10

639 52 31
                                    

Suasana santai terasa sangat menyenangkan diruangan milik Seulgi. Ah ..barangkali author salah mendeskripsikannya, tidak santai juga, karna Seulgi nampak sedikit serius dengan tatapan tanpa dosanya seperti biasa, sedangkan Rose melipat kedua tangannya didada menyimak percakapan yang terjadi.

"Seulgi-ya.. kumohon, jangan aku ya?? Aku memiliki rencana ke Daegu dengan Joohyun"

Rose memutar bola matanya malas mendengar permintaan Seungwan kepada atasannya itu.

"Aku tahu, Lalu siapa yang bisa menggantikanmu??"

Lagi-lagi Rose ingin memukul kepala kedua orang yang duduk saling berhadapan itu. Terlepas dari keinginannya bisa berdua dengan Seungwan, ada hal lain yang membuatnya ingin Seungwan ikut dengannya. Ia ingin melihat sejauh mana perkembangan lelaki itu dalam hal yang menjadi pekerjaannya ini.

"Ya kalian!!!"

Suara tegas Rose membuat Seulgi dan Seungwan menoleh kearah sigadis satu-satunya disana. Hawa gelap memenuhi ruangan penuh lukisan itu.

"Kang Seulgi, kau itu pemimpin, kau tak bisa menuruti semua keinginan karywanmu, meskipun statusnya sahabatmu"

Ucap Rose melirik Seungwan dan Seulgi bergantian.

"Dan Kau Wendy Son"

Tunjuk Rose kearah Seungwan dengan dagunya. Untuk beberapa detik, Seungwan diam... Wendy Son?? Nama yang sudah jarang ia dengar seseorang memanggilnya. Nama yang ia gunakan selama ia di Kanada, nama yang terakhir kali ia dengar dari bibir gadis yang sama di masa remajanya dan hari ini.

"Fokuslah ke pekerjaanmu terlebih dahulu, aku tahu betapa payahnya kalian berdua, jika aku tak disini aku bahkan melihat kehancuran esok hari karna ulah kalian!! Astagaaa,, terserah"

Dengan begitu Rose keluar dari ruangan tanpa menunggu jawaban dua sahabat itu.

"Kau lihat??aku pikir kau sudah dapat jawabannya Seungwan-ah"

Lemah Seulgi, ia ingin mengizinkan Seungwan untuk pergi ke Daegu namun yang dikatakan Rose juga benar.

"Aiishh..aku sangat buruk menjadi pimpinan"

Keluh Seulgi menjatuhkan kepalanya diatas meja kacanya. Ia masih tidak fokus dengan bisnis yang ia pegang dan sekarang ia membuat orang yang paling bekerja keras disini marah.

"Maaf Seul, aku akan bilang pada Joohyun bahwa aku tidak bisa, lain kali saja. Jangan merasa bersalah, akulah yang salah..biar aku yang bicara dengan Chaeyoung"

Setelah mengatakan hal tersebut, lelaki Son itu beranjak hendak menyusul Rose.

"Seungwan-ah..."

Suara Seulgi membuat Seungwan yang sudah diambang pintu berbalik.

"Kau tahu kan bahwa aku sangat ingin mengizinkanmu"

Ucap Seulgi, suara lelaki itu sarat akan penyesalan. Ia menatap sahabatnya dengan tatapan bersalah karna harus mengambil keputusan seperti ini.

Seungwan tersenyum, tentu saja ia tahu hal itu. Mereka bukan pengangguran lagi yang bisa kemana saja tanpa ada yang melarang..mereka memiliki tanggungjawab besar sekarang.

********

"I heard it again after a long time"

Suara Seungwan membuat gadis yang sibuk dengan lembaran kertas dihadapannya itu meliriknya sekilas, kemudian ia kembali fokus dengan apa yang ia kerjakan tanpa peduli kehadiran Seungwan.

"Why?? It's your name, and it's printed on all your legal identity, am i wrong??"

Seungwan tersenyum tipis saat Rose masih enggan menatap kearahnya. Ia masih mengakui, cara marah Rose tetap sama seperti beberapa tahun yang lalu, menggemaskan.

Two Sides: Love Me RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang