Part 5

14.5K 527 8
                                    


Comen ya kasih saran jangan lupa !!!!

Oh ya sebelum baca tinggalkan jejak vote ya makasihhh

*******

"Tak seindah yang diharapkan"

-----------------


Tak banyak kata untuk menenangkan dia ya May, begitu bodohnya aku tak tahu apa pantangan atau fakta-fakta yang harus aku ketahui tentang dia.
Kekhawatiran gadis yang aku cintai dengan tiba-tiba dengan keadaan kesakitan membuatku mati kutu.

" May jangan di garuk entar berdarah, kulit kamu sudah memerah semua, " ucapku tak tega melihat may yang kesakitan.


" Tapi gatel, aku nggak kuat, " ucap may dengan suara paruh.


" Nisaaa cepattt bawa obatnya!!!!, " teriakku tak sabarrr, tak mungkin aku membiarkan dia menahan sakit terlalu lama.

Dengan tergopoh-gopoh nisa datang dengan beberapa obat-obatan." Ini tuan, mungkin obat elerginya tidak terlalu berefek besar tap-" ucap nisa terpotong terlalu bertele-tele dan aku tak suka dengan situasi ini.

" Yang penting obat elergikan?, "sentakku, tak sabarann sambil mencerobot obat-obatan yang dia bawa." May minum obatmu, "ucapku sambil memberi beberapa butir obat.

" Iya tuan, maksud saya efeknya tak terlalu besar buat May sembuh, karena itu obat elergi yang biasah, kalo sudah saya permisi, " ucap nisa sambil keluar, akupun langsung melihat May yang ternyata belom meminum obatnya akupun langsung kalut.

" May minum obatmu segera, aku tak mau kau tambah parah May " ucapku, diapun membalas dengan gelengan.

" Nggak suka "gumam dia, sambil memperhatikan obat yang berada di tanganya.

" May munum obatmu segara aku tak mau tambah khawatir dengan keadaanmu, telan pelan-pelan sambil melihatku, " ucapku dengan keadaan May yang menahan gatel, diapun menuruti dengan terpaksa, May meminum obat yang aku berikan ditangannya dengan ragu, akupun mengangguk.

" uhmmm,,,, "gumam may yang akan memuntahkan kembali obatnya dengan cepat aku meminum air putih dan langsung,,,,,,

CUPP!!!

Aku mencium dan membuka mulutnya memgirimkan air untuk mengalirkan obatnya kembali ke tenggorokan, dan tak lama selesai aku melakukan tersebut kita sama-sama terdiam saling tatap tapi bibir masih tertempel dengan lekat, dengan sendirinya aku tak tahu siapa yang mulai tapi sekarang kita berbalas lumatan demi lumatan mengatarkan rasa saling membutuhkan dan melindungi. Cukup lama kita dengan aktivitas tersebut tapi dia sudah tak membalas ciuman ini akupun membuka mataku dan ternyata reaksi obat tidur sudah mempengaruhi kesadarannya.
Akupun cepat bergegas mengubah tempat dudukku menyamai tempat duduk may yang menyerupai kasur.
Akupun membawa may ke dadaku sambil mengusap puncak rambutnya dan sesekali mengecup ramput May.

"cepat sembuh sayang, i love you" gumamku sambil mengecup puncak ramput May.

***

"Pak kita sudah sampai, " kata supir tiba-tiba, mungkin bukan tiba-tiba tapi akunya saja yang ngalamun.

"Iya, " ucapku dan mengaguk.

"Untung may minum obat tidur, " gumamku.

Akupun langsung bergegas turun dan menggendong may untuk langsung masuk kedalam rumah opah dan omah.

"Ya ampun alvin kamu apain may ko bisa gini, " ucap mamah histeris karena melihatku menggedong may, iyaa mamah udah di rumah omah sejak kemaren.

Aku melihat mama yang sedang di sebelah aku dan melihat may yang masih tertidur digendonganku dengan keadaan yang tak cukup baik apa lagi dengan kulit yang merah padam. "Mah kamar may dimana " tannyaku sambil berjalan kelantai dua diikuti mamah.

SORRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang