo

Terdengar nada sautan pelan dari bawah, membuat Jo tanpa ragu turun dengan tali yang sengaja ia bawa. Berjaga jaga..

"Astaga tuan.. apakah tuan baik baik saja?!" Panik Jo, ketika mendapati Ethan yang bersimpuh dengan kaki yang membiru

"Kaki ku sakit Jo, rasanya lebih menyakitkan dari pada patah tulang.."

Ethan berujar datar, sangat berkebalikan dengan perkataan yang Ethan ucapkan

Jo sedikit jengkel, namun bergerak dengan cepat membantu Ethan berdiri. Ia mengikat tali pada pinggangnya, kemudian memapah Ethan di samping

"Tarik..!" Jo berteriak

Perlahan tali itu di tarik dari atas, Jo mulai berjalan dengan sedikit kesusahan Karna bobot tubuh yang bertambah

Hingga mereka berhasil sampai, dan Jo langsung menuding Ethan dengan berbagai pertanyaan

"Katakan padaku, kenapa kau bisa sampai di sana?"

"Kenapa lama sekali?!" Bukan menjawab, Ethan malah balik bertanya. Membuat Jo kesal dan hampir memukul kepala Ethan jika ia tak sadar situasi

Melihat sekeliling yang masi ada beberapa anak buahnya, Jo mengurungkan niatnya untuk memukul sahabat bodohnya satu ini. Iya, Jo dan Ethan itu sahabat, dari masa SMA

"Maafkan saya tuan, ketika di tengah jalan saya mendapat kabar bahwa salah satu gedung perusahaan kita yang berada di dekat pelabuhan telah tertangkap pihak kepolisian. Karna itu saya terpaksa menunda keberangkatan saya dan mengurus itu terlebih dahulu, Karna tuan juga berkata baik baik saja jadi yaaa.... Begitu" jelas Jo tak enak

Melihat kondisi Ethan, jelas ia merasa bersalah. Bagaimana pun kondisi tuannya adalah nomor satu

Ethan mendengus, namun tak berkata apapun. Mereka pun mulai berjalan kembali ke villa

Tapi di tengah jalan Ethan teringat akan bocah miliknya, ia menyerukan pada Jo untuk kembali pada bebatuan itu

"Jo aku perintahkan kau kembali di dekat bebatuan itu, bocah itu masi di sana. Cepat Jo sebelum terjadi apa apa padanya"

"Bocah apa, apa kau miliki an–?"

"Cepat Jo. Kita tak punya banyak waktu, hari sudah malam dan sangat berbahaya untuk bocah itu!" Perintah Ethan

Jo tanpa ba-bi-bu pergi meninggalkan Ethan yang sedikit lagi mencapai villa, di ikuti beberapa anak buah Ethan yang lain. Sedangkan Luis memilih membantu Ethan hingga benar benar sampai pada villa

Dengan cekatan Luis masuk ke kamar Ethan yang berada di bawah, mengambil sepasang baju ganti untuk Ethan. Tak lupa dengan handuk yang yang sudah di rendam air hangat terlebih dahulu

"Ini baju ganti untuk tuan"

Setelah menyerahkan baju Ethan, Luis beralih pada pergelangan kaki Ethan, mengkompres  kaki Ethan yang bengkak dan membiru itu

Ethan membiarkan, ia sibuk memakai baju miliknya

"Tuan, seperti nya cidera tuan sedikit parah" Luis memberitahu

"Saya akan memanggil dokter arl untuk ke sini" lanjutnya

Ethan berdehem sebagai jawaban, karna memang jika berada dengan bawahannya yang lain kecuali Jo Ethan akan bersikap dingin

Luis memaklumi itu, ia pergi dengan mendial nomor seseorang dan sedikit menjauh dari Ethan. Takut Ethan terganggu dengan suaranya yang berisik Karna berbicara dengan dokter itu

Ethan duduk dengan tenang di atas sofa, perasaannya tak menentu. Ia mengkhawatirkan bocah nya

Sial! Jika bocah itu tertangkap, ia pastikan bocah itu tak akan bisa pergi kemanapun lagi. Karna bocah itu, ia mengalami hal hal buruk seperti ini, apa lagi dengan perasaan yang sangat tak di sukai nya ini

Ethan terus menunggu kepulangan Jo dan bocah nya di sofa, sudah berjam jam terlewati. Ethan juga telah di tangani oleh arl, dokter pribadi Ethan beberapa menit yang lalu

Ethan terdiam bahkan ketika Luis menawarkan minuman hangat untuknya, Ethan hanya menanggapi dengan deheman singkat

Jo yang awalnya mulai mencari di jam 19:45, kini belum pulang dan jam juga sudah menunjukkan pukul 22:04

Ethan tak henti hentinya berpikir negatif tentang bocahnya, tidak-bukan mendoa kan, hanya saja pikirannya yang terlalu kalut membuat ia tak bisa berpikir jernih dan positif

Tak lama beberapa orang mulai memasuki villa membuat perasaan Ethan langsung tenang. Itu Jo, dan juga dengan bocahnya

"Kenapa?" Tanya Ethan heran, pasal nya bocahnya itu di ikat lalu di kinting seperti gulungan karton di bawah ketiak Jo, mulutnya juga di lakban

"Maafkan saya tuan, dia terlalu liar dan saya terpaksa mengikatnya" ujar Jo tenang

Mata Ethan bergerak keseluruh anak buahnya, lagi lagi ia di Landa kebingungan melihat keadaan mereka

Mereka sangat kotor, muka yang penuh luka cakaran juga gigitan kecil hampir memenuhi tangan dan wajah mereka

Tak jauh beda dengan Jo, lengan baju yang di gulung hingga siku itu memperlihatkan banyaknya bekas gigitan. Ada juga yang membiru, bahkan lebih parah hingga berdarah

"Dan kalian kenapa?"

"Itu... Karna bocah ini" jelas Jo sedikit malu, Karna bisa di buat kacau oleh seorang bocah

Ethan tak bertanya lagi, ia beralih mengambil bocah itu dan memangkunya. Ethan tersenyum menatap cemberut wajah bocah di pangkuannya

"Lepalcan actu, amu om jahat!"

Ethan tetap memperlihatkan senyumnya, namun senyum biasa itu berubah seringai yang menyebalkan untuk bocah itu

"Aku tak peduli, sekarang kau tertangkap. Ku pastikan setelah ini tidak akan ku biarkan kau kabur dari ku"






Bersambung...

Anak PUNGOTTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang