Tahap Tujuh; Yang seharusnya

3K 225 6
                                    

All character is owned by Mr.masashi Kishimoto. Enjoy reading~
  
  
  
Sasuke termenung, ini sudah tengah malam dan dia belum bisa tidur bahkan untuk sesaat. Kepalanya terus berputar pada kejadian sore tadi. Naruto memintanya. Meminta Sasuke untuk terus bersamanya. Sasuke belum setuju tapi ia juga tidak menolaknya.

Jadi kejadiannya sore tadi Sasuke sedang berada dirumahnya, dan diluar sana ada Naruto yang sedang berlatih bersama para bunshin ditengah padang katanya sih dia gabut.

Setelah satu jam berlatih Naruto terkapar dengan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Napasnya terengah karena energi yang ia kerahkan untuk berlatih. Sasuke datang dengan sebuah handuk yang dilipat rapi.

"Kau harus mandi dobe." Katanya dengan wajah sinis sembari melempar handuk itu kewajah Naruto, membuat pemuda itu bangkit dan duduk bersila. Tangannya kemudian mengelap keringat yang membasahi wajahnya, rambut lepeknya ia usak dengan sedikit kasar.
Sasuke menelan ludah saat Naruto malah nyengir menghadapnya dengan rambut yang berantakan.

Sial sekali. Seperti dunia sedikit tidak adil saat Sasuke merasa Naruto terlihat seksi.

"Nanti saja, aku malas." Jawab lelaki santai

Sasuke memalingkan muka dan menatap lurus ke depan. Mencoba menghilangkan pikiran nyeleneh yang hinggap di kepalanya tadi.

"Jorok." Komentarnya singkat, membuat Naruto terkekeh mendengarnya. Naruto turut memandang kedepan sana, kehadapan Padang rumput luas yang membentang.

"Na Sasuke, ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Sasuke menoleh menatap Naruto dengan penasaran, tidak biasanya si pirang ini berbicara serius. Naruto menoleh, balas menatap Sasuke. Gurat lembut diwajahnya telak mempesona Sasuke, lelaki yang dulu ia kenal kekanakan dan konyol ini kini telah menjelma menjadi lelaki dewasa yang begitu tampan dan entah bagaimana berwibawa.

"Karena kau sudah tau semuanya jadi aku akan katakan dengan terang terangan." Lanjut Naruto saat Sasuke tak menjawab seolah membiarkannya meneruskan kalimat yang ingin ia ucapkan. Tangan Naruto bergerak, menggenggam tangan Sasuke yang ada disampingnya.

"Aku, Uzumaki Naruto, meminta izin kepada Uchiha Sasuke untuk menjadi pendampingnya mulai detik ini dan seterusnya." Kata Naruto tegas membuat Sasuke tak bisa berkata-kata. Jantungnya berdebar kencang seolah ingin keluar dari dadanya.

"A-apa yang kau bicarakan?"

Sial ia bahkan tergagap saking blank nya. Isi kepalanya kosong sedari Naruto menggenggam tangannya tadi.

Naruto tersenyum kecut mengingat kebodohannya dulu. Jari jempolnya mengelus punggung tangan Sasuke lembut, memberi afeksi nyaman dan aman bagi pemuda itu.

"Maaf, karena aku terlambat waktu itu. Kali ini aku tak ingin kehilangan lagi." Dengan hati-hati Naruto membawa tangan putih itu mendekat lalu mengecupnya, menyalurkan seluruh perasaannya yang menumpuk dan meluap.

"Na Sasuke, apa kau mengizinkanku?"

Sasuke masih diam ia tak tau harus menjawab apa, ia merasa harus mempertimbangkan lagi jawaban untuk permintaan Naruto ini. Sasuke bahkan membiarkan Naruto menyentuh sisi wajahnya, menyingkap rambut panjangnya yang terjuntai menutupi hampir sebagian wajahnya.

Mata lelaki didepannya ini jelas sekali menatap bibirnya. Sasuke tau apa yang Naruto inginkan, karena ia juga menginginkan hal yang sama. Sekalipun ia menutupinya, ia tak bisa menahan diri untuk tersipu malu.

"Bolehkah?" Naruto bertanya dengan suara yang hampir mirip bisikan. Sasuke hanya menutup matanya, tanda mengizinkan. Ia terlalu malu hsnya untuk sekedar mengangguk.

Between Me and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang