Lingga kembali menyeruput es jeruk miliknya sembari memperhatikan teman satu gengnya yang tengah asik bernyanyi menggunakan gitar dan ember sebagai alat musik. Lingga beberapa kali terlihat mengangguk-anggukan kepalanya menikmati suara dari Deo, lumayan mengganggu psikis gendang telinga. Tapi setidaknya suara deo sedikit lebih bagus dari pada suara Rama si ketua kelas.
Lingga melempar gelas plastik bekas es tadi kearah tong sampah di samping Caraka. Kemudia beralih mengambil gitar di tangan Sendra untuk ia mainkan.
"Pasang tarif oy. Cuman nyanyi doang gak dapet duit rugi kita cuman dapet capenya doang, goblok!" seru Nendra nyolot. Human satu ini memang ketika berbicara tak bisa sedikit santai, bawaanya pengen ngajak orang baku hantam.
"Dih bangkrut bokap lo sampe mau ngamen," ujar Caraka.
"Ya kali bokap gw bangrut, yang ada di tutup juga ni sekolah. Bego lo," sahut Nendra tak trima.
"Iya juga woy kan bapaknya direktur sekolah," timpal Deo.
"Gini bener punya temen," ucap Lingga sambil menggenjreng gitar asal.
"Kenapa? Cakepnya kelewat?" tanya Sendra.
Lingga menggeleng lantas menjawab. "gobloknya pada natural banget."
"Anjing," seru Nendra dan Deo bersamaan tanpa suara.
Sedangkan Caraka mengacungkan jari tengahnya kearah Lingga yang malah mengedikan bahunya acuh.
Begitulah kelakuan anak-anak Laskar ketika jam pelajaran sedang kosong atau tengah beristirahat, mereka hanya akan melakukan hal-hal random yang menurut mereka itu lebih berguna dari pada harus berdiam diri.
"Pengen makan gw," Caraka memegangi perutnya yang terasa kosong.
"Gw juga," imbuh Nendra, padahal dirinya baru saja menghabiskan sebungkus kripik milik Sendra.
"Lambung lo segede apaan ndra? Baru juga abis makan kripik udah laper lagi lo," cibir Sendra.
"Oh itu tadikan cuman cemilan gak bisa buat mengenyangkan perut gw," jawab Nendra santai.
"Anjir cuman cemilan padahal lo ngabisin sebungkus gede," Deo menggeleng tak habis pikir dengan perut Nendra yang tak ada kenyangnya.
"Beresin ini," Lingga menyerahkan gitar sendra pada si pemilik kemudian membersihkan tempat mereka berkumpul barusan.
Anak-anak Laskar memanglah geng yang paling terkenal dan di segani seantreo sekolah maupun luar sekolah, bukan karena setiap anggotanya adalah anak dari para pengusaha kaya di ibu kota. Namun, karena kekuatan dan solidaritas mereka merajai jalanan.
Walau tergabung dalam sebuah geng tapi nyatanya beberapa di antara anggota Laskar adalah siswa-siswa berprestasi yang selalu berhasil mengharumkan nama sekolah, termasuk kelima inti Laskar.
Narapati Kalingga Paramarta adalah pemimpin Laskar generasi ke4. Selain tampan Lingga juga terkenal hebat dalam segala mata pelajaran, dirinya juga menjadi ketua tim basket putra SMA Cakrawala.
Caraka Kaivan Dirandra wakil Laskar. Caraka sama seperti Lingga yang selalu unggul dalam segala bidang namun ia tak sehebat sang ketua saat menghadapi ruang LAB dengan segala peralatannya.
"Akhirnya...kantin gw dateng," seru Nendra dengan begitu semangat sembari merentangkan kedua tangannya ke udara.
Ranendra Atreya. Si emosian dengan segala omongan nyelenehnya, tapi walau begitu Nendra adalah siswa berprestasi yang selalu mengharumkan nama sekolah dalam kejuaraan futsal.
"Jangan malu-maluin pe'a' " Deo menggeplak belakang kepala Nendra pelan setelah mendengar ucapan anak itu.
Deo Bimantara. Sumber gosip Laskar. Deo selalu saja membawa berita baru di setiap kesempatan. Bahkan dua hari yang lalu dirinya membawa berita jika tetangganya di tangkap polisi karena kasus korupsi. Selain itu Deo juga adalah salah satu anggota futsal sama seperti Nendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALINGGA
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA! Narapati Kalingga Paramarta. Cowok dengan wajah tanpa ekspresi. Dia adalah ketua geng motor yang di segani se-indonesia. Lingga adalah pemimpin Laskar generasi ke-4 setelah Damar pramudya, ayahnya sendiri. Menjadi pemimpin bukan...