28

6.8K 810 10
                                    

"Baiklah. Sekarang kita sudahi dulu belajarnya. Dan ini ada PR yang harus Dio kerjakan seperti yang madam ajarkan, besok akan madam lihat. Oke?"

"Oke madam!"

Setelah itu, Camelia beranjak pergi. Dio mulai membereskan peralatan belajarnya, setelah selesai ia beranjak dan pergi dari sana

Ketika membuka pintu, ia dapat melihat Amber yang berbincang pada Camelia. Dio mendekat, kemudian menarik ujung baju amber

Amber menoleh saat merasakan tarikan pada baju nya "kenapa Dio?"

"Io mau ketempat Daddy nek!"

"Aku pamit dulu ya nyonya.." ujar Camelia

"Ah! Iya iya, hati hati ya.."

Amber pun berjalan kedepan, mengantarkan Camelia. Dio, bocah itu masi memegang ujung baju Amber, mengekori

Setelah Camelia pergi, Dio menarik lagi baju Amber. Membuat amber berjongkok "kenapa tadi?" Tanya amber lagi

"Dio mau ketempat Daddy nek!"

"Baiklah, tapi io mau pergi sama abang Andrew?"

"Kok sama Abang Andlew? Kak Clalissa kemana?" Tanya Dio, wajahnya berubah cemberut ketika mendengar nama Andrew. Ingatkan dua orang yang masi di takuti oleh Dio sampai sekarang, Andrew dan George

"Kak Clarissa pergi sayang, abang rice ga bisa pakai mobil bahaya nanti. Kakak kembar lagi di kampus, mungkin sore baru pulang, bang Sean juga masi di kampus. Tinggal bang Andrew aja, kalo Dio ga mau bisa nunggu bang Sean pulang aja. Gimana?"

Dio meremas baju nya, sedikit kesal mengetahui mansion sepi. Dio yang ingin bertemu dengan Daddy nya lebih cepat, pun mengangguk setuju

"Andrew!" Panggil Amber sedikit kuat

Tak lama, Andrew turun dari lantai dua. Mata tajamnya menatap ke arah Amber dan Dio

"Hm?"

"Tolong anterin Dio ya, nenek ga bisa ada arisan. Kamu bisa kan?"

Andrew mengangguk, kemudian mengambil sebelah tangan Dio. Membuat Dio terkesiap, matanya menatap lantai marmer tak berani menatap Andrew

"Pergi.."

Amber mengangguk, beruntung ia terbiasa dan mengerti apa yang di ucapkan Andrew

"Iya, hati hati"

.
.
.

Dio menatap bangunan megah di depannya, sedikit merasa bangga ketika tau siapa pemilik bangunan di depannya ini

"Ayo masuk" ajak Andrew, mereka terus berjalan memasuki loby

Beberapa staf menyapa Andrew

"Selamat siang tuan, ada yang bisa kami bantu?"

"Di mana Daddy Ethan?" Tanya Andrew tanpa basa-basi

"Pak Ethan berada di ruangannya tuan, tapi beliau ada tam—"

Tak menunggu perkataan karyawan itu selesai, Andrew berjalan menjauh dengan tangan yang masi mengandeng Dio yang kebingungan dengan Andrew dan karyawan itu

Mereka memasuki lift yang khusus untuk ke lantai Ethan, lantai menunjukan angka 60, kemudian pintu lift mulai terbuka

Ting...

Mereka mulai berjalan keluar, kemudian menuju satu lorong yang menghubungkan dengan satu satunya ruang di sana

Ketika di depan pintu, keduanya tak langsung masuk. Andrew malah berjongkok, menyamai tinggi Dio

Anak PUNGOTTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang