7

327 58 28
                                    

Suasana sebuah rumah sakit besar di Seoul terasa mulai sepi. Malam merayap bagaikan venom mendominasi. Seorang lelaki duduk didepan ruang kamar inap dimana istrinya baru dipindahkan dari igd. Ya... Ia memilih diluar untuk sementara waktu.

Wajahnya kusut, kemeja yang rapi tadi ia kenakan sekarang berantakan. Langkah kaki berjalan cepat tak membuatnya tertarik memandang sedikitpun.

"Seungwan!!!"

Seorang lelaki lain memanggil namanya, namun Seungwan begitu lelah meski hanya mengangkat kepala.

"Seungwan, Joohyun bagaimana??"

Seulgi,lelaki itu adalah Seulgi. Nafasnya tersenggal namun perhatiannya tertuju pada ruangan disebelah Seungwan.

"Aku akan masuk"

Lelaki Kang itu memilih meninggalkan Seungwan.

"Kami kehilangannya Seul"

Tangan yang sudah berada di kenop pintu itu berhenti. Kakinya tertahan oleh suara Seungwan yang terdengar parau..

"Ini salahku"

Ucapnya disela kekecewaan pada dirinya sendiri, Seulgi kembali mendekati Seungwan, lelaki bermata sipit itu merangkul sahabatnya yang sedang berantakan.

"Bukan salahmu wan"

Ucapnya menepuk beberapa kali bahu Seungwan.

"Seungwan-ah"

Perhatian kedua lelaki itu beralih kearah pintu kamar Joohyun dimana Jisoo keluar dari sana bersama salah satu dokter yang menanganinya Joohyun ketika mereka baru saja sampai.

Seulgi dibuat tambah bingung, dokter Jisoo memanggil Seungwan secara informal.

"Bisa ikut saya sebentar?? Untuk menjelaskan kondisi Joohyun-ssi?"

ucap Dokter disebelah Jisoo yang menangani saat Joohyun sampai tadi. Seungwan diam, beberapa saat kemudian, lelaki itu mengusap wajahnya kasar. Matanya melirik kiri dan kanan..

"Katakan saja disini dokter, tidak apa-apa"

Ucapnya pada akhirnya, meskipun keberatan Jisoo dan sang dokter mencoba memahami kondisi Seungwan. Lelaki itu nampak begitu terpukul.

"Seperti yang kita lihat tadi, Joohyun-ssi mengalami keguguran secara lengkap, maksudnya mohon maaf, janin keluar dengan sendiri"

Jisoo menghela nafasnya berat saat menemukan tatapan sendu Seungwan kepadanya. Terlihat jelas bagaimana sedihnya dia.

"Sehingga tak diperlukan tindakan kuret, sekarang kondisi Joohyun-ssi masih sedikit lemah, dan dalam pengawasan saya untuk mementau tidak ada pendarahan lanjutan"

Seungwan tak menjawab, namun mengangguk pelan sebagai jawaban, ia bisa merasakan Seulgi beberapa kali menepuk pundaknya, berharap akan meringankan sedikit sedih sahabatnya itu.

"Terimaksih dokter, bolehkah kami masuk??"

Sang dokter mengangguk, namun ia mengkhawatirkan suami dari pasiennya ini.

"Ayo..."

Seulgi menarik tangan Seungwan untuk masuk bersamanya. Namun, lelaki bermarga Son itu bergeming.

"Jaga Joohyun sebentar Seul, aku ingin keluar"

"Ne??"

"Hanya sebentar"

*********

"Hii...sudah terasa lebih baik??"

Seulgi ingin memukul kepalanya sendiri menanyakan hal seperti itu pada Joohyun yang terbaring diranjang rumah sakit lengkap dengan pakaian khas tempat itu.

Two Sides: Love Me RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang