Tahap Dua; Rumah, langkah awal PDKT

3.2K 247 12
                                    

Esoknya Naruto keluar dari rumah sakit. Kondisi tubuhnya yang memang sudah pulih tak membutuhkan perawatan apapun.

"Ah~ akhirnya aku keluar dari ruangan berbau obat!"

Naruto merentangkan tangannya, menghirup udara segar yang segera menyapa paru-paru nya. Dia lebih terlihat seperti narapidana yang baru bebas ketimbang pasien yang baru sembuh.

Naruto berjalan beriringan dengan Sasuke disisinya. Entah sudah berapa lama mereka tak berjalan bersama seperti ini. Lagi-lagi rindu membuncah didada Naruto, padahal orang yang ia selalu tunggu ada disampingnya kini.

"Na Sasuke, dimana kau tinggal sekarang?" Naruto bertanya sembari menoleh menatap sisi wajah rupawan Sasuke.

"Di Padang rumput pinggir desa."

"Wah jauh sekali..."

"Boleh aku mampir?"

Sasuke berhenti berjalan. Wajah datarnya menatap Naruto tak minat.
"Kularang pun kau akan tetap datang bukan?"

Naruto terkekeh dibuatnya. Tentu saja ia akan datang! Jika tak diizinkan masuk dia akan mendobrak pintu rumah Sasuke. Tenang saja kalau ada kerusakan Yamato taichou yang akan memperbaiki. Enteng sekali kau berfikir Naruto.

"Tepat sekali. Jadi ayo."

Sepanjang perjalanan Naruto mengamati para warga desa yang memperbaiki beberapa kerusakan pada rumah mereka. Sepanjang jalan itu pula mereka menjadi pusat perhatian.

"Lihat itu, dua pahlawan Shinobi berjalan bersama!"

"Wah ada Sasuke juga. Dia tampan sekali."

"Naruto-san lebih tampan tau!"

"Andai saja Sasuke bukan mantan missing nin."

Bisikan bisikan itu cukup mengganggu ditelinga Sasuke. Meskipun wajahnya datar tanpa ekspresi tapi telinganya tak bisa berbohong.

"Merepotkan."

"Na Sasuke, sekarang kau jadi pusat perhatian semua orang."

Sasuke menghela napas, baginya menjadi pusat perhatian bukanlah hal yang menyenangkan. Kau bahkan tak bisa leluasa untuk sekedar berbelanja. Rasanya seperti tiap gerak gerikmu diawasi.

"Itu karena karena kau berjalan di sebelahku, dobe."

"Benarkah? Apa aku terkenal?"

"Kau buta ya?"

"Hahahah aku bercanda. Kau tau kadang perhatian berlebih juga menyebalkan." Naruto menggeleng tanda tak suka. Wajahnya berubah cemberut.

"Bukankah itu yang kau inginkan? Diakui orang lain?"

"Iya sih, tapi yang kubutuh adalah pengakuan, bukan perhatian berlebihan."

Apa bedanya? Jika kau diakui maka otomatis kau akan menjadi pusat perhatian. Kenapa sekarang itu menjadi hal yang berbeda?

"Terserah kau saja."

Mereka lalu melanjutkan langkah menuju kediaman baru Sasuke. Perjalanan mereka dipenuhi dengan perdebatan kecil dan ocehan Naruto yang tiada henti.

Sampai akhirnya mereka tiba ditempat tujuan. Rumah Sasuke persis di pinggir hutan perbatasan Padang rumput.

"Wah tempat ini ya, rasanya nostalgia sekali."

"Hn."

"Ayo masuk Sasuke!"

Naruto membuka kenop pintu rumah itu. Rumah panggung sederhana dengan satu lantai. Satu kamar tidur, satu ruang tamu, dapur sekaligus ruang makan dan dua kamar mandi.

Between Me and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang