Tahap Satu

5.2K 264 15
                                    

Tiga hari berlalu setelah perang dunia Shinobi usai. Naruto masih terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit darurat. Ceritanya tak panjang, singkat saja. Naruto cedera karena chidori dari Sasuke. Yah, perang telah usai namun peperangan dalam benak Sasuke tak surut. Ia terus bergelut dengan dirinya dan masa lalunya. Dilembah akhir mereka bertarung mati matian. Naruto yang tak menginginkan pertarungan mencoba menghentikan Sasuke namun lelaki lain tak mengindahkannya. Sampai akhirnya Naruto mengalah dan menerima serangan Sasuke tanpa perlawanan. Detik itulah Sasuke mendapatkan jawaban dari perdebatan batinnya.

"Oi dobe, sampai kapan kau akan tidur?"

Sasuke menghela napas, sudah berhari hari tapi Naruto masih betah terpejam entah apa penyebabnya. Sakura bilang kondisi Naruto kian membaik tapi gadis itu juga tak tau apa yang membuat Naruto enggan bangun dari tidur panjangnya.

"Bahkan Kakashi sudah jadi hokage."

Sasuke menapaki kakinya di wilayah iner kurama. Matanya menangkap objek rubah ekor sembilan yang dicarinya.

"Apa yang membawamu kemari?" Kurama bertanya malas, kepalanya terkulai diatas lipatan tangannya. Diatas punggung rubah itu terbaring sosok pirang yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

"Apa Naruto masih belum pulih?" Tanya Sasuke to the point. Kurama menyeringai, mimik jahil itu membuat dahi Sasuke mengerut. Firasatnya tidak enak.

"Kenapa? Kau merindukannya?"

Kan. Rubah menyebalkan yang sayangnya berguna itu senang sekali menggodanya, sejak hari pertama Naruto koma, dihari itu ia menemui kurama dan rubah itu menggodanya. Sasuke mendecih sembari memalingkan wajahnya.

"Omong kosong."

"Kau bisa saja membodohi bocah itu tapi kau tak akan bisa membodohi ku."

Kalimat terakhir kurama menohoknya, rubah itu entah terlalu peka atau terlalu pintar. Sasuke memilih keluar dari sana kesal juga dia dengan rubah oranye itu.

"Cih."

"Cepatlah bangun atau kau akan melewatkan pelantikan Kakashi." Katanya terakhir kali sebelum memilih keluar dari kamar inap Naruto.

"Sudah cukup pura-puranya, gaki."

Naruto tersenyum dengan mata terpejam. Yah, dia tak koma hanya pura-pura saja. Entah apa tujuannya membohongi Sasuke, dia bahkan sudah pulih dihari pertama dibawa kerumah sakit.

"Sangkyu na kurama." Katanya tulus dengan senyuman lebar. Kurama mendecih, sebal dengan tingkah bodoh Naruto dan Sasuke. Kalau memang saling suka kenapa tidak ungkapkan saja? Mungkin tak ada satupun orang di Konoha yang memikirkan Sasuke sebanyak Naruto.

"Cih, dua orang bodoh yang selalu bersembunyi."

"Ey bukan begitu, kau kan tau sendiri bagaimana keras kepalanya Sasuke itu." Naruto mengelak dari tuduhan kurama membuat rubah itu berdecih malas.

"Alasan."

"Cih terserah."

"Kalau kau tidak cepat mungkin saja dia akan diambil oleh gadis lain nanti."

Naruto terdiam, ia tak takut sebenarnya karena ia pun tau kepada siapa hati Sasuke berlabuh. Namun kemungkinan Sasuke memilih gadis lain bukanlah hal yang mustahil terjadi.

"Aku ingin ramen."

"Jangan mengalihkan pembicaraan, dasar payah." Sekali lagi kurama menghardiknya, membuat Naruto cemberut karena kesal. Ia memutuskan duduk dipunggung kurama dengan wajah jeleknya.

"Aku masih menunggu waktu yang tepat tau!"

"Yayaya."

"Oi kurama!"

Between Me and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang