"Kumohon, ayo pertahankan anak kita, aku berjanji akan melakukan semua yang terbaik untuk keluarga kecil kita Hyun-ah,, jebal"
Joohyun mengehela nafasnya memejamkan matanya mengusir semua hal buruk dalam pikirannya.
"Baiklah..tolong tetap bersamaku wan, aku takut tidak bisa menjaganya.. dan satu hal lagi..."
Seungwan menatap mata Joohyun, menunggu sang istrinya melanjutkan kaliamatnya.
"Rahasiakan keadaan ini.. aku juga memohon"
***************
Seungwan, menatap wajah tidur Joohyun yang sangat damai. Lelaki itu tak pernah berhenti bersyukur diberikan wanita ini dalam hidupnya.. ia tahu kenapa Joohyun gila bekerja, ia tahu alasan kenapa Joohyun harus mencapai semua keinginannya.. ia ingin menukar kehidupan pas-pasan keluarganya yang membesarkannya dan cemooh orang banyak dengan berbagai prestasi dan materi yang bisa ia beli dengan kerja kerasnya sendiri,, dan See?? Joohyun mampu membuktikannya. Seungwan takkan protes, karna pada dasarnya dua manusia itu adalah langit dan bumi.
Seungwan melirik jam dinding dikamarnya yang menunjukkan pukul 2 malam lewat. Lelaki itu membuka laci disebelah tempat tidurnya, mengambil sebuah foto keluarga yang enggan ia pajang di ruang tamu.
Seungwan mengelus dua sosok yang tercetak disana.
"Appa.. aku merindukanmu"
Bisiknya lirih, ya.. jika Joohyun dibesarkan dari keluarga sederhana, maka berbeda dengan Seungwan yang dilahirkan diluar negri dan hidup penuh dalam kemewahan. Di usia 6 tahun keluarganya kembali kekorea karna ayahnya memiliki visi dan misi untuk menjadi salah satu orang yang membuat gedung-gedung tinggi nan indah dinegaranya sendiri. Seungwan bertemu Seulgi, seorang anak lelaki seumuran dengannya dan menjadi sahabatnya sejak saat itu.
Hingga suatu hari saat Seungwan berada di Tahun kedua junior high school, masa foya-foya sebagai putra seorang arsitek sukses dengan kehidupan ibu sosialita berubah dalam satu malam membawa keluarganya ketitik terendah karna ayahnya ditipu dan dijadikan kambing hitam dalam sebuah kasus hukum besar. Semua hartanya disita, membuat Seungwan dan ibunya bahkan tak memiliki tempat tinggal dan ayahnya mendekam dipenjara. Ia masih bersyukur, kelurga ibunya mau menampung mereka.
Ah..satu lagi, disuatu malam musim panas ia dihubungi bahwa ayahnya melakukan bunuh diri didalam sel tahanan. Seungwan tidak menangis,,semuanya terasa mimpi buruk dan Tuhan enggan membangunkannya.
Seungwan, lelaki itu dipaksa mandiri oleh keadaan. Saat ia memasuki universitas, ia harus mencari pekerjaan sampingan.. apapun itu. Dan disanalah ia bertemu gadis tercantik yang pernah ia temui.. Bae Joohyun. Seungwan tak pernah begitu menginginkan sesuatu, namun untuk Joohyun,, ia melakukan apapun yang bisa menarik perhatian gadis Daegu yang pendiam namun penuh pesona yang tak mampu membuat Son Seungwan berpaling barang sedikitpun.
"Kenapa bangun?? Mimpi buruk?"
Joohyun mengucek mata sembabnya mendekat kearah Seungwan yang bersandar di headboard. Dengan cepat Seungwan menyimpan kembali foto yang ia lihat tadi kebawah bantal. Lelaki itu merasa bersalah, Joohyun menangis seharian tadi karna mengetahui kehamilannya higga matanya sembab seperti sekarang. Seungwan sadar, Joohyun akan mengalami kesulitan untuk 9 bulan kedepan, apalagi berbagai ketakutan Joohyun untuk melahirkan nanti.
"Hmmm..tidur lagi saja..masih pusing?"
Joohyun menggeser kepalanya berbaring diatas paha Seungwan, membawa telapak tangan lelaki itu untuk ia peluk.
"Apa yang kau pikirkan jam segini? Harusnya peluk aku..aku memiliki mimpi buruk"
"Mimpi buruk??"
Joohyun mengangguk, kehamilan yang tak ia harapkan membuatnya memimpikannya saat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides: Love Me Right
FanfictionSiapa bilang menikah adalah akhir dari tujuan sebuah kisah cinta?? Hidup akan semakin sulit hingga cinta saja tak cukup, namun sialnya si Cinta seperti tak rela diam saat orang-orang berjuang untuk pundi-pundi uang. Disaat itulah, sebuah kepercayaan...